Tak terasa obrolan mereka membuat waktu tak terasa berlalu. Tau - tau ada pengumuman pesawat akan mendarat, maka mereka memasang sabuk pengaman supaya aman saat pesawat landing.
Setelah perjalanan pesawat selama 6 jam sejak mereka berangkat jam 13.20 WITA, akhirnya mereka tiba juga.
Setelah pesawat mendarat dan ban pesawat masih berjalan, terlihat tulisan nama bandara yang tertera yaitu Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda. Ayu langsung menyalakan hp yang sebelumnya dimatikan karena menurutnya masih aneh handphone menyala ketika mengudara padahal sinyal hp dimatikan dan bisa digantikan dengan sinyal wifi pesawat, tapi ia masih belum terbiasa dengan hal itu. Di layar hpnya tertera waktu yang menunjukan pukul 18:20, masa sih jam segini? Perasaan melebihi 5 jam perjalanan, maka dibandingkannya dengan jam tangan Rashid yang menunjukan 19:20.
"Apa setingan jam hpnya salah?" tanya Ayu.
"Itu yang benar kok. Jam Abang belum dirubah. Neng lupa ya, di Lombok kan waktunya Waktu Indonesia Tengah sedangkan di sini Waktu Indonesia Barat yang waktunya telat sejam maka waktu di jam Abang harus diganti mundur sejam" kata Rashid.
"Owh begitu" kata Ayu.
Setelah itu Ayu searching nama bandara yang menjadi tujuannya tadi menyalakan hp untuk mengetahui mereka berada di mana karena dia tidak hapal nama bandara yang menggunakan nama pahlawan dan tidak menunjukan lokasinya. Setelah searching, barulah ia tahu bahwa Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda itu berada di Aceh.
"Kita berada di Aceh?" tanya Ayu kaget.
"Binggo, yups betul" kata Rashid mengiyakan.
"Abang ada urusan apa di sini?" tanya Ayu.
"Bukan Abang, tapi ini buat Neng. Neng sudah lama kan tidak ngelayat keluargamu sejak mereka meninggal karena lokasinya yang jauh dan dulu Neng sibuk sekolah. Selain itu Neng pasti gak enak minta ke pamanmu untuk datang ke sini" tebak Rashid.
"Bagaimana Abang tahu?" tanya Ayu.
"Karena Abang sudah mempelajari Neng jadi Abang sedikit tahu jalan pikiran Neng" kata Rashid.
"Makasih Abang.." kata Ayu gembira yang segera mencopot sabuk pengaman padahal pesawat masih bergerak, lalu memeluk Rashid disampingnya dan mencium bibirnya dengan mesra.
- * * * -
Sesaat Ayu lupa bahwa mereka tak sendiri, ada Mat dan Ahmad di belakang mereka dan 2 pramugari di depan mereka dekat pintu keluar mau siap - siap menurunkan pintu pesawat.
Mereka masih dalam keadaan berciuman walaupun pesawat sudah menepi dan pintu pesawat sudah dibuka. Mat, Ahmad dan pramugari serta pilotpun meninggalkan pesawat untuk memberi privasi kepada pasangan suami istri baru yang masih dilanda mabuk kasmaran, pikir mereka.
Beberapa menit kemudian ketika mereka melepaskan diri untuk dapat bernapas, mereka saling menatap. Tak terasa air mata Ayu menggenangi matanya sehingga pandangannya menjadi buram oleh genangan air mata. Melihat wajah Rashid yang cemas, buru - buru Ayu tersenyum supaya tidak membuat Rashid khawatir, hingga matanya menyipit sehingga matanya menyipit hampir tertutup yang menyebabkan air matanya jatuh ke pipinya.
Jari jempol Rashid mengusap bekas air mata di pipinya yang basah.
"Apa arti air mata ini? Apakah Abang salah telah membawamu kesini sehingga membuat Neng sedih teringat keluargamu?" tanya Rashid dengan khawatir.
Ayu cepat - cepat menggeleng - gelengkan kepalanya dan berkata "Tidak, Abang tidak salah. Bahkan sebaliknya, Neng sangat senang bisa ke sini. Saking senangnya perasaan ini yang meluap - luap sehingga menjadi menangis. Jadi ini air mata kebahagiaan" jelas Ayu.
