webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Hiện thực
Không đủ số lượng người đọc
312 Chs

Pagi yang senyap

Aksara memasuki ruang tengah yang ramai pagi ini. Beberapa saudaranya berkumpul di sana, juga Mbak Mia, Mbak Manda, dan Nathalie. Ia sedikit tertegun, bagaimana ketiga gadis itu sudah berada di sini pagi pagi sekali.

"Udah bangun Sa?" Nathalie tersenyum simpul.

"Kamu kok udah di sini pagi buta?"

"Aku nginep hehe. Maaf nggak bilang tapi ibuk yang minta buat nemenin kamu nanti," jawab gadis cantik itu.

Aksara mengangguk, "Maaf semalem ketiduran. Kamu tidur di mana semalem?"

"Di ruang tengah. Rame kok asik hehe di bandingin rumahku yang sepi,"

"Udah mandi?" pemuda itu melangkah untuk duduk di samping kekasihnya, "Bawa ganti nggak? Apa perlu aku ke rumahmu ambilin baju?"

"Nggak usah udah di bawain mama kemaren kok tenang aja,"

"Jangan capek capek pikirin dirimu sendiri juga. Habis operasi malah gerak mulu," si bungsu mendengus, menyentil pelan dahi Nathalie di balas senyum lucu sang gadis.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com