webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Pembicaraan

Di bawah langit yang cerah itu, lapangan asrama tampak hening dan sunyi. Meski terdapat 2 orang yang sedang berada di dalam sana, Orion memutuskan untuk memulai pembicaraan. Agar dirinya lebih di untungkan dalam pembicaraan itu.

'Dengan aku yang mengambil langkah pertama dalam pembicaraan, maka tuan Meliodas tidak akan bisa mengalihkan pembicaraan dan aku juga akan langsung bisa mengetahui maksud serta tujuannya. Itu juga membuat rasa ragu dalam diri ku menghilang'

"Sebenarnya, aku memiliki beberapa pertanyaan untuk mu"

"Dan, tentang apakah itu?"

"Baiklah, yang pertama..."

"Aku tidak sengaja melihat mu di lapangan tadi, lalu aku melihat bahwa ada sebuah pola hitam di sekitaran wajah kanan mu. Sungguh sesuatu yang sangat familiar bagi ku, kau dan kedua teman mu mungkin belum tahu...."

"Bahwa aku berasal dari ras iblis" Meliodas menatap Orion.

"Ra-ras iblis" Meliodas bisa melihat bahwa Orion terkejut.

"Ya, tentu kau pernah mendengar beberapa hal tentang ras iblis"

"Y-ya, mereka lebih di kenal karena kekuatan serta teror mereka di masa lalu" Orion mengangguk.

"Baguslah, ternyata kau tahu tentang itu. Tapi jangan khawatir Orion, aku ini adalah iblis yang baik. Semua orang di asrama sudah tahu tentang diri ku, jadi kau tidak perlu menganggap itu sebagai rahasia"

"Baik, aku mengerti" Orion mengangguk.

"Tapi, kenapa bisa ada pola hitam itu di wajah mu? Sesuatu yang merupakan bentuk dari kekuatan seorang iblis, katakan pada ku...."

"Apa kau berasal dari ras iblis, Orion?" Meliodas menatap Orion dengan tajam, Orion bisa merasakan tekanan dari tatapan itu.

Namun dia tidak bergeming sedikit pun dan itu membuat Meliodas cukup terkejut, meski keterkejutan itu bisa dia tutupi dengan baik. Orion saat ini sedang berpikir keras, dia memikirkan antara mengungkapkan kebenaran atau menutupi itu dari Meliodas.

'Sepertinya aku harus mengambil jalan ini'

"Tidak, tentu saja tidak. Aku murni seorang manusia" Orion menggeleng.

"Tapi kenap-"

"Akan ku beritahu pada mu, tuan Meliodas" Orion langsung menyela.

Orion pun memberitahu kepada Meliodas tentang {Black rover}, bagaimana dia menemukan itu dan apa saja yang sudah dia lakukan bersama pedang itu. Meski ada beberapa hal yang dia tutupi, Orion melakukan itu karena ada alasannya.

'Karena aku memberitahunya bahwa aku memiliki 1 dari 12 senjata yang di inginkan oleh hampir seluruh dunia, maka secara tidak langsung. Tuan Meliodas akan menjaga ku, dari hal-hal yang bisa membuat pedang itu berpindah tangan...'

'Bagaimana pun itu, tuan Meliodas adalah seorang yang pernah berpihak pada raja Grey dan <12 Mitologi dunia>. Dia juga orang yang menentang para "Dewa" itu dan termasuk ke dalam pihak makhluk hidup'

"Orion, apa aku bisa melihat pedang itu?"

"Tentu...." Orion pun mengeluarkan {Black rover}, dia menancapkan pedang itu ke tanah.

"Jadi seperti ini, ya. Senjata legendaris yang sesungguhnya...." Meliodas menggenggam gagang {Black rover}.

"Eh?" Meliodas terkejut, dia mencoba menarik pedang itu. Namun tidak bisa.

'Sungguh akting yang luar biasa, tuan Meliodas. Kau tidak menunjukkan sedikit pun kesalahan disana, kecuali satu. Yaitu...'

