webnovel

Poum, Grey, dan Big 《I》

Setelah kepergian Utaru, Axcel benar-benar tak bisa melakukan apapun. Dia seperti kehilangan cahayanya. Kepercayaan dan tekad yang selama ini dia bangun telah sirna begitu saja.

Ia tak tahu lagi apa sekarang tujuan hidupnya. Kebencian tiba-tiba timbul di dalam hatinya. Benci kepada Inu yang telah membunuh Utaru. Benci kepada para kesatria yang tak bisa melindungi Utaru. Bahkan benci kepada Utaru yang tak bisa menepati janjinya.

Setelah beberapa saat, Axcel akhirnya membuka kotak yang berisi gulungan dari Utaru untuknya. Dalam gulungan tersebut tertulis satu kata, yaitu "Berbahagialah.". Utaru menginginkan agar Axcel selalu bahagia apa pun yang terjadi namun hal itu malah membuat Axcel menangis dengan sekencang kencangnya saat membacanya. Selama beberapa hari Axcel hanya terus menangisi kepergian Utaru.

Setelah beberapa hari kepergian Utaru, Axcel duduk di tepi tebing untuk makan malam. Di depan api unggun yang menyala, Axcel hanya duduk termenung di atas kayu yang ia gunakan sebagai dudukan. Matanya berair menahan perasaannya itu.

Dengan tangannya yang terus memegangi gulungan dari Utaru air mata Axcel menetes jatuh tepat di gulungan itu. Dia membuka kembali gulungan itu. Airmatanya turun lagi ketika membaca tulisan Utaru yang ditujukan kepada Axcel. Dia menahan sakit yang amat dalam hingga Axcel mengigit bibirnya sendiri agar airmatanya berhenti mengalir.

Namun itu tak berhasil, itu malah membuat air matanya turun semakin banyak. Tak satu pun kata yang terucap dari mulut Axcel. Tangannya mengusap mukanya untuk menyeka air mata. Saat dia menengadahkan kepalanya tiba-tiba Axcel dikejutkan oleh sesuatu.

Ia terkejut saat melihat gulungan tadi. Dalam gulungan itu muncul goresan-goresan aneh saat terkena cahaya dari api yang berada di depan axcel. Dia menyadari bahwa goresan itu adalah sebuah kalimat. Axcel segera mengusap-usap matanya agar dia bisa membaca tulisan tersebut dengan jelas.

Tulisan tersebut berisi,

"Axcel jika dirimu telah menerima gulungan ini berarti diriku tak bisa kembali lagi. Aku tahu pasti dirimu kecewa padaku. Tapi itu bukanlah yang kuharapkan. Kau harus tetap bahagia. Axcel, pergilah ke kamarku dan cari kotak kayu berwarna merah disana dan ambilah isinya. Suatu saat kau akan tahu. Maaf kan aku Axcel, aku tak bisa menepati janjiku. Axcel, berbahagialah!!"

Dia sangat terkejut setelah membaca tulisan itu. Saat itu juga dia langsung berlari ke arah kamar Utaru dan mencari kotak yang ia maksud tadi.

Tidak lama dicari, kotak itu berhasil Axcel temukan. Dia segera membuka kotak tersebut. Dia semakin terkejut namun sekaligus bingung, yang ada di kotak tersebut hanyalah sebuah kertas bertuliskan "carilah gua yang ada di pulau ini".

Lantas Axcel berlari keluar rumah untuk mencari gua yang dimaksud Utaru. Selama ini dia tak pernah melihat gua di pulau. Meskipun itu sudah malam Axcel terus berlari dan mencari gua itu. Tak lama kemudian Axcel melihat sebuah bibir gua yang sangat besar di antara tebing batu. Dia tak yakin apakah dirinya harus memasuki gua tersebut atau tidak. Utaru tak mengatakan dirinya harus masuk ke gua tersebut.

Namun kata hatinya menyuruh Axcel untuk memasuki gua yang gelap dan sangat besar tersebut. Dia memasuki gua tersebut dengan sangat berhati-hati. Saat dirinya telah beberapa langkah masuk tiba-tiba dari dalam gua tersebut muncul makhluk yang sangat besar yang menghampiri dirinya.

Ternyata itu adalah Inu!

"Akhirnya kau datang juga makananku!! Hahaha!"

Seketika, Axcel berteriak namun dirinya tak bisa bergerak karena sangat ketakutan.

"Hahhh maafkan aku!! Aku tak bermaksud menjadi makananmu tolong lepaskan akuuu!! Utaru tolonglah akuu!!"

"Hey benar kata Utaru! Dia anak yang penakut! Ngahahaha!!"

"Sudah kubilang jangan menakutinya!! Hey Axcel sudahlah jangan takut, kami tak akan memakanmu."

"Jangan hiraukan dirinya Axcel, dia itu sedikit gila."

Suara lain muncul untuk menjawab inu di depannya. Axcel hanya diam terpaku karena bingung dengan apa yang sedang terjadi. Dirinya tak mengerti kenapa ada Inu di gua tersebut dan kenapa Utaru menyuruhnya untuk menghampiri gua yang penuh dengan Inu ini.

"Ayo Axcel ikuti kami, jangan takut!"

Axcel mengikuti ketiga Inu itu masuk ke dalam gua. Tak disangka di dalam gua tersebut sangatlah luas dan terang. Tempat tersebut dipenuhi dengan jamur dan ganggang yang bercahaya. Cahayanya memenuhi seisi ruangan tersebut.

"Wah, tempat apa ini bagus sekali!!"

"Ini tempat dimana kami tinggal! Oh ya, Perkenalkan namaku Poum."

Poum adalah Inu wanita yang bertubuh besar. Tinggi 7 meter dengan tangan dan kaki yang kecil. Warna tubuhnya hijau gelap dengan garis biru terang. Suaranya melengking khas wanita dewasa.

"Aku adalah Grey Gordon!"

Setelah Poum Inu lagi juga mulai memperkenalkan diri. Seperti namanya dia adalah Inu pria dengan ukuran yang sangat besar berwarna abu-abu muda namun mengerikan dengan tanganya yang banyak yang seperti tentakel gurita dan sangat panjang. Tingginya sekitar 7,1 meter, lebih tinggi dari Poum. Suaranya cempreng sesuai dengan kepalanya yang lonjong.

"Namaku Big One! Hahaha tentunya karena aku itu besar!"

Inu yang satu ini adalah Inu pria dengan tubuh yang sangat besar dan gemuk, namun sangat berotot. Dengan tinggi sekitar 9 meter dia terlihat sangat besar. Warna kulitnya merah kehitaman dengan bintik oranye di sekitar tangan dan kepalanya. Suaranya berat seperti pria berumur namun gagah.

"Aku Axcel. Axcel Gorgiash! Pertama, mengapa kalian mengenal namaku? Kenapa kalian bisa berbicara juga? Padahal kalian kan Inu, lagipula bagaimana bisa kalian ada di sini?"

"Lihat dia memang anak yang bodoh dan cerewet seperti yang Utaru katakan!"

"Grey, jangan goda anak ini lagi! Biar aku jelaskan, di dunia ini banyak sekali jenis Inu yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Kami ini juga sama seperti para manusia, bisa berbicara jika kami berlajar."

Dan pada saat itu, Axcel mulai menyadari hal apa yang Utaru tinggalkan untuknya.