Mungkin story ini agak aneh, dan mungkin akan sangat bertentangan dengan keyakinan kalian. Gue hanya mengingatkan kalau story ini hanya fiksi dan tidak ada hubunganya dengan mitos atau apapun yang ada di real life cerita ini murni dari imajinasi gue sebagai penulisnya. kalaupun ada kemiripan atau bahkan kesamaan dengan story gue ini, itu hanya kebetulan.
So, Happy Reading
.
.
.
Satu bulan sebelum Pertunangan Kyungsoo dan Jongin.
Baekhyun kembali ke Apartementnya yang ia tinggalkan begitu saja setelah mendengarkan bisikan itu, dan bergegas ke apartement Kyungsoo.
Taeyeon sudah berkali-kali meyakinkan Baekhyun agar tidak kembali dan tetap tinggal di rumah keluarganya dan tidak kembali. Tapi Baekhyun berkali-kali juga mengatakan jika ia akan baik-baik saja.
Baekhyun tidak mengerti, sebelumnya ia begitu ketakutan, tapi ia merasa jika entitas yang mengusiknya selama ini hanyalah halusinasinya saja.
"Astaga, apa yang aku lakukan pada tempat tinggalku sendiri?" Baekhyun memunguti beberapa barang yang tercecer di lantai Apartementnya.
"Haah" gadis itu menghela nafas kasar "...aku akan baik-baik saja, tidak akan terjadi apa-apa" Baekhyun meyakinkan dirinya sendiri.
'Gaun itu sangat cocok untukmu sayang'
Baekhyun mendengar suara bisikan itu, tapi suara itu sangat pelan seperti hembusan angin lalu, dan Baekhyun mengabaikanya.
"Dasar bodoh!" Baekhyun memukul pelan kepalanya sendiri "...kenapa aku tidak membawa pakaianku? astaga, yang tersisa hanya pakaian kotor, Byun Baekhyun apa yang kau lakukan"
Baekhyun merutuki dirinya sendiri, ia membawa separuh pakaianya ke rumah orangtuanya, Baekhyun hanya meninggalkan pakaian kotor yang tidak sempat ia cuci, bahkan menghubungi jasa laundry pun ia tidak sempat.
Baekhyun menanggalkan seluruh pakaianya dan berjalan menuju kamar mandi Apartementnya, tanpa gadis itu sadari jika sosok Red melihatnya seraya menjilat bibirnya.
.
.
.
Baekhyun merendam tubuhnya dalam Bathtub, tubuhnya sangat lelah, ia mengendarai mobilnya hampir 4 jam dalam sehari, belum termasuk pekerjaanya yang cukup membuatnya sangat lelah.
Baekhyun merasa jika ada seseorang yang masuk kedalam bak berendamnya
gadis itu terkejut saat mendapati pria yang sama yang sering ia lihat. Pria bertubuh tinggi dengan rambut merah menyala, juga warna berbeda di sepasang iris matanya.
"Hai sayang"
Baekhyun tidak bisa bergerak saat menatap sepasang mata itu. Walaupun parasnya serupa pria rupawan, aura yang terpancar cukup membuat hawa sekitarnya memanas.
"Aku akan memilikimu seutuhnya" sosok pria itu menjilat sudut bibir Baekhyun "...keluarkan aku dari tempat ini"
Sosok pria itu menghilang begitu saja, meninggalkan Baekhyun yang tertegun.
"Astaga, apa aku bermimpi lagi?" Baekhyun membuka mata setelahnya.
Baekhyun kembali setelah hampir satu jam berada di kamar mandi. Gadis itu tertidur saat merendam tubuhnya di dalam Bathtub.
"Abaikan saja Baekhyun-ah, itu semua hanya mimpi" Baekhyun sembari membuka lemari pakaianya.
Setelah memakai pakaian dalamnya, Baekhyun tertarik membuka kotak berukuran sedang yang dia simpan di bagian bawah lemari pakaianya. Baekhyun hampir lupa jika ia belum membuangnya, bukan tidak tahu apa isi kotak itu, Baekhyun sangat tahu, gadis itu mengingatnya dengan jelas jika kotak itu berisi sebuah gaun berwarna merah.
Gaun itu terlihat cantik walaupun berwarna merah, tapi gaun itu mempunyai potongan leher yang sangat rendah, juga panjang gaun itu yang hanya sebatas tengah pahanya. Tidak ketat memang, tapi gaun itu terlalu berlebihan jika dipakai untuk acara tertentu, kecuali...