'Melakukannya di hadapan ku'

"Aku lupa mengatakan pada mu, tuan. Bahwa pedang ini hanya mampu di angkat dan di gunakan oleh orang yang dianggapnya pantas dan sudah memenuhi syarat"

"Oh, begitu. Berarti kau adalah orang itu, kan"

"Kurang lebih, begitu" Orion tersenyum tipis.

"Tapi, pedang ini tampak sangat pas jika memang kau yang menggunakannya. Maksud ku, ukurannya"

"Ya, awalnya pedang ini sedikit lebih besar dan gagangnya juga panjang. Tapi pedang ini bisa menyesuaikan ukurannya agar cocok pada menggunanya"

.

[Mendapatkan gelar: <Worthy>]

.

<Worthy>: Gelar yang didapat dari usaha dalam memiliki sesuatu yang memiliki banyak syarat serta tingkat kesulitan yang tinggi, ditambah dengan memperhitungkan kepantasan pemilik yang akan berguna di waktu kedepannya.

Memungkinkan pemilik untuk menjadi seseorang yang memenuhi syarat dalam segala hal, bagi sesuatu yang membutuhkan syarat untuk mendapatkannya.

.

'Aku tidak tahu dari mana gelar ini bisa muncul, seharusnya gelar seperti ini muncul ketika aku mendapatkan {Black rover} pertama kali. Tapi dari pada memikirkan itu....'

'Gelar ini sangat berguna untuk ku kedepannya, jika aku benar-benar ingin mendapatkan semua Sacred relic' Orion merasa bersemangat.

"Huh, sungguh menyenangkan bisa melihat sebuah senjata legendaris di hadapan ku" Meliodas kembali duduk.

"Apa kau benar-benar merasa puas hanya dengan menyentuhnya, tuan?" Orion juga kembali duduk.

"Sebenarnya, aku ingin mengayunkan itu beberapa kali. Tapi sepertinya aku bukanlah orang yang pantas" Meliodas tertawa.

"Berarti, ini hal yang ingin kau bicarakan pada ku?"

"Sebenarnya masih ada 1 hal lagi" Meliodas mengangkat jarinya.

"Baiklah, aku mendengarkan"

"Begini, Orion...."

"Gadis yang sebelumnya berteriak di meja makan itu, Ellina. Dia adalah putri pertama ku" Meliodas berkata.

"Ah, iya. Aku sudah mengetahui itu sebelumnya, aku bersama Kiara dan Kiana sudah berkenalan dengannya. Meski itu tidak lancar pada bagian ku"

"Kalau kau sudah tahu, itu semakin bagus. Jadi...."

"Apa yang sebenarnya terjadi disana?"

"...." Orion langsung terdiam sesaat.

'Sudah ku duga, dia pasti mengatakan itu semua. Tapi, tuan Meliodas sudah meminta penjelasan ku. Setidaknya, dia bukan orang yang langsung menghakimi ku karena putrinya'

"Tuan Meliodas, sebenarnya...." Orion pun mulai menjelaskan.

Dia menjelaskan itu dengan detail, meski dia tidak mengatakan bahwa matanya menjelajah ke seluruh lekuk tubuh Ellina. Dia tentu tahu bahwa itu hanya akan menjadi ranjau bunuh diri jika dia benar-benar mengatakan itu dengan spesifik.

"Aku ingin minta maaf secara langsung, tapi sepertinya dia tidak akan mudah menerima itu. Meskipun aku berusaha sebaik mungkin, tapi. Aku juga tidak bisa berkata bahwa aku mengerti apa yang dia rasakan..."

"Tapi, aku tahu. Bahwa apa yang terjadi itu, memanglah sangat buruk"

"..." Meliodas hanya diam dari tadi mendengarkan.

"Baiklah, aku mengerti. Jadi, ini semua adalah kesalahan kalian berdua. Ellina yang tidak memasang tanda "Sedang digunakan" dan kau yang tidak menyadari adanya Ellina di dalam sana"

'Tidak, itu semua adalah salah Ellina dan aku adalah korban dari kesalahpahaman ini. Normalnya, seseorang akan sulit untuk merasakan adanya orang di suatu ruangan' Orion berkata di pikirannya.

