Intelligent people solve all the problems whereas smart people do not get stuck in problems. Only dumb people try to impress smart people. Smart people just do what they do. The smarter you are, the more selective you become. ~ Robert
"Tik Tok, waktumu habis Patrick. Kau tak bisa kemana mana. Semua anak buahmu sudah mati." Kata Draco
"Oh dan sekarang kau membunuhku?"
"Tentu saja dengan senang hati aku akan membunuhmu." Kata Draco singkat
"Apa kau selalu ingin menuruti apa kata James itu? Kau dibodohi. Anak kecil yang malang. Seperti anjing yang selalu menuruti apa kata pemiliknya. The child can be a victim."
"Hentikan kiasanmu itu."
"Apa kau tak tahu Nostra Santino memiliki misteri Drac? Oh ya organisasi itu berdiri dengan berbagai misteri yang menyelimutinya." Seringai Patrick
"Apa maksudmu?! Jangan membual!"
"Apa yang kukatakan yaitu menyatakan kebenaran. Setiap anggota Nostra Santino memiliki rahasia tersembunyi termasuk kau."
"Apa?! Aku?! Kau pasti sudah gila!"
"Apa menurutmu hanya sebuah kebetulan kalau James memilihmu? Tak ada yang namanya kebetulan. Apa kau tidak tahu dia selalu mengamati kalian. Oh dia ada dimana mana Drac. Dia mengawasimu dalam waktu yang lama. Apa kau tak pernah merasa wajahnya terasa familiar bagimu?"
"Dasar sinting."
"Kau boleh anggap aku gila. Tapi pada akhirnya kau akan mengerti. Pada akhirnya kau sendiri yang akan membongkar semua misteri yang ada. Tebak apa yang terjadi di masa lalu. Pecahkan semua misteri itu."
Dor!
"Headshot!!" Kata Luke dari seberang gedung.
"What The Fuck Luke?!?! Dia belum selesai bicara!!! Fuck You Luke!!!"
"Apa salahku? Memangnya dia bicara tentang apa?"
"Aargghh sudahlah. Hanya pembicaraan yang tak penting. Seharusnya kau bilang padaku kau akan menembaknya. Kau membuat jantungku lepas. Jangan tiba tiba menembaknya. Kau hanya membuatku kaget saja." Kata Draco sambil menyalakan mobil Devel Sixteen.
"Baiklah baiklah maaf."
"Bagaimana dengan Charlie?"
"Dia masih dalam misi pencuriannya."
"Baiklah kutemui kau nanti. Aku akan menuju Vauxhall Bridge terlebih dahulu." Kata Draco sambil melaju dengan mobilnya. Draco masih memikirkan apa yang dikatakan Patrick Goyle tadi.
Memang apa yang sebenarnya terjadi. Misteri misteri sekarang bermunculan. Belum kupecahkan apa yang terjadi denganku dulu. Sudah ada misteri lain. Instingku mengatakan Patrick tidak berbohong. Tapi tak bisa kutanyakan secara langsung pada mereka kan? Ini gila aku harus memecahkannya sendiri.
***
"Tinggal, Mr.Two Face, Federick Anderson, Erick Garner. Setelah itu kita bisa hidup tenang. Sudah kucari kemana mana tapi aku hanya menemukan beberapa foto tentang Mr Two Face ini. Tapi foto ini sangat tak membantu karena orang ini selalu memakai bermacam macam topeng jika ia pergi. Sepertinya Ia tak pernah melepas topengnya. Apalagi aku takut mengalami kebocoran data atau mungkin diretas balik. Karena yang kutahu Mr.Two Face sangat pandai meretas sepertiku. Aku tak mau meremehkan musuh kita." Kata Robert
"Sisa 3 orang lagi. Aku mau mereka mati secepatnya. Lebih cepat lebih baik."
"Ini tak akan mudah. Aku rasa mereka akan bersembunyi lagi selama beberapa bulan."
"Apakah kita harus meminta bantuan Kingstone soal ini?"
"Ya. Jika mereka benar benar bisa membantu kita. Kita tak punya pilihan lain."
"Dimana akal sehatmu James?!?! Bagaimana jika mereka akan mengkhianati kita?!?! Kita semua tamat!!"
"Mereka tidak akan melakukan itu."
"Bagaimana kau bisa tahu hah?!?! Kau bukan peramal!!!"
"Insting."
"Jesus Christ!"
"Baiklah aku dan Draco akan kesana sekarang juga." Kata Charlie sambil menarik tangan Draco menuju mobil Mc LarenP1 nya.
"What The Fuck Charlie!"
"Percayalah kau tidak mau melihat mereka bertengkar." Kata Charle sambil menyalakan mobilnya dan melaju ke mansion Kingstone
"Charlie? Apa kau pernah bermimpi kau mengalami sesuatu tapi seolah olah kau pernah mengalaminya namun kau tidak pernah ingat kau pernah mengalaminya. Mimpinya terasa sangat nyata. Seolah olah aku pernah mengalaminya."
"Entahlah. Lagipula itu hanya mimpi."
"Ya. Kurasa kau benar. Apakah menurutmu Nostra Santino mempunyai rahasia? Maksudku seperti misteri?"
"Pffttt Bhahahahahahahaha pertanyaan bodoh macam apa itu? Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
Kurasa Charlie juga tak mengetahuinya
"Tidak ada. Hanya terlintas dikepalaku begitu saja."
***
"Tunggulah di halaman belakang Drac. Aku akan bicara pada Paman Steve dan Chris tentang ini." Kata Charlie lalu melangkah pergi.
Draco hanya mengangguk lalu berjalan ke halaman belakang. Tak lama kemudian Charles pun datang menghampirinya.
