webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
416 Chs

Bersyukur

Ternyata benar apa kata orang.

Ketika seorang wanita telah mendapatkan seorang pria yang mencintainya dengan tulus tanpa pamrih, maka ia akan diperlakukan bak seorang ratu.

Aku tak menyalahkan ujaran itu sebab kali ini, aku tengah berada di posisi yang sama.

Dengan raut wajah yang selalu menyiratkan keharuan, Hamzah memintaku untuk tetap duduk dan tidak usah terlalu banyak bergerak.

Dia dengan sabar, membuatku terus saja berdecak kagum tatkala menceritakan kisah Layla Qays, atau yang sering kita dengar sebagai kisah Layla Majnun.

Hamzah juga senantiasa mengelus kepalaku dengan lembut sambil berusaha menguatkan.

Dia memintaku untuk tak terlalu banyak memikirkan suatu hal yang berat untuk sekarang-sekarang ini.

Dengan lembutnya..., Hamzah juga menyuapiku dengan perlahan sambil memberikan obat dan air minum.

Tidak. Bukan aku yang memegang gelasnya. Dia sendiri yang menyuapiku dan tak ingin aku berbuat banyak.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com