"Gaun itu adalah gaun malam pertama kita sayang" Baekhyun mendengar bisikan itu tepat di belakang telinganya, bukan takut atau terkejut, Baekhyun hanya tertegun "...pakailah, dan datanglah padaku"
.
.
.
Baekhyun kembali ke sebuah ruang hampa udara yang gelap. Seperti biasanya, ia berdiri di depan pintu berwarna merah pekat itu. Kali ini Baekhyun bisa bebas bergerak seperti awal pertama kali ia memasuki dimensi itu.
Baekhyun terkejut saat mendapati dirinya memakai gaun merah itu.
"Apa ini? kenapa aku memakainya?" Baekhyun terlihat panik dan hendak melepaskan gaun itu, tapi urung ia lakukan. Baekhyun akan telanjang jika menanggalkanya.
Baekhyun kembali tenang dan melangkahkan kakinya kedepan, gadis itu menghampiri pintu berwarna merah dan berdiri dengan jarak dua langkah kedepan.
"Argh! Red tolong aku!" entah sadar atau tidak, Baekhyun meneriakan nama Red.
Baekhyun tiba-tiba merasakan panas luar biasa pada punggungnya, rasa panas itu seperti menjalar dan terasa seperti akan membakar punggungnya.
"Buka pintu itu dengan kunci itu, dan rasa panas itu akan hilang"
Tanpa pikir panjang, Baekhyun memasukan kunci yang ia genggam entah sejak kapan ke lubang kunci. Baekhyun membuka pintu itu dengan tergesa hanya agar rasa panas yang ia rasakan hilang.
Baekhyun bergegas masuk kedalam ruangan itu. Dan benar apa yang bisikan itu katakan, panas di punggungnya hilang seketika.
"Hilang, benar-benar hilang" Baekhyun tersenyum lega "...tanda lahir itu hampir membakarku"
Baekhyun melihat sekelilingnya, sekilas tidak ada perbedaan suasana di luar dan di dalam ruangan dengan pintu berwarna merah itu. Baekhyun hanya mendapati pintu yang masih terbuka, dan suasana sekitar tetaplah gelap dan tidak terdapat apa-apa.
"Tidak ada apa-apa, untuk apa aku membukanya" Baekhyun berbalik dan hendak melangkah kembali melintasi pintu itu.
Tapi urung ia lakukan karena Baekhyun kembali merasakan panas seperti terbakar. Tapi kali ini bukan di punggungnya, melainkan di tempat tanda lahir lain nya, yaitu area paha sebelah dalamnya.
Baekhyun kembali menggeram dan berteriak, gadis itu kesakitan yang teramat sangat. Baekhyun terduduk menahan sakitnya.
Dan rasa panas itu semakin terasa saat matanya menangkap siluet seseorang yang perlahan mendekat. Baekhyun terus saja berteriak hingga sosok itu berdiri tepat di hadapanya dan mengulurkan tanganya pada Baekhyun yang masih terduduk.
Baekhyun menggapai uluran tangan itu dan tiba-tiba semua rasa sakit yang ia rasakan hilang entah kemana.
"Bangunlah, aku sudah di sini"
Sosok itu, sosok yang tidak asing di mata Baekhyun, sosok yang sama yang sering ia lihat entah itu nyata atau tidak. Tapi kali ini penampilanya sedikit berbeda.
Pria itu terlihat seperti manusia, iris matanya terlihat sama di sepasang matanya, dan sosok itu benar-benar pria rupawan.
"Re-Red?" Baekhyun terbata.
"My mine, kau adalah milikku" Red mengecup punggung tangan Baekhyun.
Dan setelahnya, Baekhyun lemas tidak sadarkan diri.
.
.
.
"Baekhyun-ah, bangunlah" Kyungsoo menepuk-nepuk pelan pipi Baekhyun yang tidak juga membuka matanya.
Kali ini Kyungsoo tidak panik, Baekhyun hanya tidur dan masih bernafas teratur.
"Hm? Kyungsoo?" Baekhyun membuka matanya perlahan dan mendapati Kyungsoo ada di kamarnya.
"Ya, memangnya siapa?" Kyungsoo terlihat ketus.
Baekhyun tersenyum hingga akhirnya ia tersadar jika harus berangkat kerja.
"Ah, aku--aku terlambat, aku harus--"
"Ini sudah tengah hari, astaga" Kyungsoo menahan Baekhyun yang hendak bangkit "...Zizi rekan kerjamu menghubungiku jika kau tidak bisa dihubungi sejak pagi"
"Aku?"