"Hei, lihatlah dirimu kau sudah besar. Wajahmu sangat mirip ibumu. Terutama mata hijaumu itu. Mirip sekali dengannya. Melihatmu membuatku mengingat ibumu kecuali warna rambutmu itu.Warna rambutmu sama dengan warna rambutku. Sungguh mengesankan ketika semua anggota Kingstone memiliki mata biru dan cokelat kaulah satu satunya anak yang bermata hijau."
"Yah begitulah. Apa aku bukan anakmu karena tidak memiliki mata berwarna biru ataupun cokelat?!"
"Tidak kau adalah anakku hanya saja kau lebih mirip ibumu daripada denganku hanya warna rambutmu dan sifatmu yang berbeda dengannya. Hanya karena warna matamu berbeda bukan berarti kau bukan anakku. Kau juga adalah keturunan Krystall yang bermata hijau itu wajar."
"Jadi Charlie juga anakmu? Kenapa dia adalah satu satunya anak yang berambut pirang di anggota Kingstone dan Krystall. Tak ada yang memiliki rambut pirang di keluarga ini selain dia. Semua keluarga Kingstone maupun Krystall berambut cokelat kenapa dia satu satunya anak berambut pirang meskipun dia punya mata biru seorang Kingstone?"
"Dia mirip sekali dengan paman Steven wajahnya mirip sekali. Oh aku lupa memberitahumu,semua Kingstone dulu pirang ketika masih kecil. Bahkan kau juga pirang ketika masih kecil. Lama kelamaan warna pirang itu terganti dengan warna cokelat. Itu sudah biasa. Dari keturunan. Hanya rambut Charlie saja yang tidak berubah menjadi cokelat. Jika kau tak percaya ini adalah foto Steven dulu. Apa kau tak ingat dulu Paman Steven punya rambut pirang saat kau masih kecil? Bukannya paman Steven sering bermain denganmu dulu?"

"Entahlah aku rasa aku benar benar lupa. Jadi apa yang sebenarnya kau lakukan disini?"
"Pertanyaanmu itu sedikit mengusir bagiku. Tentu saja melihat puteraku."
"Ayolah hentikan omong kosong ini. Sejak kapan kau menjadi peduli pada kami? Bukannya kau lebih mementingkan uang dan bekerja? Dan aku juga minta maaf karena tak bisa mrnyelamatkan jalangmu tapi itu sepadan dengan apa yang dilakukannya terhadapku bertahun tahun yang lalu."
"Kau benar aku adalah seoramg ayah yang terburuk dan terberengsek di dunia ini. Tak masalah bagiku jika kau membunuh jalang itu. Dulu aku ditipu dengannya. Dia tak pernah mencintaiku ataupun mencintai kalian. Dia hanya mencintai uangku. Apalagi dia selalu menghambur hamburkan uangku dan sudah berselingkuh mungkin ratusan kali."
"Dan kau baru sadar semua itu?"
"Ya, Steven yang memberitahuku semua itu. Awalnya kukira apa yang dikatakan adalah omong kosong tapi setelah dia memberikan rekaman rekaman apa yang telah dilakukannya-
"Kau menyesal. Kau sangat marah. Merasa dibodohi dan putus asa. Harapanmu seketika hancur. Apa aku benar?"
"Ya."
"Karena itu kau peduli dengan kami? Karena kau sesudah kehilangan arah?"
"Antara ya dan tidak. Semenjak kalian menghilang rasanya ada sesuatu yang kurang. Padahal aku tak merasa aku kehilangan sesuatu. Apalagi saudara saudaraku terus terusan memberiku foto tentang masa kecil kalian. Lama kelamaan aku sadar. Aku tak pernah ada untuk kalian. Seharusnya yang menemani kalian bukan mereka. Seharusnya aku tapi aku terlalu hanyut dalam harga diri, uang, dan pekerjaan. Entah kenapa meski pikiranku lelah, dompetku terus menginginkan uang."
"Kau baru menyadari itu semua sekarang?"
"Aku menyadari hal yang terpenting di dunia ini bukan hanya uang namun kebahagiaan bersama orang orang yang disayangi adalah yang terpenting. Waktu lebih berharga daripada uang. Entah kenapa ketika aku melihat ke luar jendela di perusahaanku. Kulihat beberapa kali anak sedang bahagia bersama orang tuanya. Saat itu hatiku sedih karena aku sadar semua yang kulakukan sangat salah dan tidak mungkin bisa memperbaikinya. Aku minta maaf, aku tak pernah ada di sisimu tapi aku disini sekarang."
"Aku tau rasanya itu, setiap kali kau melihat keluarga orang lain bahagia. Kau pasti sangat menginginkan hidup seperti mereka. Merasa disayang ataupun menyayangi satu sama lain. Seperti keluarga yang sempurna dan bahagia. Aku memaafkanmu ayah. Aku tahu kau sempat sesat di jalan, tapi semua tidak akan sama seperti keluarga lain pada normalnya. Kau tak bisa mengulang waktu dan membuat keluarga ini menjadi sempurna ayah. Semua tak akan sama karena dari awal memang sudah begitu. Kau tak bisa langsung memperbaikinya di akhir. Meski kau sudah memperbaikinya semua tak akan seperti yang kau harapkan, semua pasti sudah membekas dan kau tak bisa menghilangkannya, semuanya akan berbeda. Penyesalan memang selalu datang di akhir. Tak ada namanya penyesalan di awal." Kata Draco sambil melangkah pergi.
Charles pun tak bisa berkata kata lagi. Hanya bisa diam. Kata kata pun tak bisa keluar dari mulutnya. Apa yang dikatakan puteranya benar.
I can't forgive what I did in the past.