webnovel

Menjemput Abel

Di butik sejak pagi membuat mood Andhira menjadi buruk. Pasalnya ia sedang membuat pesanan dari pelanggannya yang menginginkan baju pesanan harus segera selesai dalam waktu 2 hari. Biasanya Andhira harus memakan waktu lama agar gaun yang dijahit menghasilkan karya yang bagus. 

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, itu artinya sudah tiba waktunya Abel pulang sekolah. Andhira langsung melihat arloji yang ada di pergelangan tangannya, dan sadar jika saat ini adalah jam pulang Abel. 

"Jeni, aku jemput Abel dulu ya?" ucap Andhira yang memberi tahu Jeni agar tidak kesulitan mencarinya jika pamit terlebih dahulu. 

"Iya Mbak," sahut Jeni saat pintu ruang kerjanya dibuka oleh Andhira. 

"Kalau nanti ada pesanan masuk tunda ada dulu, tapi kalau mereka mau nunggu ya udah terima aja asal mau sabar," tutur Andhira sebelum meninggalkan butik nya. 

"Baik Mbak," jawab Jeni dengan patuh. 

Lalu Andhira berjalan meninggalkan butik dan menuju mobilnya yang dibeli tahun lalu dengan hasil jerih payahnya sendiri. Meskipun dari keluarga yang berada, Andhira selalu hidup mandiri dan tidak pernah meminta belas kasih dari papanya semenjak mamanya meninggal. Hal itulah yang membuat Andhira menjadi pribadi yang tegar dan tidak bergantung pada orang lain. Semenjak papanya menikah lagi, Andhira diperlakukan tidak adil oleh mama tirinya yang mempunyai seorang anak gadis juga. Papanya menjadi kurang perhatian pada dirinya lagi. 

Setelah tiba di mobil, Andhira melajukan mobilnya dengan kencang. Ia tidak ingin jika Abel terlambat menunggu di sekolahan. Karena saat ini Andhira sudah terlambat beberapa menit. 

Akhirnya selang beberapa menit mobil milik Andhira sudah tiba di depan sekolahnya Abel. Andhira segera turun untuk menemui anak tercintanya. Dk sana sudah terlihat jika Abel sedang menunggu kedatangan mamanya yang menjemput terlambat. Namun di sana Abel tidak sendiri melainkan bersama seorang gadis kecil seusianya, mungkin teman sekelas Abel. 

"Sayang! Maaf ya mama telat jemput kamu. Sudah pulang dari tadi ya?" tanya Andhira dengan perasaan penuh rasa bersalah.

"Mama selalu saja begitu, kerja kerja dan kerja." Abel mulai menunjukan apa isi hatinya pada Andhira yang semakin membuatnya merasa bersalah.

Namun atensi Andhira beralih pada sosok wanita yang ada di samping gadis kecil dekat Abel.

"Maaf, apa anak anda temannya Abel?" tanya Andhira pada wanita yang terlihat lebih sedikit dewasa darinya dengan dandanan yang tampak glamour. Semua yang melekat pada tubuh wanita itu sepertinya barang branded semua. Wanita itu pun berpakaian cukup seksi meskipun sedang menjemput anaknya ke sekolah.

"Iya Abel teman anak saya, apa anda mamanya Abel?" tanya wanita itu balik  dan Andhira mengangguk menjawab pertanyaan dari orang tua temannya Abel.

"Oh ya kenalkan nama saya Andhira, makasih ya Mbak udah mau nemenin anak saya menunggu jemputan. Maklum, saya sambil kerja jadi nggak bisa on time," ucap Andhirai yang merasa tak enak hati karena terlambat datang. Sedangkan Abel hanya menunduk malas.

"Nggak apa-apa kok Mbak, lagian anak saya tadi yang minta untuk menemani Abel." Wanita itu menjawab keresahan hati Adisti saat ini. 

"Nama anak mbak siapa?" tanya adisti lagi.

"Kayla Mbak, oh ya kalau begitu saya pamit duluan karena mau ke kantor papanya ini takut telat," ucap wanita itu yang Andhira belum tahu namanya. 

"Mbak, namanya siapa?" tanya Andhira seraya mengejar langkah wanita itu karena ingin berkenalan. 

"Jessica Mbak, saya pulang duluan ya Mbak Andhira?" pinta Jessica dan Andhira mengangguk. Lalu Andhira berbalik arah mendekati Abel yang masih tertunduk lesu. 

"Sayang! Udah dong jangan cemberut gitu. Kan mama udah minta maaf sama Abel. Lain kali mama janji deh nggak terlambat lagi," ucap Andhira seraya merayu Abel agar tidak marah lagi padanya karena terlambat menjemput. 

"Kenapa sih Ma kok Abel nggak punya papa kayak teman Abel yang lain. Mereka semua pada di jemput sama papanya kalau mama mereka terlambat," keluh Abel yang merasa sedih karena tidak memiliki seorang papa. Sejak kecil Abel tidak mengenal figur seorang papa yang seharusnya ia miliki. Begitu masuk usia sekolah Abel baru paham jika pasangan seorang mama itu adalah seorang papa yang tidak dia miliki. 

"Kok Abel ngomong gitu. Kan papa Abel lagi kerja jauh sayang. Jadi papa belum pernah pulang jenguk kita. Kalau uang papa udah kumpul banyak katanya papa akan pulang jemput Abel yang cantik ini." Andhira menghibur Abel seraya menjawil hidung Abel dengan gemas meskipun hatinya bagaikan tertusuk belati yang sangat tajam. Ya, batin Andhira tersiksa saat Abel sering menanyakan seorang papa padanya sejak masuk usia sekolah. Karena Abel sering melihat teman-temannya diantar dan dijemput oleh papa mereka. Untuk saat ini Andhira harus berbohong seperti itu. Karena tidak biasanya ia memberi tahu pada Abel dimana keberadaan papanya. 

