webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Kedua Dan Ketiga

"....." Suasana menjadi hening di antara Orion dan Kiana, Kiara terlihat sudah tertidur.

"Kiana..." Orion melihat ke gadis itu, dia sedang mengusap kepala saudarinya.

"Ya?" Kiana melihat ke Orion.

"Apa aku boleh tahu, kenapa kalian ingin ke Anfield?"

"..." Mendengar pertanyaan itu, Kiana menjadi diam dengan wajah yang terlihat panik.

"Kau tahu, ayah ku mengatakan hal yang aneh. Dia bilang, kalau kalian pergi ke Anfield hanya karena aku pergi ke sana. Aku tidak percaya itu, ayah ku memang terkadang begitu" Orion terkekeh.

"....." Kiana tetap diam.

"Tidak, Orion. Paman Sol mengatakan yang sebenarnya" Kiana berkata dengan wajah yang merona serta tampak gugup.

"Kenapa.....Kenapa kalian melakukan itu?" Orion mulai memikirkan apa yang sebelumnya ibunya pernah katakan, tentang kedua gadis yang ada di hadapannya saat ini.

"Itu....Itu karena...." Kiana tampak gugup untuk berkata, seolah-olah mulutnya di bungkam.

"Kiana, boleh aku bertanya sesuatu pada mu?"

"..." Kiana hanya mengangguk.

'Ayo, Orion. Tanyalah, apakah mereka menyukai mu atau tidak. Tapi akan sangat memalukan jika ternyata mereka tidak memiliki perasaan khusus kepada ku, aku tidak akan bisa menatap wajah mereka lagi nanti' Orion tampak bimbang.

Antara menahan rasa malu untuk mengetahui kebenaran atau menahan rasa ingin tahu untuk menjaga harga dirinya, jika dugaan itu benar.

Maka Orion bisa mengetahui bahwa kedua gadis itu menyukai dirinya, Orion juga menyukai mereka berdua. Dari gadis-gadis di desanya, hanya Anna dan mereka berdua yang menarik di matanya. Namun, jika dugaan itu salah.

Maka rasa malu akan terus mengikuti selama dia berada di sekitar Kiana dan Kiara, Orion tidak ingin itu terjadi. Meski dia sudah mengalami perubahan pada dirinya sendiri, dia tetap menjunjung tinggi harga dirinya.

'Hah....Mau sampai kapan aku berpikir begini, terkadang. Untuk mengetahui kebenaran, ada hal yang harus dikorbankan. Jika aku salah, maka aku akan kehilangan 2 sahabat ku.....'

'Karena aku yakin, setelah kejadian ini. Mereka akan mulai menjauhi ku karena ku pikir mereka menyukai ku, tapi jika aku benar. Mungkin aku bisa menambahkan mereka ke Harem ku, aku juga menyukai mereka'

"Orion, apa yang ingin kau tanyakan?" Kiana menyadarkan Orion dari pikirannya.

"Eh....Aku ingin tanya..Apakah.." Orion semakin gugup.

"Apakah, kalian berdua menyukai ku?" Seolah beban yang sangat besar lepas darinya, akhirnya Orion bisa bernafas dengan lega. Setelah mengutarakan pertanyaannya, namun masih gugup untuk menunggu jawaban itu.

Kiana yang mendengar itu tampak bergedik, tampak jelas bahwa dia terkejut dengan apa yang Orion katakan. Itu membuat Orion kembali gugup, karena dugaan itu mungkin memang salah.

"Y-ya....Kami menyukai mu" Kiana berkata dengan wajah yang merona, dia tidak bisa menatap Orion.

Mendengar itu, Orion menjadi sangat amat lega. Sekarang yang perlu dia lakukan hanyalah menawari mereka, apakah mereka mau menjadi bagian dari Haremnya atau tidak.

"Kiana, pertama-tama aku ingin mengatakan bahwa aku juga menyukai kalian" Ketika mendengar itu, Kiana tampak gembira. Senyum terbentuk di wajahnya yang merona itu.

