webnovel

SATPAM AJAIB

"Kapan masa itu terulang lagi?" Siti Nurmuslimah "Ia benar-benar mengagumkan, keren, aku nggak bisa berhenti memujinya dalam hati." Dicky Wijaya "Kau adalah milikku!" Valentino Zabaniyah "Dasar menyebalkan, pergilah dari hidupku!" Merry Christina "Melihatnya membuatku kembali muda." Nani Suryodinoto Mereka semua tergila-gila. Seorang SATPAM AJAIB membuat sisi tersembunyi mereka muncul dengan sendirinya!

Mowly · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

Kagum sebagai Dalih

Siti Nurmuslimah rela menempuh jarak lebih jauh dari jarak tempuh biasanya untuk berangkat kerja.

Ia bekerja sebagai Pramusaji Rumah Makan Padang. Dan hal konyol yang membuatnya berkorban untuk melalui rute yang lebih jauh adalah demi melihat sosok Adimas Rizkiansyah Yudistira, seorang Satpam Ajaib yang membius nyaris semua orang yang ditemuinya.

Siti Nurmuslimah POV :

Pagi ini aku melihatmu duduk dengan siswa.

Siswa yang beberapa kali kulihat sering duduk bersamamu.

Siswa dengan tubuh hampir setinggi dirimu itu terlihat menikmati obrolan mereka. Aku berharap seandainya saja bisa bertukar posisi dengannya, duduk disisimu, & merasakan bagaimana sensasi mendengar suara dan menatap wajahmu dari dekat.

Oh Tuhan! Aku nyaris menabrak kendaraan yang melintas dihadapanku. Cukup sudah, aku harus mengakhiri ini. Mulai besok aku akan berusaha lebih keras untuk mendekatimu!

Dicky Wijaya POV :

Sepertinya ini kesekian kalinya aku berhasil tiba disekolah paling awal, paling pagi.

Kemarin aku tak mampu menahan rasa kagum dan canggung. Alhasil aku sendiri malu akibat pembicaraan aneh dan kaku yang membuatku malu jika mengingatnya.

Hari ini aku sudah mempersiapkan mental sebaik mungkin.

Tunggu, ini terlalu cepat! Bagaimana mungkin tiba-tiba aku sudah berada didekat gerbang sekolah, aura sejuk dari Kehadiranmu sudah terasa begitu kuat walau aku belum melihatmu.

Ya Tuhan, aku bahkan tak bisa menghitung bagaimana Jantungku berdetak tak keruan. Dilema antara Harapan untuk melihat wajahmu, sekaligus perasaan gugup seandainya sosokmu muncul.

Ah... Tidak, aku melihatmu membersihkan sepatu. Sungguh aktifitas yang menyejukkan. Kau melakukannya dengan elegan, maskulin.

Duduk dan sedikit merunduk memoles sepatu hitammu dengan Semir Instant. Ya Tuhan, sikap tenangmu, seolah udara disekitar mengalir lembut, suara kicuan burung seolah berhenti menyaksikan keindahan makhluk Tuhan yang kalem, seolah tak mengusik siapapun.

Aku seperti melayang diudara, berhenti mengambang diruang hampa, tidak ada suara yang mengganggu, tak ada kehadiran yang tak perlu. Hanya ada sosokmu dihadapanku.

"Hai, kamu yang kemarin ya."

A... Apa? Aku terkejut mendengar sapaan darimu!

"I... iya mas."

Ya Tuhan aku gugup, dan aku tak bisa menyembunyikannya. Apa kau bisa melihat gugup yang kusembunyikan ini?

"Hari ini kamu datang awal lagi, semangat betul kamu ya!"

Ya Tuhan! kau menepuk bahuku dan sadarkah bahwa itu membuatku nyaris ambruk!

Bagaimana raut wajahku saat ini? Aku benar-benar kacau. Disentuh oleh orang yang kukagumi adalah hal yang luar biasa. Seperti ketika sedang menyalurkan Syahwat dan berada dipuncak Klimaks! Benar-benar tak pernah kubayangkan!

"Saya senang sekolah disini mas!"

Aku berusaha memperbaiki rasa gugupku dengan beradaptasi. Semoga ini adalah perlambang bahwa kau menyadari rasa kagumku.

"Iya benar! Sekolah ini mengagumkan! Program Studynya, Gurunya, Visi-Misi & Tujuan sekolahnya benar-benar Sangat dibutuhkan!"

Aku tak paham apa maksud ucapanmu barusan. Yang jelas saat ini yang membuatku kagum adalah Kau, tak ada yang lain.

"Hehe... Iya mas, luar biasa!"

"Setiap saya sampai disini, anda selalu datang lebih dulu. Sebenarnya anda tinggal dimana?"

Semoga aku bisa mendapat cukup informasi tentangmu agar aku mengerti keseharianmu.

"TIIINNN!"

Suara klakson dari arah luar gerbang mengejutkanku. Kau langsung beranjak pergi memastikan siapa yang baru saja datang.