Ursilla menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan otaknya yang mendadak panas di antara rasa dingin yang dia rasakan. Antares masih menangis padahal Ursilla sudah berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak akan mati hanya karena bersin. Tapi, sepertinya tidak mudah membuat merman yang satu itu mengerti. Mungkin karena Antares sering dibohongi sehingga dia menganggap semua yang dikatakan oleh orang lain suatu kebohongan yang baru.
"Antares, tenang, oke? Pertama-tama, bisa bawa aku ke tepi?" Tangan Ursilla berada di bahu Antares dan meremasnya kuat agar menarik perhatian merman tersebut.
Napas Antares tersendat, lengan yang awalnya digunakan untuk menutupi matanya, kini sudah diturunkan. Telinga Antares yang layaknya sayap kupu-kupu terlihat turun seakan tak mempunyai semangat. Wajah Antares sembab membuat Ursilla tak tega melihatnya.
Antares melirik Ursilla. "Manusia, apa kamu akan baik-baik saja jika aku membawamu ke tepi?"
Ursilla segera menganggukkan kepala. Akhirnya ada satu ucapannya yang ditanggapi serius oleh Antares. "Aku akan merasa lebih baik. Di dalam air sangat dingin."
Antares memiringkan kepala lalu memasukkan tangannya ke dalam air. "Dingin?"
Ursilla memasang senyum mencoba sabar menghadapi sikap Antares. "Iya, dingin. Aku kedinginan. Jadi, tolong bawa aku ke tepi."
Antares mengangguk mengerti. "Baiklah, Manusia. Kamu terlalu banyak meminta, tapi aku akan menurutinya."
Lengan Antares yang melingkar di pinggang Ursilla mengerat. Ekor Antares bergerak pelan dan tangannya menggapai tepi rawa-rawa. Mereka akhirnya tiba di tepi dan Antares segera mengangkat tubuh mungil Ursilla untuk didudukkan di celah-celah batu yang mengelilingi rawa.
"Terima kasih." Ursilla tersenyum manis menciptakan rona merah pada pipi Antares. Telinga Antares bahkan bergerak naik-turun seakan mengungkapkan perasaan senang yang dia rasakan.
Melihat pemandangan lucu tersebut, Ursilla tak dapat menahan diri untuk tidak menyentuh telinga unik yang baru pertama kali dia lihat. "Apa telingamu seperti ini sejak awal?"
Antares mengerutkan keningnya merasa heran dengan pertanyaan yang diajukan Ursilla. Menurut Antares bukankah memiliki telinga layaknya sayap kupu-kupu adalah hal yang normal untuk dimiliki oleh para kaum siren?
Ursilla meringis ketika menyadari bahwa pertanyaannya sedikit tidak masuk akal. "Sudahlah tidak usah menjawab pertanyaanku sebelumnya."
Lagi-lagi Antares hanya mengangguk menurut. Sepertinya Antares pria yang selalu menuruti perkataan orang-orang di sekitarnya. Sikap penurutnyalah yang menjadi salah satu penyebab Antares tidak memiliki teman di antara kaum siren.
Siren. Ras yang satu itu hidup bergerombol di laut terdalam bersama dengan makhluk-makhluk laut lainnya. Walaupun hidup bergerombol, sebenarnya mereka hanya mementingkan kecantikan diri sendiri. Selalu bersaing satu sama lain untuk menunjukkan siapa yang tercantik di antara yang lain.
Jika tak dapat menentukan siapa yang tercantik, maka akan terjadi pertarungan sengit. Tak heran kematian sering terjadi di ras siren dan keberadaan mereka hanya sedikit saja karena yang menjadi penyebab punahnya merman dan mermaid yaitu dari kaumnya sendiri.
Egois, angkuh, sombong, persaingan yang tinggi dan merasa paling hebat di antara ras lain. Itulah sifat-sifat dari kaum siren yang selalu dimiliki. Namun, Antares tidak memiliki sifat seperti itu. Dilihat dari manapun, Antares merman yang memiliki sifat baik dan polos.
Bukannya bersaing, Antares mungkin akan menjadi bahan pembullyan. Wajah-wajah polos Antares memang minta untuk dibully sehingga dia terasingkan dari kaumnya sendiri. Lagipula, fakta bahwa Antares merman setengah manusia membuat Antares tak bisa berlama-lama di laut terdalam.
Di malam hari seperti ini, penglihatan Antares di air berkurang drastis. Pupil mata yang seharusnya bisa melihat di gelapnya air yang ada di laut terdalam, semakin dibatasi saat hari menjelang malam. Sehingga Antares akan singgah di rawa-rawa setiap malam hari. Lalu, esok paginya dia akan kembali ke laut terdalam untuk menerima pembelajaran dari kakeknya.
