Baekhyun adalah gadis yang manja dan kekanakan bahkan tak jarang dia bersikap egois karena dia adalah anak terakhir, saat ini dia masih duduk di bangku SHS tingkat akhir. Orang tuanya adalah pemilik sebuah restorant bergaya jepang, dan saat ini dia hanya tinggal bersama paman dan bibinya, karena kedua orang tua Baekhyun tinggal di Jepang.
Tak jarang kedua orang tuanya di buat marah dengan kelakuan anak gadisnya itu, Baekhyun tidak suka jika dirinya harus membantu paman dan bibinya nya di Restorant saat ahir pekan, dia sedikit pemalas, tapi dia masih menyayangi orang tuanya dan mau menurut jika di iming-imingi sesuatu oleh ayah dan ibunya.
Seperti saat ini, dia hanya memasang wajah kesalnya saat dia terpaksa membantu mengantarkan makanan di restorant malam itu.
"Uh menyebalkan!!" dia berjalan melewati dua orang laki-laki tinggi yang tampak kebingungan seperti mencari sesuatu atau entah apa itu.
"Permisi" salah satu dari mereka memanggil Baekhyun
"Ya?" Jawabnya
Laki-laki itu menatap aneh pada Baekhyun
"Bisa kau tunjukan pada kami reservasi atas nama Kim Suho?" Laki-laki itu kembali bertanya pada Baekhyun.
Baekhyun menengok ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu, dan tiba-tiba dia menarik seorang lain yang hampir melewatinya.
"Min ah, tunjukan reservasi atas nama Kim Suho pada mereka" Baekhyun berlalu begitu saja, dan gadis yang di panggil Min Ah itu sedikit membungkukan badanya pada Baekhyun.
"Mari saya antar tuan" Baekhyun masih mendengar suara Min Ah di belakangnya.
"Cih, dia menatapku seperti orang Cabul, dasar laki-laki" Baekhyun menggerutu menuju pintu dapur untuk menyimpan baki yang dia bawa dan berniat pulang setelahnya "...Tapi dia tampan, telinganya seperti gajah" Baekhyun terkekeh mengingat bagaimana telinga laki-laki itu.
Baekhyun mengendap-endap keluar, dia berniat kabur dari resto, dia mengambil Coat nya dan menyelinap ke pintu belakang, tapi saat dirinya berada di depan toilet dia di kejutkan oleh seseorang yang tidak sengaja menabraknya hingga tubuhnya terpental ke dinding.
"Yak!!" Baekhyun terkejut dan berteriak pada orang yang menabraknya, bukanya meminta maaf, orang itu malah terkekeh melihat Baekhyun yang terpental hanya karena tabrakan pelan.
"Mianhaeyo hagsaeng"
"Ish" Baekhyun menatap sinis pada seorang yang menabraknya, dan ternyata seorang laki-laki yang menanyakan reservasi padanya.
"Jamkkanman-yo" cegatnya saat Baekhyun hendak pergi
"Waegurae??" Baekhyun ketus, dia harus bergegas, jika tidak dia akan ketahuan bahwa dirinya hendak kabur.
"Namamu Baekhyun kan?, namaku Park Chanyeol" Baekhyun masih menatap heran pada laki -laki yang mengetahui namanya entah dari mana, yang lebih mengejutkan lagi adalah, laki-laki yang mengaku bernama Park Chanyeol itu mengambil ponsel yang berada di genggamanya, kemudian mengetikkan sesuatu di ponselnya, dan mengembalikan nya lagi pada Baekhyun.
"Aku sudah menyimpan nomerku di ponselmu, jika kau ingin kabur lagi, hubungi aku, aku akan datang menjemputmu" laki-laki itu berlalu begitu saja meninggalkan Baekhyun yang masih terheran-heran dengan kelakuan orang yang bahkan tidak dia kenal.
"Dia pikir dia siapa??"Baekhyun melihat Nomor kontak yang di tulis Chanyeol di ponselnya 'Chanyeol Oppa' "...cih" Baekhyun mendecih saat melihat nama yang Chanyeol save, tidak buruk tapi ini berlebihan untuk Baekhyun, seumur hidup nya tidak ada laki-laki yang memperlakukanya seperti itu.