"Tapi, aku juga ingin mengatakan sesuatu. Bahwa aku adalah orang yang ingin memiliki banyak gadis di sisi ku, aku sedang membuat Harem...."

"Ketika mendengar itu, apakah kau mau menjadi kekasih ku?"

"Ya, tentu aku mau. Lagi pula, jika kau memang menyukai kami berdua. Tentu aku harus siap melihat mu bersama dengan Kiara" Kiana mengangguk.

"Tapi, aku bukan hanya akan bersama dengan mu dan Kiara saja. Mungkin akan ada banyak gadis di waktu yang akan datang"

"Meskipun begitu, aku tidak keberatan" Kiana mengangguk

"Aku adalah orang yang sangat egois. Aku ingin seluruh cinta, tubuh dan jiwa mu hanya untuk ku. Sedangkan aku akan membagi cinta, tubuh dan jiwa ku kepada gadis-gadis lain"

"Aku tidak keberatan, asalkan kau memang bersungguh-sungguh mencintai kami"

"Mungkin aku tidak bisa dengan mudah berkata bahwa aku mencintai kalian, tapi perasaan itu akan muncul seiring dengan berjalannya waktu. Karena cinta tidak ada karena ini atau karena itu" Orion berkata.

"Ya, kau benar. Cinta memang datang tiba-tiba dan tidak memiliki alasan" Kiana membalas dengan senyuman.

"Aku menyukai senyuman mu itu, Kiana" Orion berkata.

"Benarkah? Aku merasa senang mendengarnya"

"Meski kalian kembar, tapi senyum mu dengan Kiara memiliki keunggulan masing-masing"

"Wajar saja, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing....."

"Oh, iya. Orion, aku ingin tanya"

"Tentang apa?"

"Diantara aku dan Kiara, siapa yang menjadi kekasih pertama mu?"

"Eee..." Orion terlihat sulit untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Sebenarnya, tidak satupun dari kalian yang menjadi kekasih pertama ku"

"Eh? Lalu, siapa yang pertama?"

"Itu...."

"Itu?"

"Anna, dialah kekasih pertama ku"

"...." Kiana yang mendengar itu terdiam, tidak pernah terpikir olehnya bahwa Anna akan benar-benar menjalin hubungan dengan Orion.

Sewaktu di desa, ketika para gadis sedang berkumpul. Mereka terkadang juga membicarakan Orion, ada satu waktu ketika Anna mengatakan bahwa dia sangat ingin menjadi kekasih dari Orion. Namun para gadis menertawakan itu, karena mereka adalah saudara dan mengira Anna hanya bercanda.

"Ah, jadi kak Anna benar-benar melakukan itu" Kiana berkata.

"Melakukan itu?" Orion sedikit bingung.

"Dia pernah berkata untuk menjadi kekasih mu"

"Oh, begitu. Kurasa ambisinya sudah terpenuhi" Orion terkekeh.

"Lalu, sudah sejauh apa hubungan kalian?"

"Kami baru mengungkapkan perasaan satu sama lain kemarin, tapi karena kami memang selalu bersama. Maka kami bisa lebih mudah untuk lebih dekat"

"Lalu....Sudah sejauh apa yang kalian lakukan?" Kiana tampak gugup untuk bertanya soal itu.

"..." Orion diam sesaat.

"Kami sudah berciuman" Orion tersenyum tipis.

'Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku dan kakak ku sudah melakukan Sex, dia belum bisa menerima itu'

"Ber...Berciuman?"

"Ya"

"Ka-Kalau begitu, apa aku juga boleh meminta ciuman ku?"

"..." Orion sedikit terkejut.

"Ya, tentu saja"

Karena Kiara yang masih berbaring di samping Kiana, maka Kiana tidak bisa bergerak. Orion mengerti itu, dia memutuskan untuk mendekat ke Kiana. Dia sekarang berada tepat di depan Kiana, Kiana tampak gugup dan begitu juga dirinya.

