webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
268 Chs

Optimis Menang

Nalesha dan Noer membukakan pintu asrama untuk Iqbaal dan Saheera yang baru saja tiba sekitar jam sepuluh malam. Agak berlarian mereka berdua itu, lantaran hujan yang rupanya turut mengguyur kota Bogor sama deras. Sepanjang perjalanan tadi Saheera tak henti-henti mengingatkan Iqbaal untuk menurunkan kecepatannya di tol sampai 100 km/jam saja. Langit benar-benar menumpahkan airnya malam ini.

"Beneran dari Bandara ya ini kalian berdua? Ckckck, niat banget," komentar Noer seraya menutup pintu kembali.

"Itu mobil siapa di depan?" tanya Iqbaal.

"Om Darren, tiba-tiba dateng and he's in a big problem. Bunda juga disini dari siang karena ditinggal Ayah ke Thailand," jawab Nalesha lengkap dan padat.

"Kok tumben banget sih? Kayak janjian." Saheera kali ini, membuat ketiga orang itu meliriknya tajam, "Hati-hati kalau ngomong euy, sensitif," tegur Noer.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com