"Dasar wanita cengeng. Senang aja bisa menangis apalagi kalau sedih pasti juga menangis. Abang yang melihatnya menjadi bingung apa yang harus dilakukan untuk membuatmu berhenti menangis. Setiap air matamu berlinangan membuat Abang sedih karena Abang..." kata - kata Rashid terpotong saat Ayu menjerit
"Ah.." kata Ayu
Sewaktu Rashid sedang bicara, perhatian Ayu teralihkan karena barulah Ayu menyadari bahwa pesawat yang mereka tumpangi sudah berhenti yang menandakan bahwa mereka seharusnya sudah turun dari pesawat daritadi dan di pesawat sepi hanya tinggal mereka berdua. Kesadaran akan hal itu sehingga membuat Ayu kaget dan menjerit.
"Tuh kan Abang.. kita jadi telat turun dari pesawat nih" kata Ayu yang menepuk dada Rashid .
"Siapa yang cium duluan siapa yang ngambek?" kata Rashid.
"Tadi Neng kan niatnya hanya kecup bentar doang, tapi tubuh Neng malah didekap erat dan dagu Neng di pegang oleh Abang jadi ciumannya lama deh" kata Ayu.
"Tapi kan Neng tidak melawan sedikitpun, malahan mengerang dan lidahnya gesit banget melilit lidah Abang.." mulut Rashid dibekap tangan Ayu sehingga kata - katanya terhenti.
"Jangan diteruskan dan jangan dibahas! Malu - maluin tau. Nanti didengar orang lain gimana?" tanya Ayu.
"Gak ada siapa - siapa ini di pesawat, jadi siapa yang dengar?" tanya Rashid yang melepaskan bekapan tangan Ayu di mulutnya.
"Ya sudahlah, males Neng ladenin Abang. Lebih baik turun, daripada pesawatnya terbang lagi jemput penumpang lain" kata Ayu lalu berdiri dan berjalan ke arah luar pesawat.
"Mana mungkin terbang lagi kalau tidak sesuai instruksi. Emangnya ini pesawat komersil yang bisa terbang bolak balik rute yang sama dalam sehari? Pesawatnya kan sudah di charter Abang, terserah Abang mau terbang kemanapun di seluruh negri ini. Kalau gak dipakai terbang maka pesawatnya akan parkir aja di bandara" kata Rashid yang membuat langkah Ayu terhenti, lalu berbalik arah menghadap Rashid.
"Hah? jadi selama ini pesawatnya nongkrong di bandara Lombok?" tanya Ayu tak percaya.
"Memangnya Neng gak perhatiin pesawat yang dinaikin sama dan pramugarinya juga sama? Bahkan beberapa kali kita pernah berpapasan dengan pilot dan pramugarinya di hotel karena tempat menginap mereka sama dengan kita, sebagai bonus dari Abang" kata Rashid yang berdiri juga dan berada di belakang Ayu.
"Masa sih? Ga ngeh" kata Ayu.
"Tak apa kalau gak sadar juga, itu berarti perhatian Neng terpusat ke Abang..Aduh" kata - kata Rashid terputus lagi karena Ayu menyikut perut Rashid.
"Narsis. Huh" kata Ayu yang membalikan badannya dan berjalan ke arah pintu luar yang diikuti Rashid di belakangnya.
Tepat di pintu pesawat sebelum turun tangga keluar dari pesawat, ternyata mereka berdua ditunggu oleh sang pilot dan pramugari serta Mat dan Ahmad di bawah tangga. Rupanya mereka semua menunggu Ayu dan Rashid di luar daritadi.
Ayu dan Rashid turun tangga, setelah mencapai bawah, pilot dan 2 pramugari menundukan tubuh 45 derajat dan serempak berkata "Semoga honeymoon tuan Rashid dan nyonya Ayu menyenangkan".
"Ah terima kasih" kata Ayu yang ikut menundukan tubuhnya.
Rashid berjalan ke samping Ayu dan menggandengkan tangannya berkaitan dengan tangan Ayu, lalu mereka berjalan menuju ke mobil yang menjemput mereka berupa mobil Pajero Sport berpenumpang maksimal 8 orang.
Sebelum sampai mobil, di depan mobil ada seorang pria yang menyambut Ayu dan Rashid. " Selamat datang tuan Rashid dan Nyonya Ayu di Nanggroe Aceh Darussalam. Perkenalkan saya Galang yang akan memandu Anda selama di sini sekaligus sebagai supir pribadi" kata Galang yang mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan yang disambut Rashid.
"Terima kasih atas sambutannya. Kami akan merepotkan anda" kata Rashid.
"Ah tidak apa - apa. Ini sudah menjadi tugas dan kewajibanku" kata Galang.
