webnovel

BAB 50 Hasan menemukan Bondan

Hikma yang masih tidak memiliki kekuatan untuk meletakkan kakinya di tanah akhirnya dalam pelukan Bondan sampai dia masuk ke mobil dengan selamat. Bondan bahkan mampu menjaga kepala Hikma dari benturan pintu yang sangat membayangkannya bagi Hikma, tangan Bondan ternyata sangat siap melindungi kepalanya.

Hikma hanya bisa tersenyum dengan wajah yang sangat lebar. Sungguh hal yang sangat manis, tangan Hikma berhasil melilit leher Bondan membuat tubuh Bondan terasa sangat merinding karena disentuh. Setelah Hikma berada di Dalam sekarang Bondan menyibukkan pengemudi untuk berhati-hati dalam membawa mobilnya karena jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan maka Bondan tidak akan membayarnya walaupun hanya sedikit.

Bondan akhirnya masuk ke mobil dan duduk tepat di sebelah Hikma untuk menjaga Hikma tetap kokoh di kursinya. Bondan tidak ingin hal buruk terjadi pada mereka terutama pada Hikma, wanita yang sangat dicintainya.

Bondan: "apakah anda nyaman dengan duduk ini? Jika tidak, saya akan memindahkan Anda untuk menemukan titik kenyamanan Anda. Saya akan memastikan Anda bahagia dalam perjalanan ke rumah sakit, katakan saja itu tidak nyaman."

Hikma hanya tersenyum karena mendapat perhatian yang bahkan jauh dari bayangannya. Seorang Bondan sekarang sangat peduli dengan keluarganya bahkan sangat dekat dengannya.

Hikma: "ini sudah lebih dari nyaman pak, tidak perlu khawatir tentang saya sebanyak itu. Karena saya dalam keadaan yang sangat baik karena saya telah memperoleh obat yang paling efektif."

Bondan kembali dibuat mati kutu lagi oleh Hikma, memang anak itu sangat senang ketika dia melambungkan orang lain untuk tersenyum dan mabuk oleh pidatonya.

Hampir satu jam perjalanan ke rumah sakit yang dituju Hikma dan Bondan, sebuah rumah sakit bernama Rumah Sakit. SARDJITO, Rumah Sakit Terbesar Yang Pernah Dikunjungi Hikma. Setelah mobil mencapai lobi, Bondan turun lebih dulu dan membesarkan Hikma yang satu dengan beberapa perawat yang memang bertugas di tempat itu.

Hikma akhirnya dibawa ke lantai 7 bersama Hasan yang menemaninya, sementara Bondan mengurus pembayaran Hikma nanti. Hikma sangat etrkejut ketika ia dimasukkan ke dalam lift yang sangat gelap dan menakutkan. Bahkan di beberapa perhentian Hikma berteriak karema ketakutan.

Alih - alih takut terkunci di ruangan ini. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Hikma terkunci di tempat ini. Mungkin saja Bondan akan menangis untuknya dengan teriakan darah.

Hikma akhirnya mencapai lantai 7, dan para perawat mengantarnya ke ruang VVIP yang bahkan lebih canggih dibandingkan dengan rumah sakit sebelumnya. Tentu saja itu adalah rumah sakit besar di Yogyakarta.

Rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan karena segala kecanggihan alatnya yang telah mampu menangani banyak penyakit yang tidak bisa ditangani hanya di rumah sakit kecil.

Seperti Hikma hari ini, dia sebenarnya menderita kanker yang hidup di dalam payudaranya. Di rumah sakit ini Bondan bermaksud untuk melakukan operasi demi pemulihan Hikma seoptimal mungkin, karena penyakit jika dibiarkan akan membunuh siapa saja dengan pengampunan.

Penyakit yang tergolong penyakit yang sangat ganas dan mematikan. Hikma kagum bisa memasuki ruangan, begitu juga Hasan yang masih melongo melihat ruangan itu. Dia mengatakan ruangan ini lebih baik dari kamarnya.

