Mayat hidup itu berjalan dengan cepat menuju penduduk woodland, mereka menyerang manusia yang mereka lihat. Bencana menghampiri desa Woodland, pembantaian manusia terjadi hampir di setiap sudut desa. Darah bercucuran dan bagian tubuh manusia berserakan di jalan-jalan desa Woodland.
Sir Finan tidak bisa berbuat banyak, dia kewalahan, takut, bingung dan sedih. Sir Finan hanya berusaha keras menyelamatkan rakyatnya yang tengah di bantai pasukan mayat hidup, dengan berani ia menghunus pedang kebanggaannya. Umurnya yang beranjak tua tak membuat dia gentar menghadapi makhluk mengerikan itu. Gerakannya masih lincah memainkan pedang, dengan ayunan tangan kanannya, pedang Sir Finan menebas kepala mayat hidup yang sedang menyerang rakyatnya, kepala mayat hidup itu terlempar dari tubuh yang berbau busuk.
Tarian pedang Sir Finan mampu menahan beberapa saat, sehingga para penduduk memiliki waktu untuk menyelamatkan diri dan keluarga nya. Mereka menyelamatkan diri masuk ke Rumah Kayu. Rumah Kayu di desa Woodland adalah bangunan yang cukup luas. Terbuat dari kayu gelondongan, di ambil dari pohon terbaik yang paling besar. Rumah Kayu biasanya di gunakan untuk kegiatan besar penduduk desa Woodland. Dan di design sebagai pertahanan jika ada penyerangan. Terdapat empat menara di setiap sudut, setiap menara di awasi 2 orang penjaga lengkap dengan busur panah. Ruangan di Rumah Kayu hanya memiliki satu saja, dengan persediaan kebutuhan pokok dan persenjataan.
Sir Finan tidak berjuang sendiri, dia di bantu rakyat woodland melawan mayat hidup yang menyerang tanpa ampun. Pasukan Mayat hidup menyerang dengan apapun yang mereka bisa. Tujuan nya hanya satu, membuat manusia hidup menjadi seperti mereka. Bersama penduduk desa Sir Finan melawan dengan berani demi kelangsungan hidup mereka. "Apapun yang terjadi bertahan lah. Ladang, rumah, harta semua bisa di bangun kembali, jangan sampai mayat hidup itu mencapai Rumah Kayu kita. Jika mayat-mayat itu sampai masuk ke Rumah Kayu, habislah sudah. Ayo berjuang bersamaku demi keluarga kalian.." Teriak lantang Sir Finan Membakar semangat penduduk desa Woodland.
"Menuju kematian demi keluargaaaa". Teriak penuh semangat dari penduduk desa Woodland.
Pasukan Mayat hidup itu tidak mudah untuk di hentikan, selain bergerak cepat mereka juga bisa menggunakan senjata. Mayat hidup seperti memiliki pikiran, mereka bergerak membabi buta tanpa kenal takut dan tidak merasa kesakitan.
Sir Finan seorang yang Berpengalaman dalam pertempuran, tetapi melawan pasukan orang mati adalah hal yang baru baginya. Pada masa muda Sir Finan adalah prajurit yang tersohor akan keberanian dan ketangkasannya. Finan menjadi satu-satu nya pemimpin regu yang berumur kurang dari delapan belas tahun. Pasukan yang di pimpin Finan akan merasa terlindungi jika pergi berperang bersamanya. Mereka percaya Finan akan melindungi mereka dari petaka yang terjadi saat berperang.
Perawakan Finan cukup tinggi di banding pemuda lainnya, kulit yang berwarna coklat rambut hitam tersisir rapih. Membuat para wanita saling menggoda untuk menjadi pasangan Finan.
Karena pengabdian dan prestasinya Raja memberikan gelar Sir kepada Finan. Serta Raja menugaskan Sir Finan di desa Woodland sebagai pemimpin di sana.
Pada masa Sir Finan menjadi penguasa di desa Woodland, desa menjadi lebih berkembang dan rakyatnya merasa bahagia atas ke pemimpinan Sir Finan.
"Susun barisan dan pertahankan Rumah Kayu sebisa mungkin..!!". Perintah Sir Finan dengan tegas.
Pasukan yang tergabung dari penjaga dan rakyat biasa mulai merapatkan barisan. Di belakang mereka berdiri kokoh Rumah Kayu. Para penjaga menara tak henti melepaskan anak panahnya ke arah pasukan mayat hidup.
Sir Finan mulai memahami bagaimana menghentikan mayat hidup itu. Saat pertama kali Sir Finan memenggal kepala Mayat hidup itu, dia menyadari bahwa tubuh mayat yang kehilangan kepalanya tidak dapat bergerak lagi. Berbeda dengan memotong anggota tubuh yang lainya. Mayatnya masih tetap mampu bergerak dan menyerang.
"Dengarkan aku berbicara, penggal kepalanya untuk menghentikan mayat bergerak kembali. Itu lah salah satu cara untuk menghentikan pasukan orang mati". Sir Finan berkata kepada pasukannya
"Siap....Tuan !! Jawab serentak pasukan Sir Finan.
Perang di antara pasukan manusia dan pasukan mayat tidak terhindari, suara besi menghantam tulang terdengar nyaring. Teriakan rasa sakit menggema di desa Woodland. Api membakar pohon dan rumah di sekitar desa Woodland.
"Tuan dimana Sheriff di saat kondisi kita seperti ini?". Tanya pemuda kepada tuannya
"Saya tidak tahu dengan pasti, apakah Sheriff masih hidup atau tidak". Jawab Sir Finan sambil meliukan badan tuanya menghindari serangan yang akan menimpanya.
Pagi yang hening terbalas sudah dengan kengerian yang terjadi di malam kelabu. Langit menyala merah bercampur ungu, Sungguh suasana yang membuat bulu kuduk berdiri tegak.
Sheriff berlari dengan nafas terengah-engah, sesaat sebelumnya ia melihat benda dari langit terjatuh di bukit tempat tinggal anak perempuannya. Dengan hati penuh gelisah dan takut Sheriff berlari menuju bukit untuk mencari anaknya.
"Sonyaaaaa....!!" Teriak Sheriff ketika melihat bukit yang hilang beserta rumah anak perempuannya.
Dengan tertunduk lemas, Sheriff menangis tersedu. Hatinya hancur ketika melihat tragedi yang menimpa anak kesayanganya.
Roman berdiri dengan rasa pusing yang dirasakan kepalanya. Dengan jalan sempoyongan iya berusaha turun ke kawah dimana terjatuhnya benda asing.
"Sonya.. Sonya.. Dimana kamu sayang. Jangan tinggalkan ku seperti ini.. aku kembali.. aku sudah ada disini untukmu sayang..". Hanya kata-kata penuh kasih sayang yang keluar dari bibir Roman.
Roman dengan kepala pusing dan badan terluka terus menggali tanah berharap menemukan istri cantiknya. Tak kuasa raga menahan kesedihan dan rasa pusing yang di derita, Roman terjatuh pingsan dan tergeletak di dalam kawah besar itu.