"Antares, bukankah sulit untuk hidup sendirian?" Ursilla tiba-tiba menjadi galau karena masa lalu menyeruak di pikirannya. Memikirkan nasib Antares yang menyedihkan membuat Ursilla merasa simpati juga terhadap dirinya sendiri.
Antares mengedipkan mata mengamati ekspresi pahit di wajah Ursilla. Sedetik kemudian Antares menganggukkan kepala menyetujui ucapan Ursilla. "Ya, itu sulit, Manusia! Aku mungkin tidak akan bisa hidup jika Kakek tidak ada. Ibu selalu menolak kehadiranku, tapi dia akan marah-marah jika aku menghilang terlalu jauh."
Kepala Ursilla dengan cepat menoleh ke arah Antares ketika mendengar cerita hidup Antares yang keluar dari mulut merman itu sendiri. Ursilla sebenarnya sudah tahu tanpa Antares menceritakannya. Tapi, mendengar nada kesedihan dalam ucapannya, Ursilla tak tega untuk menghentikan Antares bercerita akan kesedihannya. "Kenapa ibumu marah-marah setiap kamu menghilang? Bukankah sejak awal dia sudah menolak kehadiranmu?"
Bibir Antares melengkung ke bawah, telinganya bahwa terkulai mengikuti suasana hatinya yang memburuk. "Awalnya aku mengira Ibu bagaimanapun menyayangiku. Tapi, ternyata dia khawatir dengan kecantikan yang ku miliki. Dia berkata untuk menjaga kecantikan ku agar suatu hari nanti ibu bisa mengambilnya dariku untuk dirinya sendiri."
Napas Ursilla seketika tercekat. Kepalanya tiba-tiba mengingat kalimat-kalimat yang ada dalam novel Love to Ursilla yang menjelaskan mengenai riwayat hidup Antares.
{ Antares Ocean, merman setengah manusia tersebut memiliki kecantikan yang tidak kalah dari merman asli. Kecantikan tersebut memberikan rasa iri pada ibunya sendiri. Saat usia Antares beranjak dewasa, sisik kecantikannya diambil oleh sang ibu sehingga Antares harus menjadi merman yang cacat. Sisik-sisik di ekornya mengelupas dan tidak lagi terlihat cantik seperti sebelumnya karena sang ibu sudah mengambil sisik kecantikannya untuk dirinya sendiri. }
Pada dasarnya, bangsa siren memiliki dua sisik penting untuk kelangsungan hidup mereka. Satu, sisik kecantikan yang berbentuk sebuah benda yang sering dipakai oleh merman dan mermaid untuk membuat mereka terlihat unggul dibandingkan yang lain. Sisik kecantikan terhubung dengan kecantikan yang dimiliki oleh para siren. Jika sisik tersebut diambil dari mereka, maka kecantikan mereka akan menghilang. Sisik-sisik mengkilat mereka akan terkelupas sedikit demi sedikit hingga menyisakan daging tanpa kulit.
Kedua, sisik kehidupan. Sisik kehidupan tidak sama dengan sisik kecantikan yang berbentuk sebuah benda. Sisik kehidupan berwarna emas dan disembunyikan dengan baik oleh pemiliknya.
Sesuai namanya, sisik kehidupan berarti kehidupan siren itu sendiri. Jika sisik kehidupan mereka diambil untuk diberikan pada orang lain atau dihancurkan hingga menjadi buih-buih air, maka mereka akan hancur pada saat itu juga. Jadi, para siren sangat sensitif dengan dua sisik penting mereka.
Dari perkataan Antares sebelumnya, Ursilla dapat menyimpulkan bahwa situasi di mana Antares akan kehilangan kecantikannya sebagai siren seperti dalam novel bisa saja terjadi. Antares mungkin bisa berubah menjadi manusia seutuhnya dengan sesuka hati tanpa bantuan penyihir karena dia merman setengah manusia. Akan tetapi, pada dasarnya jati diri Antares tetaplah seorang merman. Jika kecantikannya diambil, maka Antares akan menjadi bahan olokan seluruh kaum siren bahkan mungkin Antares akan diusir dari tempat tinggalnya.
Ursilla tak bisa membiarkan hal tragis tersebut terjadi pada pemeran favoritnya. Ursilla menaruh tangannya di bahu licin Antares. "Antares Ocean, dengarkan aku! Kamu tahu bahwa aku mengenalmu. Jadi, aku meminta agar kamu mendengarkan ku mulai sekarang!"