webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Tatapan

Orion membuka matanya, dia sudah kembali ke dunia nyata. Langit sudah semakin tampak membiru, menandakan bahwa matahari akan terbit. Orion berjalan ke salah satu pohon dan duduk di bawahnya, dia melihat keluar.

'Masih ada waktu beberapa hari sebelum akademi di mulai, apa aku jalan-jalan saja nanti?' Orion berpikir.

'Kurasa itu ide yang bagus, aku akan mengajak Kiara dan Kiana nanti....' Orion mengangguk sendiri.

'Lupakan soal itu dulu, mari kita lihat. Apakah ada perubahan pada status {Black rover}' Orion membuka status pedang itu.

.

{Black rover}: merupakan sacred relic ke-7 dari 12 sacred relic, dibuat oleh 12 dwarf legendaris yang menggunakan kekuatan luar biasa sebagai inti dari pedang itu.

Skill:

1. [Menetralkan]: Menggunakan tebasan untuk mengaktifkan skill.

2. [Menyerap]: Menggunakan ujung pedang untuk mengaktifkan skill.

3. [Gerbang pertama]: Mengeluarkan 10% potensi sebenarnya dari pedang.

Kelas: Legendaris

.

"10%, ya. Dengan diriku yang sekarang, maka berapa besar peningkatan yang di bawa oleh pedang ini? Mencobanya sekarang adalah pilihan yang tepat" Orion kembali berdiri sambil menggenggam {black rover}.

'Eee....Bagaimana cara membuka kekuatan gerbang, ya?'

'Kau hanya perlu menyerukannya di pikiran mu, tuan. Dan ditambah dengan kemauan yang jelas' Suara Rover terdengar.

'Ah, begitu. Terima kasih, Rover'

'Bukan masalah, tuan'

'[Gerbang pertama]' Orion berkata di pikirannya.

SRING

Orion bisa merasakan kekuatan yang mengalir dari {Black rover} menuju ke dirinya, penampilan Orion juga sedikit berubah. Sekarang mata kanannya berubah menjadi merah dan ada pola api di bagian kanan wajahnya, Orion membuka Statusnya.

.

Nama : Orion

Rank: C

Energi sihir: 14.900

Tingkat kekuatan: 41.500 ({Black rover}: 10.000, [Gerbang pertama]: 15.000)

Poin pengalaman: (5/90.000)

Gelar: <Raja dunia>, <Champion>

Potensi: Tak terbatas

.

'Wah, aku tidak menyangka bahwa peningkatannya akan 2 kali lipat dari kekuatan ku....'

'Peningkatan yang dibuat oleh {Black rover} sendiri juga meningkat dari sebelumnya, dari 7.000 menjadi 10.000 dan itu bagus. Kekuatan ini hanya menyerap sedikit Mana setiap detiknya dan itu membuat ku bisa menggunakan ini dalam pertarungan jangka panjang....'

'Dengan begini, aku tidak perlu khawatir lagi. Jika berhadapan dengan lawan yang sedikit lebih kuat dari ku' Orion menghilangkan kekuatan [Gerbang pertama].

Tepat setelah itu, Orion bisa merasakan bahwa tubuhnya menjadi lebih berat, berkeringat, dia merasa lelah dan darah keluar dari hidungnya. Orion kemudian terduduk, dia langsung mengusap hidungnya.

'Sepertinya [Gerbang pertama] pun memiliki efek samping, kenapa segala bentuk peningkatan kekuatan yang ku temui selalu berefek samping seperti ini?'

'Mungkin itu karena tubuh anda, tuan'

'Ah, aku mengerti. Tubuh anak-anak ku ini belum mampu menahan beban dari [Gerbang pertama], kan'

'Benar sekali, tuan. Dan aku lupa mengatakan ini, bahwa kau adalah pemilik termuda dari pedang ini. Tidak ada orang seusia mu yang pernah menjadi pemilik dari pedang ini'

'Oh, begitu. Tapi jangan khawatir, ini hanya sementara'

'Maksudnya, tuan?' Rover terdengar bingung.

'Aku akan terbiasa, tubuh ku ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Hanya dalam beberapa kali coba saja, maka aku akan terbiasa dan lepas dari efek samping itu....'

'Meski aku berkata bahwa aku memiliki tingkat adaptasi yang tinggi, itu tidak berlaku jika aku menggunakan {Mahkota raja dunia kuno}. Benda itu benar-benar berbahaya jika digunakan terus menerus' Orion terkekeh.

