webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
92 Chs

Belajar

Keesokan harinya, semua anak-anak dikumpulkan di lapangan. Mereka akan diajarkan cara mengeluarkan sihir mereka dengan cara yang paling dasar dan yang paling umum, cara itu sering digunakan oleh orang-orang untuk aktifitas sehari-hari.

Orion merasa sangat senang, karena dia akan mempelajari sesuatu yang baru lagi. Sekarang dia sudah memahami tulisan dan kata yang ada di dunia itu, meski hanya 1 bahasa saja.

Semalam dia membuat keluarganya kembali terkejut, dia bisa memahami bahasa itu hanya dalam waktu kurang dari beberapa menit. Bahasa yang sudah Orion pahami itu adalah bahasa Alter, bahasa umum yang di ketahui oleh hampir semua makhluk di benua Alter.

Anna memberitahu nya bahwa ada banyak bahasa yang ada di benua Alter, namun bahasa Alter sudah seperti bahasa internasional di benua Alter. Dengan begitu setidaknya dia tidak akan kesulitan jika bertemu orang asing, karena sebagian besar pasti akan menggunakan bahasa Alter.

Dalam belajar dasar sihir itu, mereka akan di ajari oleh anak-anak yang lebih tua. Yaitu, Anna dan teman-temannya. Orion merasa bahwa Anna dan teman-temannya itu adalah anak-anak yang cukup berbakat, karena dia bisa melihat Level dan kekuatan mereka yang cukup tinggi.

Anna pernah mengatakan kepada Orion, bahwa ada lebih banyak anak-anak di desa yang pergi ke akademi untuk belajar. Yang tersisa hanya Anna dan teman-temannya yang memilih untuk tetap bersama keluarga mereka.

Ketika Orion bertanya tentang alasan kenapa Anna tidak memilih untuk bersekolah di akademi karena dia cukup berbakat, Anna menjawab bahwa dia lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaan ibunya sebagai dokter.

Anna dan yang lainnya mulai menjelaskan hal-hal yang harus Orion dan ke-19 anak lainnya pahami sebelum melakukan praktik pengeluaran sihir, mereka semua mendengarkan dengan seksama. Terlebih lagi, Orion.

Saat ini dia sedang mendengarkan cara mengeluarkan sihir yang dulu sangat dia tentang keberadaannya, tetapi disinilah dia. Duduk bersama-sama anak seusianya untuk mendengarkan instruksi agar bisa melakukan itu.

Setelah Mendengarkan penjelasan itu, Orion sudah mengerti seluruh caranya. Mereka pun disuruh untuk menerapkan itu dengan pembimbing masing-masing, Orion di bimbing oleh salah satu teman Anna.

"Halo, Orion. Aku Iona, aku adalah teman Anna. Salam kenal" Iona mengulurkan tangannya ke Orion.

"Halo, aku Orion. Adik dari kak Anna, sala-" Orion mengulurkan tangannya, namun.

TAP

Iona memeluk Orion dengan erat, hal itu membuat Orion terkejut. Iona kemudian mengusap kepala Orion dan kembali memeluknya, Anna yang sedang mengawasi orang lain. Teralihkan oleh tindakan Iona itu.

"Iona, apa yang kau lakukan pada adik ku!!!" Anna yang ada di sana berteriak dengan kesal.

"Aku hanya memeluk murid ku, kau cukup urus murid mu itu. Ini adalah bentuk perhatian seorang guru kepada murid, rambutnya sangat halus, lembut dan wangi" Iona yang sedang mengusap-usap kepala Orion berkata

"Ah, aku tidak terima ini. Tukar, aku ingin bertukar dengan mu!!!" Anna berkata ke Iona.

"Enak saja, kita semua sudah melakukan undian dan aku yang menang...." Iona menjulurkan lidahnya ke Anna yang membuat gadis itu semakin kesal, Iona semakin senang melihat ekspresi kesal temannya itu.

"Eee....Kak Iona, bisakah kau melepaskan ku? Aku sulit bernafas" Ucap Orion yang masih berada di pelukkan Iona, suaranya agak teredam.

"Oh....Maaf, ya. Habisnya, kamu ini terlalu manis dan menarik. Sangat sulit untuk melepaskan mu, sama seperti melepas pakaian ketika musim dingin. Sangat sulit" Iona menjelaskan.

"Bukankah itu sangat berbeda?"

"Lupakan saja, kembali ke tujuan utamanya..."

