webnovel

Prologue 01 : Kisah Di balik Layar Seseorang Yang Tidak Disebutkan Namanya

Biarkan kami bercerita sebuah cerita.

Sebuah cerita tentang seorang pria, yang menjalani hidupnya bersama seorang gadis sebagai remaja SMA. Mereka hanya berteman dekat, namun sulit dikatakan bahwa mereka akrab. Namun, kedekatan keduanya membuat disekitarnya mengira mereka adalah sepasang kekasih yang harmonis.

Meski begitu, bagi pria ini pendapat tentang mengenai sepasang kekasih itu tidaklah buruk. Fakta bahwa hubungan mereka hanya sekedar sebatas teman masa kecil. Dari awal, pria ini tidak menyukai gadis itu dan tetapi ada suatu perasaan yang mengganjal di dalam dirinya, kalau selama ini ia menyukainya. Pria ini ingin sekali mengutarakan seluruh perasaannya terhadap gadis itu karena ia tidak ingin tersakiti oleh perasaannya sendiri karena selama dua tahun mereka selalu bertengkar dan membesar-besarkan masalah yang kecil.

Suatu hari, pria ini melihat sebuah mimpi. Itu adalah ingatannya 10 tahun yang lalu. Waktu itu dia masih anak-anak berusia 8 tahun, bermimpi ketika sedang berada di dunia yang sangat luas dimana hanya ada dirinya seorang yang berdiri di sana. 

Tidak ada orang di dalam dunia itu. Hanyalah perkotaan tanpa penghuni. Anak ini mencoba berteriak memanggil seseorang, suaranya bergema hingga berkilo-kilo meter jauhnya, namun tidak ada seorang pun di sana yang menyahutnya. Tetapi dia tidak menyerah begitu saja, ia berteriak sekali lagi di dalam dunia itu… meski pada akhirnya tidak ada jawaban.

Beberapa saat anak ini mulai menyerah dan murung, menyadari bahwa orang-orang di dunia itu telah menghilang, termasuk keluarganya, teman-temannya dan orang yang disayanginya yaitu ibu dan ayahnya. Ia merasa kesepian seolah semuanya telah meninggalkan dirinya di dalam dunia itu sendiri.

Anak itu merasa kalau semua ini adalah kutukan baginya. Sebenarnya ia sangat takut dan merasa bersalah. Setiap dirinya berada di orang-orang terdekatnya, mereka selalu meninggalkannya sendirian. 

Sebuah serpihan-serpihan ingatan kembali, ingatan buruk yang ingin sekali ia lupakan, itu adalah insiden pembunuhan yang terjadi pada keluarganya, hanya dirinya seorang yang diselamatkan sedangkan ayah dan ibunya dibunuh demi menyelamatkan anak semata wayangnya.

Anak itu mengalami depresi berat dan jatuh pingsan, ketika sempat menyaksikan bagaimana kedua orang tuanya dibunuh sebelum polisi datang mendobrak pintu rumahnya. Polisi langsung mengambil tindakan cepat dengan mengejar pelaku pembunuhan kabur melalui pintu belakang rumah sang korban.

Sedangkan, anak yang menjadi salah satu korban yang selamat, segera diamankan oleh pihak kepolisian dan langsung dibawa kerumah sakit.

Saat dia terbangun dalam keadaan terbaring, matanya belum sepenuhnya terbuka melihat bahwa atap-atap berwarna putih dia mulai bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ia sedang berada di surga? Ibu… Ayah… dimana mereka? Aku harus segera menemui mereka.

Anak ini masih mengingat kejadian tragis sebelumnya. Namun, dia percaya kalau dirinya saat ini berada di surga dan hendak mencari kedua orang tuanya. Ketika anak ini hendak bangun, seorang dokter wanita menghentikannya dengan mengatakan bahwa ia harus beristirahat dulu dan tidak berusaha untuk bangun. Spontan anak ini pun terkejut, dia mengira dirinya sudah berada di surga tetapi tidak.

Kemudian dia langsung menanyakan dimana ibu dan ayah, namun dokter wanita menggelengkan kepalanya yang mengartikan bahwa kedua orang tuanya telah tiada.

Melihat reaksinya, anak ini secara tidak sadar mengeluarkan air mata. Sebenarnya ia sangat kuat untuk seorang anak seumuran dengannya. Tetapi, entah bagaimana, hal itu membuat dirinya sangat takut dan melupakan segala kebahagiaan selama bersama kedua orang tuanya.

Ia berusaha melupakannya dengan melarikan diri, namun hal ini malah membuat dirinya tercekik seolah semakin tersiksa. Kesepian membuat hatinya terkoyak, air mata mengalir di pipinya dan menjerit dalam keputusasaan.

Ketika anak ini sudah menginjak usia 10 tahun.

Dia merasa kalau dunia sekarang menjadi sepi, ia juga menjadi sulit untuk tersenyum dengan orang lain, dan merasa kalau kebahagian merupakan hal yang tidak seharusnya dimilikinya. Dia pernah berpikir untuk mati dengan cara melompat dari atas gedung sekolah agar bisa menyusul kedua orang tuanya. 

Namun, di dalam dunianya yang sepi dan penuh ketakutan, anak ini bertemu dengan seorang anak gadis berambut pirang panjang diikat seperti ekor kuda. Anak gadis itu berkata kepada anak laki-laki tersebut. "Jangan khawatir, kau tidak lagi sendirian. Mulai sekarang, apapun yang terjadi aku akan selalu berada di dekatmu." Ucap anak gadis itu. Ia mengulurkan tangannya pada anak laki-laki ini. 

Kemudian… anak laki-laki ini mencoba untuk meraih tangan anak gadis itu, meski terasa berat baginya, ia pernah berpikir untuk melindunginya dan tidak ingin kehilangan seseorang lagi yang berada di dekatnya. 

Bahkan sejak pertama kali ia bertemu, tidak membutuhkan waktu yang lama bagi anak laki-laki ini untuk jatuh cinta padanya. Bermain dengan dia setiap hari, sangat sulit baginya untuk tidak menyadari bahwa ia tertarik padanya.

Anak gadis ini berkata kepada anak laki-laki itu, kalau ia akan pulang. Namun, anak laki-laki itu tidak ingin melepaskan genggaman tangannya dengan anak gadis itu. Kemudian, anak gadis berkata lagi kepada anak laki-laki itu, kalau ia pasti akan kembali.

Itu adalah sebuah kata perpisahan untuk waktu yang sangat lama. Pada saat itu, sebelum mereka berpisah, kedua anak itu membuat sebuah janji. Suatu hari, ketika mereka bertemu kembali, mereka akan menikah. Mulai hari itu, keduanya membuat sebuah ikatan yang disebut janji.

Ini hanyalah sekedar sebuah mimpi, pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan dan perasaan yang dinamakan bunga tidur.

Tapi, anak laki-laki bertekad untuk mimpi itu menjadi nyata dan mencurahkan semua kekuatannya terhadap janji itu dan ia sangat mempercayai janji yang mereka buat. Untuk mencapai impian mereka, ia mulai belajar berbagai ilmu pengetahuan, pertanian, pekerjaan rumah tangga, dan seni bela diri.

Dia ingin sekali bertemu dengannya. (Lain kali bagian 02)