Maka mereka naik mobil. Galang sebagai supir, Mat disampingnya dibagian depan, Ayu dan Rashid di bagian tengah, sedangkan Ahmad di bagian jok belakang mobil.
Ketika tak lama mereka naik mobil, adzan maghrib berkumandang. Ternyata maghrib di sini telat padahal jam sudah menunjukan hampir jam 7 malam tepatnya pukul 18:50 sehingga mereka mampir sebentar untuk shalat maghrib di masjid dekat bandara yang mereka temui.
Setelah itu melanjutkan perjalanannya menuju ke Hermes Palace Hotel yang berada di kota Banda Aceh.
Ketika mereka tiba, terlihat bentuk bangunan hotelnya memanjang dengan pintu masuknya di tengah - tengah gedung yang ada gazebonya sehingga tamu tidak kehujanan dan kepanasan saat turun dari mobil menuju ke lobi.
Dilihat dari luar, selain bentuknya yang memanjang, diatas gazebo itu terdapat kubah gelendongan kecil seperti yang terdapat di masjid dengan cat gelendongannya kuning keemasan sedangkan cat bangunan hotelnya putih.
Ketika mereka masuk gedung, kesan pertama adalah bahwa hotel ini terlihat sangat megah bagaikan istana. Walaupun begitu, tapi hotelnya diseting supaya tamu senyaman mungkin,seperti di bagian lobi terdapat banyak sekali sofa yang tersebar supaya tamu yang mau check in menunggu kamar kosong ataupun saat check out menunggu mobil jemputan, kebagian tempat duduk.
Ayu dan Rashid duduk di sofa lobi yag kosong, menunggu Galang check in mengambil kunci dari petugas resepsionis yang kamarnya sudah di pesan sebelumnya. Setelah registrasi selesai, kunci kamarpun diberikan dan Galang menyerahkan kuncinya kepada Mat.
Ayu, Rashid, Mat dan Ahmad naik lift menuju ke lantai kamar sesuai dengan pesanannya.
Mereka menginap di tipe kamar Executive Suite yang terdiri dari 3 ruangan yaitu kamar tidur, kamar mandi, dan ruang tv yang memanjang sepanjang kamar tidur dan kamar mandi. Ruang tv merupakan ruangan yang pertama kali tamu lihat ketika memasuki kamar hotel.
Di ruangan itu selain ada ruang tv dengan 2 sofa yang tipenya sama dan 1 sofa tipenya berbeda dengan ukuran besar dan nyaman untuk sandaran, juga terdapat meja makan dengan 4 kursinya dan bar dekat meja makan, semuanya berada di ruangan yang memanjang hingga ke jendela. Tapi sayangnya baik ujung ruang tv dan kamar tidur, tidak ada fasilitas balkon, hanya jendela bertirai saja sebagai penerang ruangan ketika siang hari maupun mengintip pemandangan luar di sekitar hotel.
Sedangkan di ruang sebelahnya berupa kamar tidur terdapat ranjang, tv , lemari pakaian, 2 meja lampu tidur disamping kiri kanan ranjang dan sofa panjang tanpa sandaran yang diletakkan diujung ranjang. Barulah kamar mandi terhubung dengan kamar tidur berupa westafel, toilet dan shower.
Sejam kemudian ketika Rashid selesai mandi, dilihatnya Ayu sedang membuka tirai dan menatap ke luar jendela. Dipeluknya Ayu dari belakang dan diciumnya tengkuk Ayu
"Lagi mikirin apa Sayang? Kayaknya serius banget" tanya Rashid.
"Engga, hanya sedang menatap ke arah luar aja ko" kata Ayu, lalu ia melirik ke samping Rashid, mereka saling menatap sesaat lalu Rashid mencium bibirnya.
Sesaat kemudian, Ayu melepaskan diri dan berkata "Sebaiknya kita shalat isya dulu ya"
"Baiklah" kata Rashid.
Setelah mereka shalat, Rashid siap - siap menagih janji Ayu tapi Ayu malah berkata "Neng lelah, tidur duluan ya"
Hah tidur duluan? terus junior Abang gimana nasibnya nih? kata Rashid dalam hati.
Diantara 6 jwbn, hanya 2 org yg berhasil menjwb benar nmr 1 yaitu Nekomimi23 dan BundaMokoagow, sedangkan nmr 2 ga ada yg benar jwbnnya. Karna jwbnnya no 2 karena supaya Ayu dapat berziarah ke makam keluarganya.
Setelah diundi diantara 2 org reader yg jwbnnya bnr, pemenangnya adalah Nekomimi23. Selamat..