"Apa kamu sudah mengerti seluruh penjelasan tadi?" Iona menatap Orion, namun dia tidak bisa menatap nya begitu lama. Semakin lama dia menatap Orion, semakin besar tarikannya untuk kembali memeluk anak itu.

"Ya, aku sudah mengerti sepenuhnya" Orion mengangguk.

"Bagus, kalau begitu sudah tidak ada masalah. Kamu bisa mulai sekarang, omong-omong. Kamu ingin menggunakan elemen apa untuk percobaan sihir pertama mu? Mengingat kembali bahwa kamu menguasai semua elemen dasar"

"Umm.....petir, aku ingin mencoba elemen petir"

"Kalau begitu mulailah" Iona mempersilahkan.

Orion mengepalkan tangannya lalu membukanya kembali, dia mulai mengalirkan energi sihirnya yang di sebut sebagai "Mana" ke sekitaran telapak tangannya. Dia sudah bisa merasakan Mana itu, dia sendiri tidak percaya.

'Wah, jadi ini adalah energi sihir "Mana". Mereka sangat luar biasa!!!!'

.

[Berhasil membentuk konsep dasar dari "Sihir", memperoleh +100 poin pengalaman]

.

'Baiklah, dengan begini. Tinggal 1 langkah lagi'

Orion mengabaikan notifikasi sistem dan mulai membayangkan petir dan listrik, karena menurutnya kedua memiliki sedikit ke samaan. Detik itu pula, muncul percikan listrik di tangan Orion, semua orang disana kagum dengan Orion. Dia yang pertama kali berhasil di antara teman-temannya.

.

[Mendapatkan gelar: <Quick learn>]

.

<Quick learn>: Gelar yang di dapat dengan menggabungkan kemampuan bawaan pemilik yang bisa memahami sesuatu dengan cepat bersama dengan system. Dapat meningkatkan efektifitas poin sebanyak 5% dari biasanya.

.

'Jadi jika aku menerima poin pengalamannya akan meningkat 5%, cukup menarik'

Menghilangkan kendali Mana pada tangannya, Orion melihat ke sekeliling. Semua anak-anak sedang berusaha keras tak banyak dari mereka yang berhasil mewujudkan sihir mereka masing-masing.

"Beristirahatlah, Orion. Aku akan melihat yang lainnya terlebih dahulu, kamu sangat hebat" Iona menepuk pundak Orion dan pergi ke salah satu temannya.

'Ah, apa yang harus ku lakukan sekarang?' Orion melihat ke sekeliling, matanya berhenti pada Kiana dan Kiara.

Mereka berdua sedang duduk dan berbicara satu sama lain, karena orion hanya mengenal mereka saja. Maka dia pun mendekati mereka, mereka menyadari Orion yang mendekat dan terlihat saling berbisik.

'Eh? Apa ada sesuatu pada diriku?' Orion melihat ke sekeliling dirinya, namun tidak ada apapun.

"Hai, kau yang disana!?" Orion melihat ke sumber suara, seorang anak laki-laki berlari mengejar Orion dari belakang.

"iya, ada apa?" tanya Orion. Anak tersebut terlihat sangat gusar seperti isi kepalanya sedang dilanda bencana.

"Apakah kau bisa menolong ku?" anak itu melihat Orion dengan mata penuh harap

"Eee....Tergantung..."Orion sama sekali tidak tahu nama anak ini.

"Oh iya, namaku Zealot panggil saja Zee"

"Lalu apa yang bisa aku bantu, Zee?"

"Bisakah kau membantu ku untuk mengeluarkan sihir?"

"Bukankah masing-masing dari kita memiliki pembimbing, dimana pembimbing mu?"

"Dia sedang pergi ke toilet, perutnya bermasalah"

"Kalau begitu, tunggu saja hingga dia menyelesaikan urusannya itu"

"Ayolah, bukankah kau mau menolong ku?"

"Aku akan menolong mu, jika kau memang satu-satunya yang belum bisa mengeluarkan sihir. Tapi tidak, masih ada cukup banyak yang belum. Jadi kau tidak perlu panik"

"Aku mohon, aku mohon, aku mohon!!!" Zealot langsung menerjang kaki Orion dan merengek-rengek disana.

"Hei, jangan merengek begitu. Berhenti, Zealot" Orion berusaha menyingkirkan anak itu dari kakinya, namun anak itu memeluk kakinya cukup kuat.

"Zealot, berhenti..."

"Aku mohon, aku mohon, aku mohon!!!" Zealot tetap memohon dan meminta.

"..." Orion diam sesaat, dia sedikit kesal dengan tingkah anak itu.

