Gerakannya tiba-tiba terhenti ketika ia melihat bayangan dirinya di dalam tiga cermin besar itu. Ia jadi benci pada cermin, karena cermin itu menurut Eva sebagai penghantar wajah cantik sang Dewi. Maka, dengan kemarahan yang meluap, di hantamnya cermin itu dengan besi lingis yang ada di tangannya itu kuat-kuat.
Prang…!
Satu cermin pecah. Di susul dengan suara jeritan dari dalam kamar Mirah. Jerit kesakitan. Tetapi, anehnya, Eva juga ikut menjerit.
Prang…!
Cermin yang lain pecah sendiri tanpa di sentuh Lala yang terengah-engah. Kemudian, cermin ketiga jga pecah sendiri: praangngng…!
"Aaaa…!" Eva menjerit bersamaan dengan teriakan Mirah di dalam kamar.
Lala segera lari dengan panik ke belakang, dan ia terpekik kaget melihat wajah Eva bermandi darah. Pecahan-pecahan cermin itu menancap di wajahny yang cantik. Pada saat itu, Julio melompat dari ranjang dan segera lari keluar dari kamar dalam keadaan tanpa selembar benang pun.
"Juliooo…!" teriak Lala.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com