Baehyun gadis yang sangat cantik, banyak teman laki-laki yang mengejarnya untuk menjadikan Baekhyun sebagai kekasih, mereka selalu memperlakukan Baekhyun sangat manis dan selalu berusaha menunjukan perhatian pada gadis itu agar dirinya tertarik, tapi Baekhyun tidak pernah memperdulikan mereka dan selalu mengabaikanya, tapi sayangnya Chanyeol berbeda, laki-laki begitu spontan dan to the point.
"Tidak buruk, tapi--Aish!!" Baekhyun lari dengan tergesa saat melihat bibinya dari kejauhan, dan Baekhyun berhasil kabur malam itu.
.
.
.
Awalnya Baekhyun Ragu untuk menghubungi Chanyeol, tapi rasa malasnya untuk pergi ke sekolah memaksanya menghubungi laki-laki yang baru di kenalnya seminggu yang lalu.
Tidak seperti pertemuan pertamanya yg terkesan aneh, pertemuan keduanya dengan Chanyeol biasa-biasa saja.
Chanyeol dan Baekhyun sempat terlibat pembicaraan ringan, dan ternyata Chanyeol tidak se kurang ajar seperti yg Baekhyun pikirkan.
"Oppa, jemput aku di depan sekolahku, aku ingin membolos hari ini"
Baekhyun akhirnya menghubungi Chanyeol untuk menjemputnya di sekolah hari itu, sungguh gadis yang nakal. Dia tidak tahu betapa berbahayanya seorang laki-laki seperti Chanyeol.
Tak menunggu lama, Chanyeol datang sesuai janjinya, Baekhyun tidak bertanya kemana Chanyeol akan membawanya, dia hanya masuk ke dalam mobil yg Chanyeol kemudikan dan ikut kemanapun laki-laki itu membawanya.
"Oppa, bangunkan aku jika sudah sampai" Baekhyun sambil memasang seat belt, tanpa melihat wajah Chanyeol yang menatapnya tak berkedip dan melihatnya dengan tatapan entah apa artinya.
.
.
.
"Oppa, ini sakit" Baekhyun meringis menahan rasa nyeri dan perih daerah selangkangnya "...Oppa berbohong padaku, katanya ini tidak akan sakit lagi"
"Bukankah semalam itu tidak sakit??" Baekhyun diam sejenak, lalu dengan polosnya dia mengangguk.
"Hmm oppa, semalam tidak, tapi sekarang aku tidak bisa berjalan, ini sakit"
Entah apa yang mereka lakukan semalaman hingga membuat gadis itu kesakitan, Baekhyun berbohong pada paman dan bibinya juga orang tuanya jika dirinya akan menginap di rumah Kyung Soo untuk mendiakusikan tugas sekolahnya. Nyatanya gadis itu justru menginap di apartement Chanyeol.
Malam itu Baekhyun jatuh pada rayuan seorang Park Chanyeol dan meyerahkan tubuhnya pada laki-laki yang baru di kenalnya itu. Park Chanyeol bukan nya amatir dalam hal hubungan intim, beberapa kali dia melakukanya dengan gadis-gadis yang sekarang dia campakkan, tapi dia terlalu amatir jika menghadapi gadis seperti Baekhyun, baru kali ini dia menghadapi gadis yang begitu polos, walaupun gadis itu nakal dan manja, tapi dia sangat polos jika berhadapan dengan seorang laki-laki, dan itu membuat seorang Park Chanyeol jatuh hati pada gadis kecil itu.
Sejak malam itu mereka beberapa kali melakukan hubungan sex tanpa menggunakan pengaman, dan suatu hari Baekhyun mengatakan jika dirinya merasakan aneh pada tubuhnya.
"Oppa, aku sakit" Rengek Baekhyun pada laki-laki bertubuh besar itu, dengan spontan dia meraba kening baekhyun dengan punggung tanganya.