"Berhenti ku bilang!!!" Orion meletakkan jarinya ke leher Zealot dan mengeluarkan sedikit listrik untuk mengejutkan anak itu.

"Aww...Apa itu?" Zealot segera menyingkir dari kaki Orion dan mengusap lehernya yang terasa sedikit sakit.

"Itu listrik, akhirnya.....Kau tenang juga, dengarkan aku....."

"Jangan pernah sesekali merengek begitu, apalagi di hadapan orang asing seperti ku"

"Tapi kau bukan orang asing, kau teman ku"

"Hah? Kapan aku memutuskan untuk berteman dengan mu?" Tanya Orion dengan polos.

"Eh? Tadi, saat kau bilang "Lalu apa yang bisa ku bantu, Zee" begitu" Zealot sebaik mungkin meniru suara dan cara bicara Orion namun sama sekali tidak mirip.

"Apa itu menyuarakan ajakan pertemanan?"

"Tapi, kakek ku pernah berkata. Jika seseorang mau membantu ku, maka dia adalah seorang teman"

"Kakekmu salah dalam hal itu, jika ada orang asing yang tiba-tiba membantu mu. Maka kau harus memperhatikan 2 hal, pertama adalah maksudnya dan kedua adalah tujuannya. Tidak semua orang memiliki hati yang suci"

"....." Zealot terdiam, dia tidak pernah menyangka bahwa akan menemukan seseorang yang berpikir di luar usianya seperti Orion.

"Tapi, dalam hal ini. Aku mau menjadi teman mu, apa kau mau berteman dengan ku?" Orion mengulurkan tangannya.

TAP

"Ya, aku mau" Zealot dan Orion pun bersalaman.

"Baiklah, akan ku bantu kau agar bisa mengeluarkan sihir. Pertama, apa kau sudah mengerti tahapannya?"

"Eh....Sudah" Zealot tersenyum dengan aneh.

"Aku tidak percaya pada senyum itu, hah...Kurasa akan ku buat kau lebih mudah mengerti tahapannya"

Orion pun mulai menjelaskan tentang hal-hal dan tahapan agar bisa mengeluarkan sihir seperti dirinya dan yang lainnya kepada Zealot, namun dia merubah beberapa penjelasan agar Zealot lebih mudah mengerti.

'Dilihat dari wajahnya, sepertinya dia sudah mengerti'

"Nah, apa kau sudah mengerti?" Orion menatap Zealot.

"Sudah dan jelas, wah. Aku sungguh tidak menyangka, bahwa akan semudah itu"

"Kan sudah ku bilang, itu mudah. Kau saja mungkin yang tidak mendengar dengan jelas apa yang kak Anna dan teman-temannya katakan, lain kali dengar baik-baik"

"Bukan, maksud ku bukan itu. Penjelasan yang kau berikan, itu jauh lebih sederhana dan lebih baik"

"Lupakan itu, sekarang kau harus bisa melakukan itu. Harus, karena kau sudah mengerti"

"Baik, ini sangat mudah" Zealot tersenyum dengan percaya diri.

"Kuharap tindakanmu sesuai dengan ucapan mu"

"Tenang saja, percaya pada ku" Zealot pun mulai mengambil posisinya.

Zealot mulai membayangkan petir, namun karena bayangan Zealot tentang petir terlalu liar maka sihirnya lepas kendali dan petirnya menyambar ke segala arah.

Orion dengan cepat menjauh dari Zealot, tidak hanya Orion yang menjauh. Anak-anak lainnya juga, mereka melihat ke Zealot dengan kesal.

"Hei, apanya yang"Percaya pada ku?" Kau hampir membunuh ku" Kata Orion agak jauh di sana.

"Hehehe....Maaf, akan ku coba sekali lagi"

"Tunggu jangan gegabah, kau ha-" Orion yang memperingatkan terlambat.

Zealot kembali mencoba namun sekali lagi gagal, tidak seperti sebelumnya. Petir yang melesat dari Zealot terlihat lebih liar dan kuat. Salah satu petir tersebut mengarah ke arah Kiara dan Kiana.

'Sial'

Dengan refleks nya yang terasah. Orion melesat dengan cepat ke hadapan Kiara dan Kiana, Orion meletakkan tangannya ke tanah, dengan cepat dia menciptakan dinding tanah.

DUUUAARRR

Suara itu timbul dari tabrakan petir dan dinding yang hancur sebagian, itu membuat beberapa orang berkumpul ke lapangan karena mendengar gelegar tersebut dan bertanya ke Anna beserta teman-temannya.