"Jadi Abel punya papa Ma?" tanya Abel dengan sangat antusias. 

"Iya, makanya Abel nggak boleh nakal biar papa cepat pulang." Andhira sekali lagi menipu Abel agar tidak bertanya lagi soal papanya. 

"Horee!" seru Abel yang langsung berdiri dengan wajah yang tampak bahagia. Batin Andhira menjerit sakit saat melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Abel saat mendengar kebohongan yang dia berikan. 

"Ya udah kita makan siang dulu ya?" ucap Andhira sambil menggandeng tangan mungil milik gadis kecilnya yang cantik. Kemudian Abel bersorak gembira karena akan diajak di Mall untuk makan siang. 

***

Selang beberapa menit kemudian mobil Andhira sudah tiba di parkiran Mall. Abel merasa sangat senang karena akan masuk di Mall. Karena sudah lama mamanya tidak mengajak Abel makan siang di luar sehingga membuat Abel merasa sangat senang. Andhira yang melihat anaknya bahagia merasa senang, setidaknya bisa mengalihkan pikiran Abel yang memikirkan seorang papa. 

"Yuk sayang kita masuk! Mama ke toilet kamu duduk dulu ya nanti di kursi meja makan?" ucap Andhira memberitahu karena dirinya merasa ingin buang air kecil saat ini. 

"Baik Ma!" jawab Abel sambil tersenyum bahagia. 

Akhirnya Andhira menggandeng tangan Abel dan memasuki area foodcourt yang berada di lantai dasar. 

Setibanya di tempat itu Abel duduk dengan sangat manis. Lalu Andhira pamit ingin ke toilet terlebih dahulu. 

"Ingat, jangan ke mana-mana ya sayang sebelum mama kembali dari toilet," tutur Andhira agar Abel tak sembarangan berlari kesana kemari. 

"Iya Mama," jawab Abel karena sejak tadi mamanya hanya berkata seperti itu terus. 

Di saat Andhira sudah menghilang dan mungkin sudah masuk ke toilet, tiba-tiba Abel melihat ada Kayla yang sedang berjalan bersama mama dan papanya bergandengan tangan. Membuat Abel merasa iri, tetapi Abel teringat dengan ucapan mamanya tadi jika papanya sedang bekerja di tempat yang jauh. 

Kemudian Abel berlari memanggil Kayla saat Kayla berjalan terus sambil tertawa bahagia. 

"Kayla!" teriak Abel dan Kayla langsung berhenti saat ada yang memanggil namanya.

"Ma, ada Abel." Kayla menunjuk pada Abel yang sedang berlari menghampirinya. 

"Abel!" sahut Kayla yang kegirangan karena ada temannya yang juga datang ke Mall. 

"Abel? Kamu sama siapa ke sini? Mama kamu mana kok kamu sendirian?" tanya Jesica yang heran karena melihat Abel hanya sendiri. 

"Mama lagi di toilet Tante. Abel ketemu Kayla jadi Abel panggil deh," jawab Abel dengan ekspresi yang menggemaskan bagi siapa saja yang melihat. 

"Dia siapa?" tanya papa Kayla. 

"Dia teman sekolah Kayla yang sering diceritakan oleh Kayla setiap hari." Jesica menjawab pertanyaan suaminya. 

"Gimana kalau Abel ikut kita Pa?" tanya Kayla pada papanya. Kayla ingin bermain game zone bersama Abel. 

"Nanti Abel dicari sama mamanya. Apa nggak apa-apa?" tanya papa Kayla. 

"Nggak apa-apa Om, Abel mau main sama Kayla." Abel langsung menyetujui permintaan Kayla tanpa memikirkan ucapan Andhira sebelum ke toilet tadi. 

"Ya udah ayo!" ajak papa Kayla dan Abel kegirangan. Mereka berempat berjalan menuju tempat permainan anak-anak. 

Di lain sisi Andhira merasa cemas saat melihat tidak ada Abel di meja yang tadi. Dengan perasaan panik Andhira mencari Abel ke sana kemari namun tak kunjung bertemu. Membuat Andhira menangis seketika saat merasa kehilangan Abel. Abel adalah yang dia miliki satu-satunya saat ini. 

 

Tiba-tiba Andhira mempunyai ide jika harus mencari Abel di tempat bermain anak-anak. Lalu Andhira berlari dengan kencang dan tidak menghiraukan pada orang-orang yang dia senggol. 

Andhira menyusuri arena bermain satu persatu namun belum menemukan keberadaan Abel. Hingga beberapa menit kemudian Andhira melihat jika ada Abel di suatu arena. Andhira merasa lega dan segera berlari menghampiri Abel. 

"Sayang! Abel?" teriak Andhira yang tidak peduli dengan semua orang yang memperhatikan dirinya. 

Abel langsung berlari menuju Andhira  dan melihat mata Andhira yang tampak merah karena menangis. Membuat Abel merasa takut jika dimarahi oleh Andhira karena tidak menghiraukan perintah mamanya. 

"Abel, apa Abel nggak dengar tadi mama ngomong apa? Kenapa buat mama panik?" ucap Andhira dengan nada tinggi sehingga membuat Abel menunduk takut. 

"Kamu sama siapa tadi?" tanya Andhira sekali lagi. 

"Sama Kayla dan mama papa nya Ma," cicit Abel sambil menunduk takut. 

Lalu Andhira mengalihkan atensi nya pada sosok Jessica yang sedang menggandeng Kayla sedang berjalan mendekatinya. Dan yang membuat Andhira terkejut adalah orang yang berada di samping Jessica.