"Tuan Putri, kita sudah sampai di tempat latihan kesatria." Louis memberi tahu Ursilla mengenai tempat yang ada di depannya.
Mereka telah sampai di depan tempat latihan kesatria. Ursilla dapat melihat para kesatria yang sibuk berlatih. Suara desingan pedang yang saling beradu disertai bau besi yang menyengat membuat hidung Ursilla mengerut.
Ursilla memegang ujung seragam Louis dengan erat, rasanya atmosfer di tempat latihan sedikit mengerikan untuknya. "Louis, ayo, masuk."
Ursilla mengambil langkah memasuki tempat latihan bersama dengan Louis yang berjalan beriringan dengannya. Untuk Emma, Wendy, beserta pelayan lain hanya menunggu di pintu masuk karena para kesatria tak akan suka jika ada terlalu banyak orang baru yang tidak memiliki keperluan apapun mengganggu aktivitas mereka.
Ursilla mengedarkan pandangan ke sekeliling mengamati orang-orang yang sibuk dengan kegiatan mereka. Sejauh ini, Ursilla hanya melihat para kesatria yang mengenakan seragam pasukan kerajaan. Belum ada tanda-tanda kesatria tanpa tuan yang terlihat.
"Louis, aku ingin ke ..."
"Komandan!"
Ucapan Ursilla terpotong oleh suara seseorang. Netra hot pink Ursilla menatap pada sumber suara dan mendapati ada banyak pasang mata yang menatapnya.
Pemilik suara sebelumnya, mendekati Ursilla serta Louis. "Komandan Louis, kenapa kau di sini?"
Komandan Louis?
Pupil mata Ursilla melebar untuk sejenak, dia tiba-tiba teringat akan kalimat-kalimat dalam novel Love to Ursilla yang menjelaskan mengenai Louis.
{ Louis Rottie Van, tangan kanan Victor sekaligus teman seperjuangan dalam proses Victor menjadi raja. Karena jasanya yang paling banyak membantu Victor di antara yang lain, Victor memberikan Louis gelar bangsawan dan menjadikannya sebagai komandan utama pasukan kerajaan. }
"Hm, sekarang sudah jelas mengapa ada kesatria yang memanggilnya Komandan." Ursilla sejak tadi hanya mengamati orang-orang yang mulai mengelilinginya dengan berbagai macam ekspresi.
Louis mengerutkan kening mendapatkan sapaan dari para kesatria, baik senior maupun junior. Walaupun terlihat risih dengan perlakuan para kesatria yang seenaknya merangkul bahunya, Louis tak berniat menghindari mereka atau bahkan menjauh saat dikelilingi oleh para kesatria.
Ursilla mendongakkan kepala untuk melihat ekspresi Louis. Sorot mata Louis memancarkan ketenangan yang menunjukkan bahwa pria itu terlihat nyaman dengan suasana sekarang.
Yah, sebagai orang yang hidup miskin di Kekaisaran Allen dan sering menahan lapar hingga perutnya selalu sakit setiap harinya, Louis sudah sangat dekat dengan kehidupan bebas para kesatria yang berlatih di tempat latihan. Itu karena dirinya akan selalu mengingat bahwa perjuangan untuk sampai di posisi sekarang sangatlah sulit dilakukan. Namun, dengan kegigihan dan kerja sama semua orang, mereka mendapatkan kemenangan.
Lalu, bahkan jika mereka sudah memenangkan pertarungan, Louis tak ingin melupakan latar belakangnya di masa lalu. Jika dia selalu memandang ke atas, dia akan melupakan kehidupannya saat masih berada di bawah. Menjadi sombong bukanlah hal yang bagus dilakukan dalam segala hal. Apapun yang mendasari hal sombong, pada akhirnya akan kembali pada diri sendiri.
Louis teringat bahwa dia sedang bersama dengan Ursilla. Tak baik jika mengabaikan sang putri dan sibuk dengan tugasnya sendiri. "Aku datang ke sini untuk melindungi Tuan Putri. Bersikaplah sopan di hadapan Tuan Putri!"
Louis memperingati para kesatria yang terlalu asyik bergaul dengannya sampai melupakan keberadaan Ursilla. Setelah mendengar ucapan Louis, para kesatria seketika mengalihkan pandangannya pada Ursilla yang berdiri di samping Louis.
Perbandingan tinggi badan Ursilla dengan Louis sangat anjlok hingga tak heran keberadaannya sejak awal tak terlihat oleh para kesatria tersebut.