"Jinja?, Tapi kau tidak panas sayang" Chanyeol menyandarkan kepala Baekhyun di pundaknya, gadis itu tampak lemas dan mengeluh pusing. "...hmmm...Baekh, apa kau sering merasa mual?" Baekhyun hanya mengangguk.
'Sial!, dasar bodoh!, Park Chanyeol Bodoh, bagai mana jika dia hamil?' Chanyeol merutuki dirinya dalam hati.
"Baekh, apa kau telat?" Ragu Chanyeol
"Telat?" Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan polos.
"Hmm, tidak" Chanyeol memikirkan kata yang tepat untuk menyampaikan maksudnya pada Baekhyun. "...kau tahu ini apa?" Chanyeol memberikan dua buah alat test kehamilan pada gadis itu, dan di luar dugaan, Baekhyun menggeleng pertanda gadis itu tidak tahu "...Baek kau bisa menggunakanya saat pagi hari, saat kau buang air kecil kau masukan ujung benda ini kedalam urine, dan apapun yang di tunjukan benda itu beri tahu aku, mengerti?"
"Memangnya ini apa?" Baekhyun kembali bertanya.
'Oh Tuhan dia benar-benar'
"Jangan beri tahu siapapun, hanya aku, mengerti?" Baekhyun hanya menangguk menuruti perkataan laki-laki itu.
.
.
.
Sejak hari itu, Chanyeol jarang menghubungi Baekhyun. Baekhyun merasa rubuhnya semakin aneh, tapi gadis itu tidak pernah mengatakan nya pada siapapun selain chanyeol, dan pagi ini dia melakukan apa yang laki-laki itu suruh, dia menggunakan alat test kehamilan yang Chanyeol berikan, dan dia tidak mengerti dengan alat itu, dan dia mengulanginya sampai dua kali dan hasil yang di tunjukan pun sama.
Baekhyun tidak tahu harus bertanya pada siapa, dan seketika dia mengingat pesan Chanyeol, jika dia harus memberi tahu laki-laki itu apapun hasilnya.
To : Chanyeol Oppa
Oppa, aku menggunakanya seperti saranmu, tapi aku tidak mengerti apa maksud dari ini
To : Chanyeol Oppa

To : Chanyeol Oppa
Aku sudah melakukan tes itu 2x, tapi hasilnya sama Oppa, aku tidak mengerti. Dan kenapa kau susah sekali di hubungi?
Chanyeol Oppa aku takut.
Baekhyun hanya mengirimkan pesan singkat pada chanyeol, gadis itu takut mengganggu Chanyeol, Baekhyun hanya mondar mandir di dalam kamarnya karena Chanyeol tidak juga membalas pesanya.
"Oppa, jebal" Baekhyun menggenggam erat ponselnya berharap laki-laki itu segera membalas pesanya.
'tring'
From : Chanyeol Oppa
Aku akan menjemputmu setelah pulang dari rumah sakit
"kenapa dia tidak memberitahuku apa maksud ini semua??"
Keduanya berada di sebuah taman, beruntung ini hari minggu, dan lagi-lagi Baekhyun berdalih jika dirinya akan keluar bersama Kyung Soo dan janji bertemu di sebuah pusat perbelanjaan, tentu saja itu semua hanya karangan anak itu saja.
"Oppa kenapa kau diam saja?, jelaskan padaku itu apa??" Baekhyun menarik-narik lengan Chanyeol.
"Baek, mianhae" Chanyeol menghela nafas sejenak "...itu adalah alat test kehamilan, dan..."
"Tidak, oppa pasti berbohong" Baekhyun memotong kalimat Chanyeol
"Baek, dengarkan aku, ku mohon" Chanyeol memegang kedua bahu gadis itu "...kau hamil Baek, aku--"
"Aku hamil?, oppa jangan bercanda" Baekhyun menggeleng, dia tidak percaya pada keadaanya nya saat ini.
