webnovel

BAB 19 Tamu yang Tidak di Inginkan

Istirahat Bondan terasa terganggu karena sbeuah suara yang berpusat berada di lantai bawah. Terdengar suara ayah dan ibu Bondan, tetapi terdengar tidak hanya ada mereka tetapi ada juga orang lain. Bondan yang merasa terusik akhirnya memanggil bibi untuk menanyakan siapa yang datang dan mengganggu waktu istirahatnya. Bibi yang mendengar bahwa anak juraganya tersebut memanggilnya dengan langkah pasti dirinya menaiki tangga untuk menuju ke kamar Bondan.

Ibu : " Dimana Bondan bi"

Bibi: " Bibi sedang mau mengeceknya nyonya, karena den Bondan barusan memanggil bibi untuk segera naik ke kamarnya. Dan ini bibi baru akan kesana, setengah jam yang lalu den Bondan tertidur akhirnya bibi tinggal untuk beres-beres rumah. Tetapi entah apa yang terjadi hingga kini den Bondan sudah terbangun dari tidurnya. Bibi izin ke atas dulu bi"

Ibu Bondan hanya mengiraukan dan tidak mendengarkan ucapan tersebut. Mereka mengitraukan bibi bahkan saat bibi meminta izin untuk naik keatas karena sebuah panggilan anak mereka. Terlihat sangat sombong. Bibi yang menyadari posisinya hanya bisa menerima hal tersebut dnegan sebuah perilaku yang wajar hingga akhirnya dirinya naik ke atas dan segera menemui Bondan, melihat kondisi anak majikanya tersebut dan kini bahkan segalanya terpikul kepadanya termasuk kasih sayang yang tidak Bondan peroleh dari kedua orang tuanya tersebut.

Bibi :" De, aden baik-baik saja? Apa yang dirasakan kenapa hanya istirahat sebentar. Apakah kepala aden terasa pusing? Bibi akan memijatnya biar terasa ringan. Atau ada hal lain yang membuat tidurmu tidak terasa nyaman"

Bondan :" Bi, duduk disini dekat denganku. Aku sangat membutuhkan bibi untuk semua semangatku. Kini hanya punya bibi yang selalu ada untukku. Kemari bu, temani aku dan jangan tinggalkan aku. Bolehkah aku tidur dipangkuanmu bi?"

Bibi akhirnya duduk di dekat kepala anak majikanya tersebut, Bondan dengan sangat semangat kini meletakan kepalanya tepat dipagkuan bibi. Bondan sangat mencitai bibinya tersebut. Bibi yang ditemukanya dijalan bahkan kini mengganti peran sebagai ibunya yang bahkan melebihi ibu kandungnya.

Bondan :" Yang datang siapa bi? Mengapa mereka sangat berisik hingga membangunka diriku dari tidur?"

Bibi :" Bibi juga tidak mengetahuinya den, ayah dan ibu membawa seorang gadis yang berdandan menor sekali dengan orang tuanya mungkin. Mereka sedang bercanda dengan bahasa yang bibi tidak ketahui sama sekali"

Bondan hanya mengangguk mendengar jawabna bibi tersebut. Bibi yang mengusap kepala Bondan terasa snagat memilukan. Ternyata kini sekarang Bondan sangat memerlukan atau sekedar merindukan sebuah kasih sayang hingga bibinya yang menjadi sebuah pelarian untuknya.

Tidak lama Bondan terlelap dengan sangat nyenyak di pangkuan bibinya tersebut. Bibi yang kelelahan pun kini juga ikut terlelap dengan posisi duduk dan juga bersandar dengan tembok yang berada persis dibelakangnya.

Tidak lama suara datang, dan itu ternyata majikanya dan juga tamu yang dibawanya. Bibi yang sedang didalam posisi tidur dengan adanya kepala majikanya tersebut telah memancing sebuah emosi tersendiri dari ayah dan ibu bondan.

Ibu :" Hey wanita tua! Apa yang telah kau lakukan kini dengan putraku. Dia majikanmu dan kamu berani kini membuat dirinya tidur dipangkuanmu dengan bekas baju yang sangat kumuh itu"

Dengan sangat terkejut bibi dan juga Bondan terbangun dari tidur mereka yang masih terhitung sangatlah sebnetar. Bondan yang mendengar perkataan ibunya tersebut baru memendam amarahnya, jika ibunya terus memaki bibi yang selama ini menjaganya ini. Maka Bondan akan pergi angkat kaki sekarang juga.

