webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

389. Pizza Delivery

Tok...tok...tok...

Nadia mengetuk pintu kamar Mika dengan sedikit keras. Di sana, Nadia sedang berdiri di depan kamar Mika sekita dua menit yang lalu. Sama seperti tadi malam, Nadia terus mengetuk pintu Mika.

Nadia kembali mengetuknya malam ini. Pulang kerja tadi, ia melihat hal yang sama di kamar Mika. Tertutup rapat. Membuat Nadia menggelengkan kepalanya melihatnya. Meskipun Nadia juga sudah tahu ini akan terjadi.

"Mika! Sampai kapan kamu mengurung diri di sana terus?!" teriak Nadia dengan keras.

Tidak ada jawaban dari dalam kamar Mika. Nadia kemudian melihat ke arah jam tangannya. Ia lalu menghela nafas.

"Ini sudah jam tujuh malam. Apa kamu tidak makan malam?!" seru Nadia kembali. Hasilnya tetap sama. Nihil tidak ada jawaban.

"Mika! Aku tahu kamu ada di dalam. Cepatlah keluar dan jangan menghindar! Ayo kita beli makan. Gara-gara kamu, aku belum makan karena menunggumu!" ujar Nadia kembali. Masih sama. Mika tidak menjawabnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com