Anna dan teman-temannya menjelaskan, ayah dan ibu Zealot memarahi anaknya karena sudah membahayakan orang lain dan meminta maaf atas apa yang terjadi kepada Orion.

"Kurasa bukan kepada ku, Paman dan bibi harus minta maaf. Tapi kepada Kiana dan Kiara" Orion yang berada di depan mereka melirik mereka, mereka saling berpelukan dan tubuh keduanya gemetar.

"Akan ku sampaikan permintaan maaf kalian, permisi" Orion mendekat ke Kiana dan Kiara.

.

[Menerapkan skill: [Terra wall], skill telah di tambahkan ke slot "Skill"]

[Skill: [Terra wall] memperoleh +50 (+5%) poin pengalaman

[Skill: [Terra wall] naik ke tingkat 2]

.

[Terra wall]: menciptakan dinding dari tanah, ketebalan dan ketahanan dinding tergantung dari kekuatan sihir dan fokus pengguna.

Tingkat: 2 (0/100)

.

Orion mengabaikan notifikasi dari system dan menghilangkan panel dari system pula, Sekarang dia berdiri di depan kedua gadis kembar itu. Anna dan teman-temannya mencoba menenangkan namun Kiana dan Kiara tetap gemetar.

'Mereka masih shock, ya...Siapa yang tidak akan shock jika di hadapkan oleh petir yang akan menerjang mereka? Hanya kematian yang terpikir detik itu, jadi itu wajar saja dan anak-anak tidak akan mampu menahan shock itu. Tidak menangis saja, itu sudah hebat' Orion berlutut di depan mereka berdua.

"Semua itu sudah berakhir, kalian sudah aman" Orion berkata.

"...." Mereka tetap terlihat ketakutan.

'Apa aku boleh melakukannya? Yang penting mereka tenang dulu'

TAP

Kiana dan Kiara merasakan adanya sensasi hangat di kepala mereka, Orion mengusap kepala mereka berdua dan itu berhasil. Mereka terlihat sedikit lebih tenang meski ketakutan dan rasa gelisah masih tampak jelas di wajah mereka.

"Kiana, Kiara!!!!" Sepasang suami istri datang ke sana dan langsung memeluk mereka berdua, mereka menangis.

'Sepertinya aku sudah tidak di butuhkan lagi' Orion berdiri.

"Terima kasih, Orion" ayah mereka berkata ke Orion.

"Ya, kalau begitu aku permisi" Orion pun mendekat ke dinding tanah yang sudah separuh hancur itu.

.

Nama: Orion

Level: 5

Energi sihir: 1.490

Tingkat kekuatan: 7.500

Poin pengalaman: (150/1.000)

Gelar: <Raja dunia>

Potensi: Tak terbatas

.

'Nampaknya skill tadi memakan Mana yang cukup kecil, Mana ku beregenerasi dengan cepat dan itu bagus' pikir Orion.

Kegiatan di bubarkan, Anna dan Orion kembali ke rumah namun bukan hanya mereka berdua. Beberapa teman-teman Anna juga ikut bergabung. Tujuan mereka adalah Orion, mereka tidak tahu kenapa tapi ada perasaan yang asing ketika mereka melihat Orion.

Sesekali salah satu dari mereka memeluk Orion, namun sebelum itu mereka meminta izin dari Orion sendiri. Orion mengizinkan karena itu tidak mengganggunya sama sekali, tapi tidak dengan Anna. Dia terlihat kesal saat mereka memeluk adiknya itu.

"Ketika aku ingin memeluk mu, kamu selalu menolak. Tapi kenapa ketika teman-teman ku, kamu mau?" Anna melihat ke Orion.

"Kita ini saudara, ada batasan yang harus di jaga"

"....." Anna hanya diam.

"Oh, iya. Orion, kenapa kamu bisa menciptakan dinding tanah itu?" Iona yang berjalan di sisi Anna bertanya.

"Aku hanya melakukan seperti yang sebelumnya ku lakukan kepada elemen petir"

"Tapi itu sungguh hebat, Orion" Salah satu teman Anna berkata.

Ketika sampai di rumah Anna dan Orion, teman-teman Anna pun mulai kembali ke rumah masing-masing. Meninggalkan Anna dan Orion berdua, Anna menatap Orion.

"Ada apa kak?" Orion bisa melihat bahwa kakaknya terlihat kesal.

"Hump" Anna memalingkan wajahnya dan masuk ke dalam rumah.

'Ah, sepertinya dia sangat kesal karena aku memperbolehkan teman-temannya memeluk ku' Orion masuk ke dalam rumah.