'Entah kenapa aku selalu gugup ketika terlalu dekat dengannya, Anna ataupun Kiara. Perasaan yang tidak pernah datang ketika aku berada di sekitar gadis lain' Orion mendekatkan wajahnya, Kiana juga mendekatkan wajahnya.

"Apa yang kalian lakukan?" Sebuah suara membuat mereka berdua berhenti bergerak, suara itu muncul dari bawah mereka.

Kiara melihat itu dengan jelas, Orion langsung mundur dan begitu juga dengan Kiana. Mereka tidak menyangka bahwa Kiara akan bangun diwaktu yang tidak tepat, Kiara langsung duduk dan menatap ke Kiana dengan tajam.

"Kiana, apa yang baru saja Kiara lihat?" Suaranya datar dan dingin, Kiana yang mendengar itu hanya bisa terdiam.

"Ki-Kiara, sebenarn-" Orion ingin menjelaskan namun Kiara meliriknya.

"Orion, Kiara tidak ingin mengatakan ini kepada Orion. Tapi, diamlah" Kiara berkata, Orion pun diam.

"Nah, Kiana. Kiara membutuhkan jawaban" Kiara kembali menatap saudarinya yang ada di sampingnya.

"Se-Sebenarnya...." Kiana mulai menjelaskan.

Kiana menjelaskan apa yang terjadi dari awal mereka naik ke kereta kuda, dia sama sekali tidak mengurangi atau menambah cerita. Karena dia yang paling tahu, bahwa saudarinya itu adalah orang yang tidak bisa dibodohi atau dibohongi dengan mudah.

"Ja-Jadi, Orion juga menyukai Kiara?" Kiara melihat ke Orion dengan gugup, wajahnya yang tadi dingin dan tak berekspresi tampak merona sekarang.

Sejak pertama kali mengenal Orion, Kiara merasa bahwa Orion adalah orang yang sedikit aneh. Terkadang dia bersikap baik kepada orang-orang dan terkadang dia tidak sopan kepada orang-orang, namun kesan itu berubah ketika dia mengenal Orion selama 1 tahun pertama.

Sejak saat itu, perasaan suka itu berubah menjadi lebih besar. Meski pun begitu, dia tidak menyangka bahwa orang yang dia sukai itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Itu yang paling penting baginya, dia tidak peduli entah berapa banyak gadis yang akan memiliki cinta dari Orion.

"Ya, aku menyukai mu. Aku sudah dengar dari Kiana, tapi. Aku ingin mendengarnya langsung dari mu, apa kau menyukai ku?"

"Ya, Kiara sangat menyukai Orion!!" Kiara menjawab dengan semangat, itu tampak jelas di wajahnya yang biasanya datar dan dingin.

"Tapi kau juga harus tahu, Kiara. Bahwa aku adalah orang yang sangat egois, mungkin kau sudah dengar tadi dari Kiana. Aku ingin seluruh cinta, tubuh dan jiwa mu hanya untuk ku seorang. Sedangkan aku akan membagi cinta, tubuh dan jiwa ku kepada gadis-gadis lain...."

"Setelah mendengar itu dari mulutku langsung, apa kau masih mau menjadi kekasih ku?"

"Kiara mau, Kiara tidak peduli dengan itu. Asalkan Orion memang bersungguh-sungguh mencintai Kiara dengan seluruh yang Orion punya"

"Pastinya, aku memang akan melakukan itu untuk setiap gadis ku" Orion mengangguk.

"Ka-Kalau begitu, apakah Kiara boleh minta ciuman?" Kiara menatap Orion dengan malu.

"A-Aku juga mau" Kiana berkata.

"Kalian akan mendapatkannya"

Orion tersenyum melihat tingkah kedua kekasihnya itu dan mencium mereka secara perlahan satu persatu. Kiara dan Kiana sekarang sangat senang setelah dicium oleh Orion, bahkan Kiara berkata bahwa dia tidak akan mungkin mabuk perjalanan lagi setelah itu.