"Tapi, yang pertama sekali. Aku ingin minta maaf kepada mu, Orion"

"Eh? Tentang apa?"

"Ellina memiliki sifat keras kepala itu karena sebagian besar, aku yang mendidiknya. Jika ku biarkan ibunya yang melakukan itu, maka dia pasti akan jadi gadis yang lebih baik serta lembut"

"Kau tidak bisa menyalahkan diri mu atas itu, tuan Meliodas. Apa yang membentuk karakter Ellina, bukan hanya datang dari didikan mu saja. Tapi dari lingkunguan serta keadaan sekitarnya"

"Mungkin kau benar, Orion. Terima kasih"

"Tidak masalah, tuan. Tapi..."

"Bagaimana dengan masalah ini?"

"Ah, itu tidak perlu kau pikirkan sekarang. Itu sudah berlalu, kau hanya perlu bertanggung jawab...."

"Dengan menikahi Ellina" Meliodas berkata sambil tersenyum.

"Tentu, aku akan menik-" Orion langsung terdiam.

"Eh?" Orion melihat Meliodas dengan bingung.

"Ya, kau harus menikahi Ellina. Itu sudah menjadi tradisi keluarga Elizabeth, karena..."

"Bagi siapa yang sudah melihat tubuh seorang gadis dari keluarga Blanchefleur, maka dia harus menikahi mereka" Meliodas berkata dengan santai.

"Ta-tapi aku ini orang asing, kalian belum mengenal ku sama sekali" Orion kehilangan ketenangannya.

"Itu bukanlah masalah Orion, aku dan Elizabeth dulu juga orang asing. Namun sekarang, kami menjadi sepasang suami istri dan memiliki 2 anak"

"Bukan begitu maksud ku, bagaimana dengan Ellina sendiri. Aku yakin, dia pasti menolak ini mentah-mentah dan dia pasti juga tidak tahu tentang tradisi keluarga nona Elizabeth..."

"Mengingat reaksinya yang memancarkan kebencian kepada ku, dia seharusnya tidak akan begitu. Jika tahu bahwa kami nantinya harus menikah dan dia juga harusnya tidak memberitahu apa yang terjadi pada mu...."

"Jika nantinya dia tahu, bahwa kami harus menikah"

"Wah, aku kagum dengan pemikiran mu yang luar biasa itu. Tapi kau benar tentang itu, Ellina sama sekali tidak tahu. Tapi kami akan memberitahunya dan sebelum itu, berusahalah untuk mendekatinya"

"Tapi sebelum ini berjalan terlalu jauh, aku ingin mengatakan sesuatu pada mu" Orion berkata, dia sudah kembali tenang.

Orion pun kembali bertanya, tentang apa yang akan dia terima. Jika dia menolak untuk menikahi Ellina, Meliodas mengatakan bahwa jika dia menolak. Maka dia harus menjadi budak dari Ellina hingga Ellina menemukan seorang pria yang nantinya akan menjadi suaminya.

'Aku tidak mungkin akan merendahkan diri untuk gadis keras kepala seperti itu, lebih baik menaklukkannya menjadi istri ku. Dari pada menjadi budaknya, itu jauh lebih baik....' Didalam hatinya tentu Orion menolak mentah-mentah itu, dia merasa bahwa itu sangat tidak sepadan.

'Aku bukan orang yang bisa di dominasi, aku adalah pria yang mendominasi para wanita'

"Begitu, ya. Untung saja, aku menerima untuk menjadi suaminya di masa depan. Tapi, aku ingin mengatakan sesuatu...."

"Bahwa aku adalah orang yang ingin membuat Harem"

"..." Meliodas yang mendengar itu, terdiam.

"Aku tidak menolak untuk menjadi suami Ellina nantinya, tapi. Apa kau tidak keberatan, jika putrimu bukanlah satu-satunya gadis yang ku miliki?"

