webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Hiện thực
Không đủ số lượng người đọc
312 Chs

Perundingan

Malam itu Mas Abim tampil di Cafe Komet seperti biasa. Mas Yudhis, Arjuna, Aksara turut mengantar. Juga Mbak Mia, Mbak Manda, Karin, dan Nathalie. Namun mereka duduk terpisan. Mbak Manda, Mbak Mia, dan Mas Yudhis duduk di kursi nomor lima. Sedang Arjuna, Aksara, Karin dan Nathalie duduk di kursi nomor enam. Bersama Raka, Maya, Ardi, dan Angel. Mendiskusikan semuanya. Merundingkan apa yang sebenarnya terjadi. Wajah Raka dan Maya tampak pias menyadari bagaimana raut wajah teman temannya. Sepertinya mereka sudah menyadari bagaimana sisi jahat Raka dan Maya. Tapi sebenarnya, Maya juga Raka tidak mau, tidak pernah mau melakukan itu. Raka dan Maya di tuntut untuk melakukan semuanya. Sistem membunuh atau di bunuh itu kejam. Dan mereka tidak bisa menghindari hal itu.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com