Sahur dibeda tempat dengan kaum hawa. Kedua laki-laki ini menunggu azan subuh dan terus berbincang dengan asiknya, tatapan itu tajam elang Eza begitu tidak mengenakkan bagi Gus Barrak.
"Mas jangan seperti itu, tatapannya. Horor Mas. Tidak mungkin jatuh cinta sama aku? Aku sangat takut, Mas sudah punya istri,Mas! Ih serem, Astagfirullah ...." Barrak benar-benar tidak nyaman dengan tatapan itu dia sampai berdiri. Eza meraih tangannya ekspresi takut dari Barrak membuat Eza tertawa lepas.
"Tuh kan?! Pegang tangan," ujar Gus Barrak.
"Hahaha. Ya Allah ... tidak mungkin Gus, sini duduk." Eza menepuk karpet. Barrak duduk dengan sedikit rasa cemas.
"Saya hanya penasaran rasanya saat hati Gus terketuk," ujar Eza.
"Pertanyaan Mas Eza ini sama seperti pertanyaan Gus Za, Kakak iparku, saat filling dia curiga kalau aku putra Kiai."
"Wah ... wah ... lalu?"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com