webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

390. Delayed Surprise

"Astaga!!! Kenapa bisa begitu?" ungkap Dicky dengan menepuk jidatnya dengan salah satu tangannya.

"Katakan saja, secara kasarnya kau ini memang tidak peka," ungkap Fauzan dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali. Fauzan juga sempat mendecakkan lidahnya. Dicky kemudian melihat ke arah Fauzan.

"Apa, Nadia yang menceritakan ini padamu?" tanya Dicky pada Fauzan.

"Siapa lagi?" Fauzan justru balik bertanya.

Dicky terdiam. Ia kemudian duduk lemas dan menghela nafasnya panjang. Fauzan memperhatikannya dan semakin merasa aneh melihatnya. Fauzan tidak ada pilihan lain selain mendekatinya dan duduk di sebelahnya.

"Sekarang, kau sadar dengan kesalahanmu?" tanya Fauzan pada Dicky.

"Kesalahan apa? Aku rasa, aku tidak mempunyai kesalahan apapun," jawab Dicky dengan melihat ke arah depan dengan tatapan menerawang. Membuat Fauzan yang melihatnya menjadi semakin heran saja. Fauzan mendecakkan lidahnya.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com