Orion kembali menggunakan [Gerbang pertama], dia sekarang melakukan beberapa gerakan dalam bentuk itu dan setelah itu kembali menghilangkannya. Dia kembali berkeringat dan mengalami mimisan.

'Jumlah darah yang keluar, lebih sedikit. Mungkin sekitar 3 kali penggunaan lagi, maka aku akan sepenuhnya terbiasa' Orion kembali berdiri.

.......

Orion sekarang sedang berlutut, keringatnya bercucuran, nafasnya berat dan memburu. Dia baru saja menggunakan [Gerbang pertama] untuk ke-5 kalinya, dia tersenyum.

Seperti yang dia duga, sekarang tubuhnya sudah terbiasa, dia sudah tidak mimisan lagi dan tubuhnya tidak terasa berat setelah menggunakan kekuatan itu. Meski dia tetap merasa kelelahan, Rover mengatakan bahwa itu normal.

'Sepertinya aku akan kembali dan segera mandi, aku kepanasan' Orion memasukkan {Black rover} ke penyimpanannya dan langsung keluar lapangan.

"Oh, ternyata langit sudah cukup terang" Orion berkata setelah melihat ke langit.

Dia segera ke kamarnya, beristirahat kembali beberapa saat dan pergi ke kamar mandi. Ketika di depan pintu kamar mandi, dia menemukan adanya tanda "Sedang digunakan" di depan pintu. Orion pun menunggu di luar.

"Orion, kenapa kau terlihat kotor begitu?" Dale datang dari belakang.

"Aku baru saja melakukan sedikit latihan pagi di lapangan, senior"

"Latihan pagi?"

"Ya, aku selalu melakukan itu setiap pagi. Agar aku bisa terus menjaga keterampilan ku dalam berpedang"

"Ho....Apa kau mau ku bantu? Kita bisa melakukan sparing, itu akan sama-sama membantu kita berdua"

"Tapi aku tidak yakin akan memberikan perlawanan yang pantas kepada mu, senior"

"Jangan merendah begitu, aku tahu bahwa kau itu kuat Orion. Aku yakin, kau pasti bisa memberikan perlawanan nantinya" Dale berkata sambil menepuk bahu Orion.

"Baik, aku akan berusaha nanti" Orion tersenyum.

"Nah, begitu. Semangat yang bagus...."

"Omong-omong, apa yang sedang kau lakukan disini?"

"Aku sedang menunggu seseorang dari kamar mandi"

"Kalau begitu aku akan kebawah dulu" Dale berkata lalu pergi. Orion kembali menunggu dan seseorang keluar dari kamar mandi, itu adalah Starla.

"Se-selamat pagi, Orion" Starla berkata.

"Y-ya, selamat pagi juga" Orion mengalihkan pandangannya.

Starla saat ini hanya menggunakan jubah mandi, itu membuat Orion bisa melihat bagian dadanya yang sedikit terbuka. Orion berpikir bahwa dia bisa memandangi itu begitu saja, karena dia berpikir bahwa dirinya tidak akan terpengaruh.

Karena hanya Anna, Kiara dan Kiana yang bisa memberikan rasa gugup serta ketegangan itu. Namun begitu melihat Starla, dia kembali merasakan kegugupan yang tidak asing.

'Ini bukan omong kosong belaka, aku sudah pernah mencoba ini kepada yang lainnya'

Orion pernah menatap beberapa gadis di desanya dan ketika mereka saling bertatapan, Orion tidak merasakan apapun meski gadis yang dia tatap menjadi sangat gugup. Tapi, ketika dia bertatapan dengan Anna, Kiara atau Kiana.

Rasa gugup mengisi dirinya, yang membuat rona diwajahnya itu. Dan dari sana, dia bisa mengetahui bahwa jika rasa gugup muncul begitu dia menatap seorang gadis yang dia kenal. Dan saat ini, rasa gugup yang dia dapat dari Starla. Karena dia melihat ke tubuh Starla yang sedikit terbuka.

Orion bukan lagi dirinya yang dulu, bukan lagi dirinya yang bisa tetap tenang melihat tubuh telanjang seorang gadis. Bagian dirinya yang itu sudah lama menghilang dan itu membuatnya terlihat seperti laki-laki polos, meski dia masih bisa tetap tenang dalam beberapa kondisi.

"Ka-kamu ingin menggunakan kamar mandi, ya?"

"Ya, sebenarnya aku ingin mandi tadi pagi. Tapi ada hal yang tak terduga, makanya aku mengurungkan niat ku dan mandi sekarang" Orion sudah bisa tenang, meski matanya sesekali menangkap daerah dada Starla.

