webnovel

BAB 51 BONDAN DENGAN HIKMA

Dalam hal lain, manusia selalu dituntut untuk selalu menyadari segala hal yang telah terjadi. Kesabaran saja ternyata menjadi hal yang sangat kurang jika penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari tidak kalah pentingnya dari itu. Semua bentuk yang tidak berbentuk juga akan hadir ketika kita merasa atau berada di titik sadar. Oleh karena itu, kesadaran juga merupakan penentu bagaimana kehidupan manusia.

Seperti yang terjadi pada Bondan sekarang, setelah sekian lama dia merenungkan tentang apa yang telah terjadi sampai titik di mana dia kembali 'sadar' tentang apa yang telah terjadi padanya.

Bondan yang masih berada di ranjang mewah di kamar ayahnya hanya mampu membuka hatinya lebar-lebar untuk sedikit menerima kenyataan ini dalam kurun waktu yang tidak bisa dia tentukan.

Bondan hanya bisa melihat atap putih dengan sedikit harapan bahwa dia akan pulih dan pulih seperti semula. Meskipun mengingat dan memahami semua Maksim orang tuanya, Bondan masih tidak memiliki kekuatan untuk melawan atau mempertahankan diirnya sedikit pun.

"Kalau saja saya sembuh, hal pertama yang akan saya lakukan adalah terbang ke Indonesia dan melihat Hikma. Saya yakin dia sangat khawatir dan sedih sekarang. Melihat ketika di Rumah Sakit Hikma rela menunggu aku tertidur di lenganku. Ini adalah keajaiban bahwa aku masih sangat baru untuk menemukan, aku akan melihat Anda segera, Hikma."

Begitulah Bondan mengatakan bahwa hanya bisa keluar dari hatinya, mulutnya membeku karena obat yang masih dia konsumsi secara teratur. Dia mengatakan itu adalah cara untuk mengembalikan tubuhnya ke kesehatan seperti sebelumnya.

Ibu Bondan: nak, aku akan pergi ke kantor hari ini. Anda akan berada di rumah dijaga oleh bibi Anda. Jika Anda menginginkan sesuatu, panggil saja dia. Aku juga menyuruh bibiku menyiapkan sarapan Untukmu.

Bondan yang sebenarnya kesal hanya menjawab kata-kata ibunya dengan anggukan yang tidak dimengerti ibunya. Wajah Bondan terlihat sangat berbeda.

Bondan: tidak sama di sini bahwa ibu dan ayah saya juga tidak merawatnya, tetapi bibi. Jadi apa perbedaan antara saya tinggal di Indonesia hanya dengan bibi saya? Seolah-olah bibi saya adalah keluarga sedarah saya yang bersedia merawat saya dengan kesabaran dan ketekunan. Ini tidak seperti orang tua saya hanya tentang pekerjaan.

Bondan berkata dalam hatinya. Ini mengerikan karena pada kenyataannya tingkat bondan tidak lain adalah seorang anak yang nantinya akan mendapat untung dengan bertunangan dengan mitra bisnis anka yang sangat jelas sangat kaya.

Semua aset akan diminta oleh ayahnya.

Itulah alasan utama megapa Bondan sangat tidak mau jika dia harus bersama orang tuanya.

Bondan lebih suka tinggal di Indonesia bersama bibinya dan semua tetangganya yang sangat memperhatikannya termasuk Hikma dan juga saudara perempuannya.

Dahulu kala ketika Bondan juga sakit, keluarga Hikma selalu merawatnya sampai dia sembuh. Bahkan tidak ada intervensi bibi untuk Bondan. Semua makanan adalah hasil dari masakan yang dibuat Hikma dengan saudara perempuannya termasuk Hasan. Kasih sayang dan perhatian mereka juga sangat besar, begitu mereka memberi Bondan hadiah yang sangat sederhana tetapi itu mampu membuat Bondan sembuh dan mencintai kembali.

Dan sekarang Bondan ditinggal sendirian di ruangan ini tanpa ada teman yang menemaninya, hanya suara kendaraan bermotor yang lewat di jalanan, karena kebetulan apartemen Bondan terletak di antara terminal, stasiun dan juga bandara. Ini memberikan suasana yang sangat ramai hanya karena suara kendaraan.

