"Lyra."
Cepat-cepat Martin membantu Lyra bangkit. Akibat perbedaan tenaga, Lyra yang lebih banyak berdampak tabrakan tersebut. Bisa Martin lihat wajah Lyra pucat. Napas Lyra saling bersahutan, berlomba-lomba mengambil pasokan udara sebanyak mungkin.
Lyra belum melihat Martin, tapi Lyra yakin orang yang ia tabrak adalah Martin. Sebab Lyra sengaja melakukan itu. Lyra berlari sekencang-kencangnya sebelum Martin keluar kawasan rumah sakit.
"Aku lelah, bisa tolong berikan air putih?"
Lyra kesulitan bicara, kalimat pun terputus-putus.
"Cepat beli air mineral," ucap Martin pada salah satu bawahannya.
Sementara itu Lyra sedang mengatur napas. Lyra belum pernah selelah itu. Bahkan ketika menjadi buronan Martin dan penyerangan pun, rasanya tidak seletih yang ia rasakan saat itu. Lyra benar-benar lelah.
Dugh.
Martin refleks memegang tubuh Lyra ketika perempuan itu tiba-tiba terjatuh di dadanya. Otak Martin langsung berpikir kalau Lyra pingsan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com