webnovel

SELIN—DION

Selina Lawang, gadis berusia 27 tahun. Sederhana, ramah dan periang, tapi siapa yang menyangka jika dibalik sikapnya itu ia adalah gadis berhati dingin dan tak tersentuh. Masa lalu serta penghianatan yang ia terima yang merubahnya seperti sekarang ini. Ia tidak lagi memberikan kepercayaannya kepada orang lain terlebih percaya pada kata cinta, seolah dia telah menutup rapat hatinya dan membuang segala perasaannya. Selama lima tahun ini, Selin- sapaannya, hanya memfokuskan hidupnya pada karir. Selin bekerja disalah satu hotel terbesar di negara Ini. Ia menjabat sebagai manager marketing yang dikenal sangat teliti dalam pekerjaannya. Selin mulai hidup mandiri dan tinggal terpisah dengan orang tuanya sejak ia mulai kerja dan hanya pulang kerumah sebulan sekali bahkan sejak ia naik jabatan waktu berkumpulnya dengan keluarga menjadi sangat sedikit karena alasan sibuk dan sebagainya. Orang tuanya pun memaklumi hal tersebut karena mereka tau pasti penyebab putrinya berubah menjadi seperti ini. Mereka sangat memahami Selin, gadis itu hanya menjadikan pekerjaannya ini sebagai pengalihannya dari rasa sakit yang iya alami. Berusaha menyibukan diri agar ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan masa lalunya.

Yustieyuss · Tổng hợp
Không đủ số lượng người đọc
48 Chs

42. Fashion Show

Dion sekali lagi memastikan penampilannya didepan cermin apakah masih ada yang kurang atau tidak, saat ini ia mengenakan kemeja berwarna Maroon yang dilapisi jas semi formal berwarna Dark Grey serta celana bahan yang senada dengan jasnya. Rambutnya ia tata rapi menggunakan gel, Dion kemudian meraih jam tangan bermereknya dan mengenakannya di pergelangan tangan kirinya dan terakhir ia menyemprotkan parfum untuk menyempurnakan penampilannya malam ini.

Setelah merasa penampilannya sudah cukup ia kemudian meraih dompet, ponsel serta kunci mobilnya dan bergegas keluar dari kamarnya untuk segera menjemput sang calon istri untuk memenuhi undangan di acara Fashion Show yang diadakan oleh Diandra, sang mantan kekasih.

Awalnya Dion tidak menduga kalau Selin akan menyetujui ajakannya untuk memenuhi undangan sang mantan kekasih, ia tidak berharap banyak tentang itu dan malah jika boleh jujur, ia telah melupakan kapan acara itu akan diadakan, tetapi justru Selin yang mengingatkannya tentang acara itu pagi tadi dan memintanya untuk memenuhi undangan tersebut.

Terdengar agak aneh memang, ia membawa calon istrinya ke acara yang diadakan oleh mantan kekasihnya. Namun apa yang harus di jelaskan? Selin sendiri yang mengatakan bahwa ia harus menerima orang-orang yang pernah berada dimasa lalunya sebagai mana Dion menerima Raka sebagai masa lalu Selin.

Dion telah sampai di kediaman orang tua Selin dan saat ini tengah duduk di ruang tamu ditemani oleh papa Selin–papa Chandra, selagi menunggu Selin yang masih bersiap-siap di kamarnya.

"Jadi kamu sudah tau perihal masalah Selin dan Raka?" tanya papa Chandra pada calon menantunya yang duduk di seberangnya itu.

"Sudah Pa, dan Dion sangat kagum dengan pengorbanan Raka yang lebih mementingkan kebahagiaan Selin dari pada kebahagiaannya" jawab Dion, ia masih mengingat tatapan penuh cinta Raka terhadap calon istrinya dan ia pun tak bisa memungkiri jika ada sedikit rasa takut yang menghampirinya. Ia takut jika seandainya Selin akan kembali memilih Raka.