"Tuan Putri? Wah, aku belum pernah melihat Tuan Putri setelah hari kelahirannya!" seru Steven, kesatria yang sebelumnya menyapa Louis.
Nevan, wakil komandan, merasa gemas dengan Ursilla yang terlihat lucu. Jari-jari tangannya bergerak-gerak seakan ingin menarik pipi Ursilla yang berisi. Namun, Nevan tampak menahan diri karena tidak sopan menyentuh tubuh putri kerajaan yang berharga. "Oh, betapa mungilnya."
"Terakhir kali, Tuan Putri hanya sekepal tangan. Sekarang, Tuan Putri sudah sepinggangku. Entah kenapa aku merasa terharu padahal aku tidak pernah melihatnya sejak kelahirannya." Salah satu kesatria bernama Kairav berucap dengan penuh haru seakan dia orang yang mengurus Ursilla sejak kecil, padahal tidak demikian.
"Matamu sekepal tangan! Walaupun Tuan Putri hanya setinggi pinggang orang dewasa, waktu kecil dia tidak sekecil itu!" Steven menyanggah ucapan Kairav yang sedikit ngaco. Mata Steven menatap sinis Kairav yang sedikit kacau jika mengungkapkan perasaannya.
Kairav meringis malu sambil menggaruk pipinya. "Uh... Tidak perlu memperingati ku di hadapan Tuan Putri. Kau membuatku terlihat sangat memalukan."
"Bukankah kau memang memalukan?" Ada satu orang yang menimpali ucapan Kairav dengan nada dingin.
"Zack! Kau sangat... jujur. Itu membuatku terlihat lebih memalukan! Stev, berikan punggungmu untuk tempatku bersembunyi dari Tuan Putri..." Kairav sudah mulai gila rupanya, dia sibuk berdebat dengan Steven untuk bersembunyi di balik punggung Steven yang memiliki perawakan lebih besar dari Kairav sendiri.
Zacky merupakan kesatria yang memiliki kepribadian paling buruk di antara kesatria lain yang ada di pasukan kerajaan. Paling buruk di sini bukan mengacu pada Zacky yang sering mengamuk atau bahkan membuat kekacauan di tempat latihan, melainkan orang yang terlalu blak-blakan. Seperti tak ada rem untuk mengontrol mulutnya mengucapkan kebenaran yang terkadang sangat menyakitkan.
Bulu kuduk Ursilla berdiri, merasa merinding dengan sikap para kesatria kerajaan yang benar-benar di luar dugaannya. Ah, apakah Liera mendeskripsikan Steven, Nevan, dan Kairav dengan sikap yang menggelikan? Sekarang, setelah menghadapi sikap mereka, Ursilla merasa sedikit menyesal karena tak mendeskripsikan karakteristik figuran dengan baik.
Tatapan Ursilla beralih pada Zacky yang sejak tadi menatap intens dirinya seakan ingin melubangi tubuh Ursilla melalui tatapan. Tatapan dari mata emerald Zacky berkilat tajam membuat orang-orang yang berada di bawah tatapannya tak memiliki kemungkinan untuk bisa berbohong.
"Komandan, aku tidak seperti Steven yang selalu berpikir positif, Wakil komandan Nevan, idola anak-anak, maupun Kairav, orang yang selalu bertindak memalukan. Tapi, rasanya sangat aneh melihat kedatangan Tuan Putri yang hanya dilihat satu kali saat hari kelahirannya, sekarang untuk kedua kalinya malah bertemu dengannya di tempat latihan kesatria." Zacky tak ragu untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Manik mata emerald Zacky menatap menyelidik pada Louis.
Bahkan kedatangan Louis saja sudah mengejutkan, ditambah lagi dia membawa sang putri kerajaan di tempat latihan. Louis yang merupakan komandan dari Dark Knight, nama pasukan Kerajaan Victoria, jarang ke tempat latihan karena sibuk menjalankan perintah dari Victor.
Nevan sebagai wakil komandan yang sering kali melatih para kesatria. Walaupun demikian, Louis akan rutin datang di hari-hari tertentu untuk melihat perkembangan para kesatria dan juga mengajarkan beberapa gerakan untuk membuat pasukan lebih sempurna. Gerakan yang Louis ajarkan selalu memberikan dampak besar, hingga tak ada yang mengajukan protes saat Louis hanya datang di hari-hari tertentu saja.