Bondan: "ini makanan untukmu, Dan aku memasaknya sendiri, aku menyiapkannya khusus untukmu. Anda bisa mencicipinya, meskipun saya memasaknya dengan bibi saya karena Anda tahu saya bahwa saya tidak bisa memasak" (Bondan terkekeh sangat keras. Ternyata hal yang sangat sepele mampu membuat wajah manisnya meningkat 360 derajat)

Hikma hanya tersenyum dan mengambil piring yang telah diberikan dari Bondan, Hikma tersenyum lebar, bahkan sebelum dia tertidur, mendengar Bondan mengatakan bahwa dia sedang memasak, baru saja bangun karena penasaran tentang apa yang berhasil dibuat bondan.

Hikma: "Kebijakan Strange man, saya tidak pernah meminta untuk dimasak, tetapi dengan ringan dia membuatnya untuk saya. Meskipun benar-benar rasanya bukan karuan, tetapi dengan tekadnya telah mampu membuat saya dapat mencicipi masakan ini dengan sangat tepat dan disebut makanan yang penuh cinta"

Itulah yang dikatakan Hikma ketika makanan pertama kali masuk ke mulutnya. Pikirannya berputar-putar, dan mulutnya ingin memuntahkan sesuatu, benar-benar itu adalah makanan paling aneh yang pernah dimakan Hikma. Rasa asin sekali sangat membuatnya lemas karena ternyata berhasil merusak seluruh energinya.

Bondan: "bagaimana masakanku? Bagus, huh? Atau bagaimana rasanya, tolong katakan padaku."

Begitulah Bondan bertanya tentang makanan yang dia masak tadi, Hikma tidak menjawab apa-apa. Dia hanya menyuruh Bondan untuk mencicipi makanannya. Bondan akan mengerti bagaimana rasanya.

Bondan: "(hanya cengeng tanpa kata-kata karena rasa yang dihasilkan ternyata sangat aneh)

Hikma yang melihat Bondan sedang bernyanyi dengan mata tertutup membuatnya tertawa lepas begitu saja.

"Hahahahahaha........"

Bondan menahan rasa malu karena tidak bermain karena itu. Bondan tidak tahu bahwa makanan ini ternyata sangat asin dan tidak layak dimakan. Karena semangat bondan yang membuat Hikma merasakan kelezatan makanan ini, jika bukan karena tekad Bondan maka Hikma akan sangat mudah menyantap makanan ini karena rasanya yang sangat enak.

Bondan: "saya akan menerimanya, dan harap bersabar karena saya akan meminta Bibi saya memasak makanan baru untuk anda. Sehingga bibi yang menyiapkan makanan untuk Anda dengan rasa yang jauh lebih lezat tentu. Maaf jika makananku hanya membuatmu kehilangan nafsu makan."

Hikma: "apa yang kamu bicarakan, saya sangat suka makanan yang memiliki rasa asin dengan penuh. Dan makanan ini sangat cocok di lidahku, jika mulutmu Terasa Asin. Saya bisa menafsirkannya dengan rasa yang sangat pas dan sempurna."

Bondan: "Ah kamu berbohong, itu hanya akalmu jadi aku tidak kecewa dengan makanan yang aku masak. Katakan saja yang sebenarnya. Di mana piring yang akan saya buang dan menggantinya dengan piring yang saya buat."

Hikma tidak lagi peduli dengan kata-kata Bondan, Hikma sangat baik makan masakan yang dibuat Bondan. Meski jujur Hikma tidak tahan dengan rasa yang membuatnya merasa ingin muntah. Tapi untuk melegakan hati Bondan yang dengan susah payah membuatnya untuk Hikma. Jadi Hikma juga sangat senang menghabiskannya tanpa protes.

Hikma masih makan masakan dengan nyengir dan juga banyak minum. Di bawah masakan sangat pedas sangat terasa, membuat kepala Hikma sangat lambat mendidih tak terkira karena pedas yang dihasilkan.

Hikma: "Ambilkan aku minuman lain ...."

Begitulah Hikma bercerita kepada Bondan yang masih menunggunya makan dengan sangat nikmat, sepertinya Hikma benar-benar menikmatinya meskipun Bondan mengerti bahwa apa yang Hikma lakukan karena dia tidak ingin dirinya kecewa dengan cita rasa masakan yang dihasilkan olehnya.

Walaupun demikian Hikma memang terbilang sangat lihai menutupi segalanya dari Bondan hingga dia tidak merasa bahwa masakanya memang tidak layak untuk dikonsumsi padahal memang sebenarnya itu adalah sebuah kenyataanya.