"Aku juga tidak akan membuang keinginan ku untuk memiliki Harem, hanya karena aku harus menjadi suami dari putri mu dan putri mu harus menjadi satu-satunya gadis yang ku cintai"

"Aku tidak keberatan" Meliodas berkata sambil tersenyum.

"Eh? Apa kau yakin? Aku akan memiliki banyak gadis nantinya"

"Aku yakin dan aku juga yakin, bahwa kau pasti tidak akan menelantarkan gadis-gadis yang kau miliki itu. Tidak satu pun"

"..." Orion terdiam.

"Kalau soal itu, kurasa kau benar...." Orion tersenyum tipis.

"Berati, masalah ini selesai kan?"

"Ya, berarti ini semua sudah jelas" Meliodas mengangguk.

"Apa masih ada yang ingin kau tanyakan, tuan?"

"Sebenarnya, ada. Pertanyaan itu muncul beberapa menit yang lalu"

"Dan apakah itu?"

"Begini.....Mungkin ini sedikit tidak sopan, tapi. Apakah keinginan mu memiliki harem itu, di dorong oleh orang lain atau itu adalah murni keinginan mu sendiri?"

"Itu murni keinginan ku sendiri, tapi kenapa tuan bertanya tentang itu?"

"Soalnya, baru kali ini aku melihat orang seperti mu...."

"Seorang anak yang sudah bertekad untuk memiliki banyak kekasih, padahal kau bisa mewujudkan itu ketika dewasa nanti. Kenapa harus sekarang?"

"Kalau soal itu, mungkin benar. Aku bisa menciptakannya ketika dewasa, tapi. Aku ragu itu akan berjalan semulus jika aku melakukannya sekarang"

"Apa maksudmu, Orion?"

"Begini tuan, aku mungkin belum terlalu lama mengenal wanita. Tapi aku tahu, bahwa mereka akan merasa tersakiti begitu mengetahui adanya orang lain yang dicintai oleh pria yang dia cintai. Meski tidak semuanya begitu...."

"Aku hanya berpikir untuk menanamkan pemikiran bahwa itu adalah hal yang wajar, kepada gadis-gadis ku. Jika aku bisa mendokrin pikiran mereka tentang itu, maka mereka tidak akan merasa sakit hati jika mengetahui aku memiliki yang baru...."

"Dan itu akan lebih baik, jika aku bisa melakukannya di usia sekarang. Karena pemikiran anak-anak yang masih pra dewasa, masih labil. Mudah terpengaruhi emosi dan terkadang mudah di manipulasi"

"...." Meliodas yang mendengar itu, terdiam.

"As-astaga, pemikiran mu begitu dewasa. Aku merasa takut sekarang" Meliodas tertawa kaku, dia sangat terkejut mendengar apa yang keluar dari mulut Orion.

"Ta-tapi aku tidak bermaksud buruk, kok. Aku memang berkata akan mendokrin mereka, tapi sebenarnya. Yang ku lakukan hanyalah membuat hubungan antara mereka menjadi lebih dekat....."

"Jika aku memiliki banyak kekasih di usia yang masih muda ini, dimana usia ini memungkinkan seseorang untuk menjalin hubungan baik sangat mudah. Jika masing-masing kekasih ku sudah saling dekat layaknya saudara, maka aku tentu tidak akan merasa bersalah lagi jika menambah jumlah mereka...."

"Tapi, semuanya kembali kepada mereka masing-masing. Karena sebelum aku mengajak Kiara dan Kiana menjadi kekasih ku, aku sudah mengatakan kepada mereka apa rencana ku untuk kedepannya..."

"Mereka bisa menolak dan aku tidak akan memaksa, tapi mereka masih mau menyetujui keinginan ku yang sangat egois itu"

"Ah, jadi begi-" Meliodas terdiam.

"Tuan Meliodas?"

"O-Orion, tadi kau bilang Kiara dan Kiana?"

"Ah, benar juga. Aku belum bilang ya, itu benar. Mereka berdua adalah kekasih ku" Orion tertawa kecil.

