webnovel

Poum, Grey, dan Big 《II》

"Ah begitu yaa! Lalu kenapa Utaru memintaku untuk pergi ke gua ini?"

"Hmmm, Utaru ya. Melihat kau kemari dan tak bersamanya berarti dia telah gagal dalam misinya."

"Bagaimana kau tahu!?"

"Sebelum dia berangkat, dia menghampiri kami untuk membicarakan sesuatu. Dia mendengar kabar bahwa para kesatria melihat orang yang persis seperti teman lama Utaru! Utaru tak Percaya begitu saja karena dia sendiri yang telah membunuhnya waktu itu. Namun setelah kesatria itu menjelaskan rinciannya kepada Utaru, dia benar-benar tak bisa mengelak dan sangat yakin bahwa orang itu adalah sahabatnya."

"Apaa!? Jadi dia pergi mencarinya!?"

"Kami sudah memperingatkannya! Tapi dirinya bersih keras untuk bergi meskipun dirinya tidak yakin akan selamat dengan kondosinya yang telah menua saat ini. Dia berpesan kepada kami jika dirinya tak bisa pulang kami yang harus melatihmu sebagai kesatria! Dia juga berpesan untuk membantumu membuat pedang."

"Jangan bersedih Axcel! Itu memang jalan yang dipilih oleh Utaru. Kau juga harus meraih impianmu dan memperjuangkan tekadmu. Mulai hati ini kami yang akan melatihmu, menjadikanmu sebagai seorang kesatria yang hebat!!"

"Jangan khawatir, Utaru tidaklah mati. Dia masih dan akan terus hidup di dalam hati dan tekadmu!"

Saat mendengar kata-kata para Inu itu hati Axcel sedikit membaik. Dia tersenyum kemudian mengangguk untuk menjawab kata-kata yang Inu-Inu tadi katakan.

"Baiklah Axcel sekarang ini adalah rumahmu! Beristirahatlah, siapkan dirimu untuk besok pagi. Besok kita akan membuatkanmu pedang. Besok akan sedikit melelahkan!"

"Baiklah Poum!"

Malam itu akhirnya mereka berempat tidur untuk beristirahat. Mempersiapkan untuk pembuatan pedang besok pagi. Axcel tidur dengan sangat lelap.

Keesokan paginya mereka telah bersiap untuk membuatkan pedang untuk Axcel. Axcel sangat senang hari itu.

Dia terlihat seperti telah melupakan kesedihannya kemarin. Namun sebenarnya tidak demikian, dia masih menyimpan rasa sakit yang amat dalam. Dia yang saat ini hanya mengubah kesedihan itu menjadi tekad untuk mewujudkan impiannya.

Axcel, Poum, Grey, dan Big berjalan ke suatu ruangan di dalam gua.

"Jadi hari ini kalian akan membuatkanku pedang?"

"Kau tahu Axcel? Mungkin yang kau butuhkan hanyalah sebuah jarum! Kau lebih pantas untuk menjadi seorang penjahit daripada kesatriaa!! Ngahahaha."

"Hey!! Kau meremehkanku yaa!!"

"Sudahlah jangan ribut! Ini masih pagi."

"Dia dulu yang memulai, Poum!!"

"Jangan hiraukan dia, Axcel. Mahluk abu-abu ini memang tak bisa diam."

"Hey gendut! Axcel memang lebih pantas begitu!"

".....Hm tunggu dulu. Apa kau baru saja bilang aku ini gendut!?"

"Hey Big, kau juga jangan ikut-ikut ribut."

"Ah sudah lah, sekarang cepat buatkan aku sebuah pedang! Apa yang sekarang kita butuhkan!?"

"Untuk membuat pedang kita perlu kristal [Highgist] sebagai inti pedang."

"Apa itu?"

"Menurut catatan, kristal ini adalah pecahan bintang yang dulu pernah jatuh ke bumi sebelum manusia dan Inu lahir. Pecahan-pecahan itu tersebar diseluruh dunia! Kristal ini lah yang membuat pedangmu bisa memiliki kekuatan! Coba kau pikir, untuk apa para manusia dan inu berperang?"

"Untuk menguasai dunia?"

"Disamping itu mereka juga mencari pecahan batu-batu ini!"

"Jadi kita harus mencarinya?"

"Itu tak perlu! Untuk itu kita kesini!"

Saat sampai disuatu ruangan, Axcel melihat banyak sekali ristal yang sangat berkilauan.

"Wahh!! Apa ini batu yang kau maksud!?"

"Hmmm, ini adalah [Highgist]."

"Bagaimana kalian punya [Highgist] sebanyak ini!?"

"Utaru mengumpulkannya saat Ia menjadi kesatria dulu. Pilihlah salah satu!"

"Pilih yang kau suka Axcel!"

"Baik lahh!"

Setelah itu Axcel memilih salah satu Highgist yang ada disitu.

"Ah kalau kau sudah memilihnya ayo kita bawa ketempat itu!"

Mereka berpindah menuju ruangan yang lain.

"Wow! tempat apa ini!?"

"Ini tempat penyucian jiwa!"

"Wah benarkah?"

"Ngahahaha, lihat! dia bodoh sekali!!"

"Ahh kurang ngajar kau!!"

"Bukan, Axcel. Ini hanyalah tempat penempaan biasa, tempat untuk membuat pedang!"

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Kemarilah, berdiri disini dan letakan kristal mu diatas batu besar itu."

"Hey tunggu! Kenapa aku memilih kristal ini!?"

"Kenapa tanya aku!? Kau kan yang tadi memilih sendiri!"

"Tadi aku.. Ah sudah lah ini sama saja! Ayo lakukan!!"

"Sekarang kau alirkan semua manamu ke kristal itu Axcel! Berkonsentrasi lah, ini akan sedikit melelahkan! Saat kau mengalirkannya bayangkan juga bentuk senjata yang kau inginkan untuk menjadi senjatamu!"

"Ah baik lahh!!"

Axcel mulai memegang batu besar itu dan mengalirkan energinya ke [Highgist] tersebut. Bersamaan dengan itu Poum memegang bahu Axcel dan merapalkan kata-kata aneh.

Mungkin itu sebuah mantra. Axcel mengeluarkan semua mananya. Dia berteriak sekuat tenaga untuk mengeluarkan energinya itu. Tiba-tiba kristal tersebut mengeluarkan sinar yang sangat terang. Cahaya oranye yang sangat terang keluat dari tubuh Axcel dan kristal [Highgist] itu.

Cahayanya sangat terang sampai menerangi seluruh gua. Bersamaan dengan itu tubuh Axcel ambruk karena mengeluarkan banyak sekali mana dari dalam dirinya.