"Kau pikir kita melakukan apa?, apa kau tidak tahu? aku tidak pernah menggunakanya"
"Oppa eottokhae?" Baekhyun mulai panik dan menangis
"Baek, aku akan--" Chanyeol membasahi bibirnya "...aku akan bertanggung jawab untukmu, tapi--" Chanyeol telihat ragu dengan perkataanya.
"Tapi apa Oppa?"
"Setelah kau lulus, mungkin" lagi-lagi Chanyeol tampak ragu "...dan Baek, aku ingin mengatakan sesuatu padamu" Baekhyun melihat wajah Chanyeol yang tampak serius, tapi sekilas dia ragu untuk mengetakan nya.
"Aku penyuka sesama jenis" Chanyeol memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Mwo?, tapi Oppa"
"Lebih tepatnya aku--aku seorang Biseksual, aku menyukai laki-laki dan perempuan, keduanya sama saja bagiku, entah kau bisa menerima ini atau tidak" Sebenarnya dia ragu dengan semua kata-kata yang sudah dia katakan pada Baekhyun beberapa saat lalu "...tapi--tapi jika kau mau menerima keadaanku, aku akan berusaha"
Keduanya terdiam, baik Chanyeol maupun Baekhyun bingung dengan keadaan mereka saat ini.
"Oppa, apa kau akan menikahiku?" Baekhyun buka suara
"Ye?" Chanyeol tampak terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba Baekhyun tanyakan.
"Bukankah kau mengatakan akan bertanggung jawab padaku??"
"Aaahh...tentu saja" Chanyeol sedikit bingung menjawabnya
"Oppa Hujan" Pekik baekhyun saat titik air mulai turun, chanyeol menarik tangan Baekhyun untuk meninggalkan tempat itu dan masuk ke dalam mobilnya
'Blam'
"Sebaiknya kita bicarakan besok saja eoh?" Chanyeol mengibas-ngibas rambut Baekhyun yang basah karena air hujan "...kita pulang hmm?"
"Hmm Oppa, Chanyeol-ie Oppa" Baekhyun tersipu karena perhatian Chanyeol.
"..."
Chanyeol melajukan kendaraanya membelah jalanan, suasana sore itu cukup gelap karena hujan tiba-tiba turun dengan lebat-nya.
'aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan Baek, aku bingung bagaimana aku mengatakan pada orang tua ku jika aku harus menikah, dan kau sendiri masih sekolah, aku sudah benar-benar menghancurkan masa depan gadis polos sepertimu'
Chanyeol sedikit melamun, memikirkan bagaimana nasib gadis itu selanjutnya
'seharusnya aku melindungimu, bukan merusakmu, mianhae Baekhyunie, Oppa mianhae'
"Oppa Awaas!!" teriak Baekhyun.
Chanyeol hampir saja menabrak mobil yang ada di depanya, pandanganya sedikit terhalang oleh air hujan, dan pikiranya pun melayang entah kemana.
'srrreettt'
"Mianhae Baekh, kau tidak apa?" Chanyeol sangat terkejut
"Hmm...aku tidak apa-apa Oppa" Baekhyun mengangguk yakin
Setelah itu dia kambali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dan hujan masih saja lebat dan malah semakin lebat, hingga mengurangi jarak pandang laki-laki itu.
"Oppa, kapan kita akan menikah"
"Ye?" Chanyeol kembali di kejutkan oleh pertanyaan Baekhyun yang tiba-tiba, membuatnya spontan menoleh pada gadis di sampingnya
"Oppa di depan!!"
'Brakkk'
Chanyeol menabrak sebuah kendaraan besar di depannya tepat di persimpangan jalan
'brakk'
Mobil yang Chanyeol terpental, saat mobilnya terhantam kendaraan lain dari arah samping, membuat mobil sedan yang dia kendarai berguling-guling dan terbalik.
Kendaraan yang melaju-pun menghentikan lajunya, untuk menghindari kecelakaan beruntun dan memungkin memakan lebih banyak korban.
Seketika lalulintas menjadi ramai, orang-orang berkerumun untuk melihat keadaan korban yang tampak tidak bergerak tak sadarkan diri.
.
.
.
Tbc