"Kamu tidak perlu khawatir, Raka itu orang baik. Jika dia sudah memberimu kepercayaan untuk kebahagiaan Selin maka dia tidak akan mengacaukannya dengan merebut Selin darimu." Ucap Papa Chandra saat menyadari kekhawatiran sang calon menantu.

Dion bukan khawatir pada Raka, tapi yang Dion pikirkan adalah Selin. Bagaimana seandainya Selin lebih memilih kembali pada Raka dari pada melanjutkan hubungan kami?" ucap Dion menundukkan kepalanya. Ia begitu takut jika nanti hati Selin kembali memilih Raka dan meninggalkannya.

"Kamu tidak perlu khawatir dengan putri papa, dia orang yang sangat bertanggung jawab dengan pilihannya. Jika dia telah memilihmu maka dia akan tetap memilihmu. Selin bukan orang yang gampang goyah dengan pilihannya, dia akan tetap memilihmu bagaimana pun keadaannya nanti" jawab papa Chandra memenangkan.

Selin berjalan menghampiri dua lelaki yang berharga dalam hidupnya, ia melihat jika kedua lelaki tersebut tengah berbincang serius namun ia tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan keduanya.

"Aku sudah siap" ucap Selin setelah berdiri tepat di sebelah Dion. Dion menegang saat menyadari keberadaan Selin, ia berharap apa yang baru saja ia bicarakan dengan calon mertuanya tidak sampai didengar oleh sang calon istri. Ia takut jika sampai Selin mendengar ucapannya tadi, Selin akan berpikir jika Dion tidak sepenuhnya mempercayainya.

Dion mencoba menormalkan ekspresinya dan setelah dirasa cukup ia kemudian mendongak kearah Selin sambil mengembangkan senyumnya.

Sejenak Dion tak bisa mengalihkan tatapannya pada Selin yang berdiri tepat di sampingnya. Malam ini Selin terlihat memukau dengan penampilan sederhana namun tetap terlihat elegan.

Entah apa namanya ini, Selin mengenakan outfit yang senada dengan apa yang dikenakan oleh Dion. Selin mengenakan gaun polos bermodel sabrina yang memamerkan bahunya, panjang gaunnya hanya sebatas lutut dengan bagian belakang yang lebih panjang jingga pertengahan betisnya. Rambutnya ia biarkan tergerai untuk menutupi bahu polosnya. Lehernya ia biarkan polos tanpa hiasan apa pun, hanya sepasang anting berlian yang tidak terlalu mencolok namun tampak pas di telinganya. Kaki jenjangnya dihiasi dengan high heels bermodel Peep Toe heels yang membungkus kakinya dan memiliki tali di bagian belakang dan memiliki tinggi yang standar.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Dion setelah tersadar dari keterpakuannya pada sang calon istri, Dion yakin jika Selin tidak akan kalah memukaunya dari para model yang akan berlenggok di atas catwalk nanti.

Selin mengangguk untuk mengiyakan ucapan Dion dan setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, mereka segera berangkat ke lokasi dimana acara Fashion Show Diandra akan digelar.

"Cantik seperti biasanya" ucap Dion saat mereka telah berada didalam mobil dalam perjalanan menuju lokasi acara. Selin yang mendapat pujian dari sang calon suami tampak tersipu.

"Terima kasih" ucap Selin sambil mengembangkan senyumnya. "Kamu juga tampak gagah seperti biasanya" lanjutnya membalas pujian dari sang calon suami. Dion yang mendengar pujian Selin tampak berbinar.

Hey... siapa yang tidak senang mendengar pujian dari sang calon istri, mengingat ini adalah pujian pertama Selin padanya selama mereka kenal, Pikir Dion.

Sepanjang perjalanan mereka mengisinya dengan berbagai obrolan seperti kebiasaan mereka selama ini. Dion tidak akan membiarkan perjalanan mereka diisi dengan kesunyian yang akan membuat suasana menjadi canggung.