"Aku terkejut mendengar itu, tapi. Jika itu memang keinginan mu dan tidak merugikan gadis-gadis itu, maka kurasa kau tidaklah berbuat jahat kepada gadis-gadis itu. Meski nantinya kau akan memiliki yang lain"

"Senang mendengar itu dari mu, tuan" Orion tersenyum tipis.

"Kau tahu, Orion. Ketika mendengar apa yang datang dari mulut mu tadi, aku tidak merasa sedang berbicara dengan anak seusia mu. Pemikiran mu begitu dewasa, dalam artian yang baik"

"Ku anggap itu sebagai pujian, apa semuanya sudah selesai? Tidak ada yang ingin kau tanyakan lagi, tuan?"

"Tidak, setidaknya. Aku sudah tahu, bahwa putri ku akan berada di tangan laki-laki yang bertanggung jawab. Itu membuat ku sedikit lega, meski aku tidak tahu nantinya. Entah bagaimana caranya, kau bisa mendekati Ellina kami"

"Aku akan berusaha"

"Aku akan kembali, untuk memberitahu Elizabeth. Maaf karena sudah mengambil waktu mu, Orion" Meliodas berdiri dan pergi.

"Hah....Untunglah itu berjalan dengan lancar dan baik, tidak ada pertikain" Orion menghembuskan nafas lega sambil berbaring di bawah pohon itu.

'Tapi, semuanya akan kembali pada ku. Bagaimana caranya aku bisa menaklukkan gadis keras kepala seperti Ellina, semoga waktu bisa membantu ku'

"..." Orion menutup matanya untuk beberapa lama.

"Mungkin aku akan kembali berlatih dengan [Gerbang pertama]" Orion langsung duduk.

"Oh?" Orion melihat adanya Glen dan Dale yang sedang menuju ke arahnya.

"Sepertinya urusan mu dengan tuan Meliodas sudah selesai, ya" Glen berkata.

"Itu selesai beberapa menit yang lalu" Orion mengangguk.

"Kalau begitu, apa kau masih memiliki waktu luang?" Dale bertanya.

"Aku tidak memiliki rencana untuk hari ini, apa senior membutuhkan sesuatu dari ku?"

"Ya, bagaimana jika kita melakukan sparing sekarang?"

"....." Orion diam beberapa saat.

"Baiklah, ayo"

"Apa kita akan menggunakan senjata sungguhan atau kayu?"

"Bagaimana jika menggunakan senjata sungguhan, senior? Agar lebih terkesan nyata"

"Baiklah, itu ide yang bagus"

"Kalau begitu, aku akan menjadi wasitnya" Glen berkata.

Orion dan Dale mulai mengambil jarak satu sama lain, Orion mengeluarkan pedang besinya dan Dale mengeluarkan sebuah tombak entah dari mana.

Orion yang melihat itu terkejut, dia langsung bertanya tentang apa yang baru saja dia lihat. Dale mengatakan bahwa tombak tadi dia keluarkan dari tempat penyimpanannya yang merupakan sebuah cincin.

Dale berkata bahwa itu adalah aksesoris penyimpanan, merupakan salah satu benda yang paling dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup. Sama seperti namanya, aksesoris penyimpanan mampu penyimpanan berbagai macam benda.

Namun itu semua tergantung kualitas aksesoris penyimpanan, batas penyimpanan dan ukuran benda yang hendak di simpan. Dale juga mengatakan bahwa teknologi itu sudah ada ribuan tahun yang lalu.

"Dan sekarang, banyak jenis dari aksesoris penyimpanan serta dalam berbagai kualitas serta ukuran penyimpanannya, jika kau mau membelinya. Ada cukup banyak tempat di kota ini yang menjualnya dengan harga murah, meski kualitasnya pas-pasan"

"Aku mengerti senior, terima kasih atas penjelasannya" Orion berkata sambil melihat Dale.

"Baiklah, kalau begitu. Bisa kita mulai, latihan kecil kita?"