'A-aku tidak menyangka bahwa itu akan begitu mengganggu' Orion berkata, wajahnya tetap merona meski dia sudah bisa tenang.

"A-ah, begitu. Kalau begitu nikmati waktu mu, aku akan kembali ke kamar ku" Starla berjalan melewati Orion.

Begitu mereka saling melewati satu sama lain, mereka berdua bisa mencium aroma yang di keluarkan dari lawan bicara mereka. Starla bisa mencium aroma yang sangat manis dan menenangkan dari Orion, namun di sisi lain ada aroma yang memberikan sedikit perasaan aneh pada dirinya.

'Perasaan apa yang muncul ketika aku melewatinya?' Starla melirik Orion yang sudah masuk ke kamar mandi.

'Sepertinya senior-Starla memiliki aroma yang menarik, sangat harum dan menyenangkan hidung. Tapi....'

'Ketika aku mengatakan itu, aku seperti orang mesum saja' Orion terkekeh.

Kamar mandi itu cukup besar, dengan sebuah shower dan ada sebuah bathtub yang cukup besar. Orion melihat bahwa ada 2 pilihan air pada shower, ada yang panas dan ada yang dingin. Karena dia merasa kepanasan, maka Orion memilih air dingin.

......

Orion sudah selesai mandi, dia hanya berbaring di kamarnya. Sebagian dirinya ingin terus berbaring karena sedikit kelelahan dan sebagian lain menyuruhnya untuk segera bangun lalu pergi sarapan kebawah.

TOK TOK TOK

"Masuk" Orion berkata, dia terlalu malas untuk bangkit dan membuka pintu.

"Orion, ayo kita sarapan. Nona Elizabeth dan yang lainnya sedang menunggu, Orion" Kiara berkata sambil membuka pintu.

"Baik" Orion langsung bangkit, setengah hatinya merasa enggan untuk itu.

Mereka turun, semuanya sudah menunggu mereka di meja makan. Orion bergeming begitu melihat seseorang disana, itu adalah gadis yang sebelumnya tidak sengaja dia lihat sedang telanjang.

BUK

"APA YANG DIA LAKUKAN DISINI!!!!" Gadis itu memukul meja sambil menunjuk ke Orion, dia tampak sangat kesal dan marah.

Begitu melihat Orion, dia kembali mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Ketika dia sedang asik mengusap tubuhnya sendiri dibawah guyuran air shower, Orion datang tanpa peringatan dan melihat seluruh tubuhnya.

Namun disaat yang sama, dia juga melihat ke Orion. Rambut hitam yang gelap dan terlihat halus, mata emas yang terlihat mengkilat dan tajam, serta postur tubuh yang begitu sempurna. Dia tidak bisa menghilangkan itu dari ingatannya.

"E-Ellina?" Gabriella yang ada di sampingnya terkejut.

"Sepertinya kalian sudah bertemu sebelumnya, ya" Meliodas berkata, dia sendiri juga terkejut melihat tindakan Ellina.

"Y-ya, itu pertemuan yang sedikit buruk dalam waktu yang buruk" Orion berkata, dia sekarang cemas.

Dia mencemaskan bahwa gadis itu akan mengatakan segalanya, bahwa dia melihat gadis itu dalam keadaan telanjang sepenuhnya. Dia tidak ingin mendapatkan julukan "Mesum" Dari seluruh orang di asrama, dia tahu bahwa itu akan mengganggu hubungannya dengan yang lainnya.

"Ho....Memangnya pertemuan macam apa yang kalian alami?" Elizabeth bertanya.

"I-Itu sedikit sulit di jelaskan" Orion tertawa kaku, dia masih melirik ke Ellina.

Ellina dari tadi menatapnya dengan sangat tajam, tampak jelas rasa marah dan benci di tatapannya itu. Orion tidak bisa menghiraukan tatapan yang mengganggu itu, ada aura dan tekakan besar yang datang dari gadis itu.

"Perkenalannya nanti saja, ayo duduk dan kita mulai sarapan" Elizabeth berkata.

Orion dan Kiara duduk, mereka pun mulai makan. Semua tampak menikmati makanan mereka, namun tidak dengan Orion. Ellina masih menatapnya, tatapannya masih mengancam seperti sebelumnya. Orion tentu merasa bersalah, tapi dia juga yakin.

Bahwa gadis yang ada di sebrangnya itu tidak akan memaafkannya dengan mudah, Orion bisa tahu itu dari tatapannya. Tatapan yang membuatnya merasa tidak boleh merendahkan penjagaannya pada dirinya sendiri, tatapan yang mengancam nyawanya.