Bibi :" Ma, maaf nyonya......"

Bondan :" Tidak perlu meminta maaf bi!"

Ucap Bondan ang memotong perkataan bibinya tersebut, bibi hendak menjelaskan semuanya dan meminta maaf kepada ibu dan ayah. Bahkan nantinya bibi akan mendapatkan hukuman entah dengan mencium kaki mereka atau sekedar membasuhnya. Sungguh itu merupakan sebuah perilaku yang snagat buruk yang bahkan sangat tidak pantas untuk dicontoh.

Bondan :" Aku yang menyuruhnya, jangan pernah salahkan bibi untuk semua hal yang aku inginkan. Ibu tidak memiliki wewenang apapun utnuk memarahi bibi. Karena sungguh, bibiberada di dalam perlindunganku penuh"

Tamu yang kebetulan rekan kerja ayahnya tersebut akhirnya tertawa dengan gaya suara seperti sedang mengejek. Tetapi Bondan menghiraukanya dan memegang tangan bibi dengan sebuah pegangan erat. Bondan tidak ingin melewati ini semua sendiri. Bondan menginginkan bibi untuk tetap bersamanya.

Bondan :" Apa yang kalian tertawakan? Apakah ini sebuah hal yang patut ditertawakan? Dimana letak kelucuanya tolong jelaskan terhadapku om"

Ayah Bondan : " Bondan! Ayah tidak mengajarimu hal seperti itu, berbuatlah yang sopan karena dirinya adalah calon ayah mertuamu. Berikan salam untuknya"

Bondan :" Ayah memang tidak pernah mengajariku apapun, bahkan waktu kecil aku berseda saja supir yang mengajarinya. Bukan ayah, dan sekarang ayah emnntutku untuk sopan kepada orang yang bahkan ayah tidak ajarkan terhadapku?"

Bondan terdiam saat bibi memegangnya dengan snagat erat pertanda Bondan disuruh untuk berhenti dengan semua ocehanya tersebut. Bibi yang selalu mengajarinya untuk tetap sopan dan berbuat baik kepada siapapun, bahkan kepada mereka yang tidak atau bahkan membenci Bondan.

Bondan pun terdiam, sang ayah dnegan tatapan kosongnya. Mungkin saja perkataan Bondan tersebut sedikit memukul hatinya jika ayah masih memiliki hati. Tetapi jika ayah sudah tidak emmilikinya, entah apa yang terjadi setelah ini.

Ayah :" Maafkan anak saya, sudah belasan tahun dirinya tidak bersama kami. Putra kami ini hanya tinggal bersama bibinya di kota Yogyakarta."

Ucap ayah yang ditujukan kepada rekan kerjanya tersebut. Ayah lupa bahwa hati Bondan kini juga sedang teriris dirajang dengan sebuah pisau yang sangat tajam.

Ayah :" Bi, keliar! Ini adalah urusan keluarga dan bibi tidak berhak tetap berada di dalma sini!"

Bondan : " Bibi juga keluarga, jika dia bukan keluarga ayah dan ibu. Bibi adalah keluargaku. Dan jika bibi tidak dianggap sebagai anggota keluarga dirumah ini, berarti ayah juga tidak menganggapku sebagai seorang anak"

Bibi akhirnya keluar karena tidak menginginkan masalah ini bertambah panjang dan juga lebar yang nantinya juga akan membuat dirinya berada di dalam situasi yang buruk. Bondan yang maksud dengan tujuan bibi akhirnya melepaskan tangan bibi dan membaringkan kembali tubuhnya dengan rasa malas.

Ayah :" Bondan, ini adalah gadis yang ayah ceritakan kepadamu. Gadis ini sudah ayah jodohkan untuk menemani mu. Dia sangat sempurna dan ayah yakin kamu akan snagat bahagia jika bersamanya."

Ibu : " Iya nak, pilihan ayahmu ini memang sangat cocok. Ibu aja sangat senang jika memiliki mantu seperti ini. Sangat cantik dan wangi tidak seperti temanmu di Yogyakarta itu"

Bondan pun tidak merespon apapun yang dikatakan oleh ayah serta ibunya. Sebuah hiudp yang sangat berat. Hidup serta memaknainya yang menjadikanya lebih berat.