webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

107. Hiding A Problem

Fauzan yang membantu Nadia membawa kardus itu, segera mengambil kardus berat itu dari Nadia. Kemudian, ia bisa membawa kardus itu sendirian. Sehingga Nadia sudah tidak lagi membawa kardus itu sendirian.

"Fauzan?" sapa Nadia dengan masih terkejut. Fauzan hanya membalas senyumannya.

"Enak saja melakukan berat seperti ini tidak menghubungiku?!" ujar Fauzan dengan mengkerutkan keningnya. Nadia hanya tersenyum canggung ke arah Fauzan.

"Bukankah kamu bilang kamu akan menemui dosenmu hari ini?" tanya Nadia pada Fauzan.

"Tenang saja. Aku bisa menemuinya besok. Lagipula, jika kamu bilang kalau hari ini adalah hari penting, aku pasti akan datang lebih awal," jawab Fauzan yang juga masih membawa satu kardus yang ada di tangannya.

"Hari penting?" ulang Nadia akan pernyataan Fauzan.

"Bukankah, sekarang ini adalah hari seminar hasil Mika?" tanya Fauzan kembali. Nadia hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Fauzan. Ia masih sedikit bingung.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com