Namun nyatanya hati dan pikiran Bondan terasa sangat kesepian. Ini seperti semuanya tidak ada artinya dalam hidupnya. Bondan menginginkan Hikma, tetapi orang tuanya tidak mengizinkannya, karena mereka hanya melihat Hikma hanya sebagai anak yang dibuang oleh orang tuanya dan sekarang menjadi orang tua tunggal untuk semua adik-adiknya, selain itu Hikma juga tidak dalam kondisi orang kaya. Dia bahkan sangat bermasalah dalam hal mencari makan.

Tapi di mata Bondan itulah yang membuatnya semakin jatuh cinta pada Hikma, sikap pekerja keras yang tidak tercerabut dalam segala situasi adalah alasan terkuat mengapa Bondan begitu tergila-gila padanya.

Hikma sangat berbeda dengan wanita seusianya, wanita lain seusianya masih sibuk merias wajah dengan uang yang diminta dari orang tuanya. Tapi Hikma sangat berbeda, dia bahkan berjuang keras untuk kelangsungan hidup dirinya dan semua saudara perempuannya. Meskipun Hikma masih menerimanya tanpa perlawanan.

Bibi: "Den, ini adalah makanan yang anda siapkan untuk anda. Bibi memasak bubur sumsum Untukmu. Apakah anda ingin bibi suapin atau aden ingin makan sendiri?"

Bondan: "terima kasih banyak bi, saya baru saja makan bersama. Hanya Talas di meja nanti maksudku jika mulutku siap untuk makan"

Bibi: "harus dimakan sekarang den, aden harus makan banyak untuk segera pulih dan bus kembali ke Indonesia, bibi tidak suka di sini den, cuacanya sangat panas dan terasa tidak sehat. Udara di sini tidak sepanas saat di Yogyakarta"

Bondan: "maafkan aku bondan Ya bi, hanya karena Bibi Bondan harus merasakan ini semua. Bibi juga sangat tidak nyaman berada di sini. Kemudian Bondan ingin bibi Suapin Bondan dan aku akan menghabiskan makanannya sehingga kita bisa kembali ke Indonesia"

Bibi akhirnya tersenyum lebar dan sangat bahagia. Mangkuk yang telah diletakkan di atas meja sekarang tercapai, bibi duduk di sudut tempat tidur milik anaknya yang ia bahkan dianggap sebagai anak kandungnya sendiri.

Bibi adalah seorang ibu yang merupakan kara, yang dulu ditemukan Bondan ketika dia akan pergi ke tempat dia pergi ke sekolah. Ibu ini berasal dari daerah terpencil Kalimantan yang bertujuan mencari pekerjaan di kota yang menurutnya istimewa.

Bondan yang melihat ibu ini mencari sisa makanan di tempat sampah akhirnya mengasihani dan membawanya pulang, pertama-tama sangat ditentang oleh orang tua Bondan. Tapi Bondan berbicara bahwa bibi hanya akan menjagaku. Sampai keputusan mereka menyetujuinya. Sudah 10 tahun sejak bibiku merawat dan merawat Bondan seperti putranya sendiri.

Bibi dulu juga punya anak yang usianya tidak jauh dari Bondan, mungkin jika dia tidak mati itu akan tumbuh seperti Bondan ini. Tapi kecelakaan telah mengklaim semua keluarganya termasuk suami dan dua anaknya. Dari sini, bibi tidak lagi diterima dalam keluarga sampai dia memutuskan untuk bepergian dengan tujuan mencari pekerjaan.

Bibi sangat sedih jika mengingat masa ketika dirinya mempunyai anak tetapi ternyata Tuhan jauh sangat mencintainya dengan bukti mengambil putranya jauh sebelum dia merawatnya lebih lama dan juga melihatnya tumbuh menjadi lelaki dewasa yang bahkan mampu menjaga dan merawat bibi kembali.

Bibi hanya bisa melihat Bondan ketika rindu berhasil menyapanya tanpa permisi, karena hanya hal tersebut yang mampu dia lakukan dibalik usahanya yang hanya mampu mendoakan anaknya yang telah wafat itu dari kejauhan.