Tak berapa lama, mereka telah sampai di salah satu ballroom yang cukup megah dan telah didekorasi sedemikian rupa untuk keperluan Fashion Show. Mereka berjalan beriringan memasuki ballroom yang telah dipenuhi tamu undangan dari berbagai kalangan.

Mereka memilih tempat duduk di baris kedua di samping panggung dan berbaur dengan beberapa tamu undangan yang lainnya.

Mereka tak perlu menunggu waktu lama karna beberapa menit setelah mereka duduk ditempanya acara segera dimulai oleh MC, dan setelah MC menyelesaikan kata sambutan untuk pembukaan acaranya, satu persatu model telah mulai keluar dan berlenggok diatas Catwalk dengan menggunakan baju rancangan Diandra.

Melihat hasil rancangan yang dibuat oleh Diandra, Selin sampai kagum pada sosok gadis itu. Tak hanya cantik tetapi dia juga sangat berbakat dalam dunia Fashion. Di penghujung acara Diandra keluar dan berjalan diatas catwalk dengan menggunakan baju rancangan spesialnya dan disusul oleh para model yang telah lebih dulu tampil.

Diandra mengucapkan berbagai ucapan terima kasih pada para tamu undangan yang telah hadir memenuhi undangannya. Acara Fashion Show-nya berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti, dan setelah acara benar-benar telah selesai. Ia berjalan menghampiri Dion dan Selin yang masih duduk ditempat duduknya.

"Terima kasih sudah datang" ucap Diandra dengan senyum ramahnya.

"Sama-sama" ucap Selin dan membalas senyum ramah Diandra. "dan selamat atas keberhasilan Fashion Show-nya" lanjutnya sambil memeluk Diandra memberi selamat.

"Seandainya aku tau lebih cepat tentang rencana pernikahan kalian, aku yang akan membuatkan gaun khusus untuk pengantinnya" ucap Diandra sedikit mengeluh. Walaupun awalnya Diandra sempat shock dan tidak bisa menerima kenyataan dengan kabar pernikahan mereka, tetapi setelah ia pikir-pikir lagi ia kemudian menerima kenyataan yang ada dan mendoakan untuk kebahagiaan pasangan didepannya ini. Ia sadar kalau dia sendiri yang meminta untuk mengakhiri hubungannya dengan Dion dulu untuk fokus pada kariernya dan tidak bisa menyalahkan keadaan sekarang ini.

"Kamu bisa mensponsori tiket bulan madu kali kalau kamu mau" celetuk Dion tiba-tiba yang langsung mendapat sikutan maut dari Selin diperut ratanya.

"Eh... ngga usah, kami sudah menyiapkan semuanya kok" sergah Selin cepat, ia merasa malu pada Diandra atas ucapan tak tahu malu Dion barusan. Mana ada mantan kekasih yang mensponsori tiket bulan madu mantannya bersama sang istri. Pikir Selin.

"Boleh juga kalau kalian berniat mengadakan bulan madu sesi ke 2" timpal Diandra yang menanggapi ucapan Dion barusan.

"Tuh... sayang, Dia aja ngga keberatan kok" Dion menanggapi ucapan Diandra. Selin memilih diam tak menanggapi ucapan Dion yang menurutnya sungguh memalukan itu.

Sedangkan Dion dan Diandra langsung tertawa melihat reaksi yang diberikan oleh Selin.

Mereka berbincang beberapa saat sebelum Selin dan Dion pamit untuk pulang lebih dulu.

"Kami pulang dulu, dan jangan lupa datang ke pernikahan kami!" pamit Dion.

"Iya, aku pasti datang kok, siapa tau disana aku juga bisa dapet pasangan. Kan lumayan" jawab Diandra sambil tertawa kecil.

"Kami pamit yah..." pamit Selin.

"Hati-hati" balas Diandra " dan Dion, ingat langsung pulang jangan belok arah" sambungnya yang mendapat cengiran dari Dion, sedangkan Selin hanya diam dengan wajah yang memerah setelah mengerti maksud dari ucapan Diandra.

yuhuuu.... SELIN—DION is back

Yustieyusscreators' thoughts