"Ish!" Kyungsoo memukul lengan Baekhyun pelan "...apa kau tidak sadar jika tidur seperti mayat, gadis tinggi itu kahawatir terjadi sesuatu padamu"
"Maafkan aku, aku akan menghubunginya" Baekhyun mencari keberadaan ponselnya.
"Tidak usah, aku sudah mengatakan jika kau terkena diare dan sudah ke dokter, jadi kau tidak kerja hari ini"
"Terimakasih Soo-ie" Baekhyun memeluk sahabatnya.
"Jangan memanggilku seperti itu, astaga Baekie"
"Eish!" Baekhyun melepaskan pelukanya.
"Tapi Baek, bukankah kau dilarang memakai pakaian merah, cepat lepaskan!"
"Benar, kenapa aku memakai ini, Kyungsoo!" Keduanya terlihat panik.
"Mana aku tahu, kau sudah memakainya Baekhyunie!"
Keduanya masih panik, Baekhyun melepas gaun nya dan melemparnya asal. Tapi itu sudah terlambat, Baekhyun sudah mengenakanya. Dan Baekhyun sudah melanggar kedua larangan dalam keluarganya. Entah sengaja atau tidak, Baekhyun sudah melakukan kedua hal itu.
"Astaga, menggemaskan sekali"
Sosok Red hanya tersenyum sambil menatap kedua gadis itu. Red mendekap Baekhyun hingga Kyungsoo datang dan menghilang. Red tidak pergi, perwujudan pria itu melihat keduanya sejak Kyungsoo berusaha membangunkan Baekhyun yang tidur dengan nyaman.
"Kenapa akhir-akhir ini kau tidur seperti orang mati Baekhyunie" Kyungsoo berteriak karena jarak Baekhyun denganya cukup jauh.
Baekhyun mencari pakaian lain karena gaun merah yang ia kenakan ia lepas begitu saja hingga menyisakan pakaian dalam yang ia kenakan.
"Aku tidak tahu Kyung-ah, aku merasa jika malam ini tidurku sangat nyenyak, rasanya sangat nyaman, seperti ada seseorang yang memelukku" Baekhyun setelah mendapatkan pakaian gantinya.
"Tck! Sudahlah, aku akan memeriksakan kandungan-astaga" Kyungsoo menutup mulutnya dengan telapak tanganya.
"Apa kandungan?" Baekhyun terkejut bukan main "...Ya! Doh Kyungsoo, apa yang kalian lakukan, kalianhmmpp" Kyungsoo membekap mulut Baekhyun yang sangat berisik.
"Jangan berlebihan, bulan depan kami akan bertunangan" Kyungsoo tersipu malu.
Baekhyun hanya menggeleng melihat sahabatnya itu.
"Kau juga akan merasakanya sayang, kita tidak perlu acara kekanakan seperti sahabat manusiamu, aku pastikan kau akan melahirkan keturunanku"
Red masih memperhatikan kedua gadis itu hingga Kyungsoo pergi dan meninggalkan Baekhyun.
"Kau tampak nyaman di pelukanku sayang"
"Astaga!"
Baekhyun terkejut saat mendapati sosok serupa pria yang tidak asing.
"Re-Red?" Baekhyun terbata.
"Kemarilah" Red menjentikan jarinya dan memanggil Baekhyun untuk datang.
Entah kenapa, Baekhyun hanya menurut. Gadis itu mendekat dan duduk di pangkuan Red.
"Merasakan kulitmu secara langsung membuatku semakin tidak sabar untuk menyetubuhimu sayang" Red memcumbui setiap inci leher Baekhyun.
Baekhyun hanya terpejam menikmati apa yang Red lakukan padanya.
"Sayangnya, saat ini aku tidak cukup mempunyai kekuatan" Red melepaskan cumbuanya dan mengecup bibir Baekhyun "...kau harus bersabar hingga matahari tenggelam, dan kita akan melakukanya"
Baekhyun hanya mengangguk, pada awalnya dia terkejut dan takut, tapi ia tampak terbiasa dengan kehadiran sosok Red. Red cukup sering datang walaupun hanya sebuah entitas, tapi kali ini sosok Red nyata.
Sosok itu berhasil menghasut Baekhyun untuk melepaskan belenggunya secara sempurnya hingga Red benar-benar bebas.
"Red"
Entah sadar atau tidak, Baekhyun seperti terhipnotis dengan paras rupawan sosok Red, gadis itu mengecup bibir Red dan memagutnya lembut.
"Aku milikmu"
.
.
.
Tbc.
Udah ya, NC nya nanti dulu, deg-degan ngetiknya.
Mungkin efek udah lama ga ngetik NC jadi gini.