webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Hiện thực
Không đủ số lượng người đọc
312 Chs

Pengaduan

Nathalie memasuki rumah Aksara dengan sang empunya berada di sampingnya. Keduanya segera menuju ruang tengah yang sudah ramai. Tanpa menebak pun Nathalie tahu jika ada Mbak Manda dan Mbak Mia di sana. Suara menggelegar keduanya bahkan terdengar sampai ruang tamu, "Ibuk ke toko ya jam segini?" tanyanya di balas anggukan pelan pemuda di sampingnya. Nathalie segera memasuki ruang tengah. Mas Yudhis, Mas Abim, Arjuna, Mbak Mia, Mbak Manda, dan Karin ada di sana. Menatapnya penuh tanda tanya. Namun Nathalie masih diam, mendudukkan diri di sofa bed tak jauh dari tempatnya berdiri sebelumnya sebelum menghela napas berat, "Karin udah cerita semuanya kah?"

"Belum. Makanya kita kita nungguin lo," jawab Mbak Manda.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com