Warning! NC Alert!!!
Mungkin story ini agak aneh, dan mungkin akan sangat bertentangan dengan keyakinan kalian. Gue hanya mengingatkan kalau story ini hanya fiksi dan tidak ada hubunganya dengan mitos atau apapun yang ada di real life, cerita ini murni dari imajinasi gue sebagai penulisnya. kalaupun ada kemiripan atau bahkan kesamaan dengan story gue ini, itu hanya kebetulan.
So, Happy Reading
.
.
.
Red menghilang setelah Baekhyun kembali terlelap. Sosok Red tidak lagi terbelenggu, ia bisa tetap berada di dunia nyata selama yang dia mau, ia bisa pergi kemanapun dan menentuh apapun tanpa kesakitan seperti saat tubuhnya terbelenggu di dimensi perbatasan antara dunia nyata dan dunia lain.
Red adalah Iblis dengan tubuh tidak sempurna. Sosok Iblis akan mempunyai kekuatan sempurna jika tidak memiliki kekurangan pada fisiknya. Jika Iblis yang terlahir sempurna mempunyai sepasang sayap hitam di punggungnya, Red tidak memiliki itu.
Red bisa menyebrang ke dunianya tanpa kesulitan walaupun tubuhnya tidak sempurna. Tapi Red tidak bisa kembali ke Istana tempatnya dilahirkan ratusan tahun lalu karena ada perisai yang tidak bisa ia tembus. Kekuatan Red memang sangat besar, tapi fisiknya yang tidak sempurna, membuat kekuatan yang ia miliki pun demikian.
"Aku akan kembali dan mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikku"
Red hanya menatap istana tempatnya dilahirkan tanpa bisa berbuat apa-apa.
"Tunggu sampai milikku melahirkan keturunanku"
Setelahnya, Red kembali ke dunia manusia dan menemui calon pengantinya, yaitu Baekhyun. Gadis itu masih terlelap tanpa menyadari jika sebentar lagi matahari tergelincir.
Red menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur dan menempatkan Baekhyun utuk memeluk pahanya dan menjadikan pahanya sebagai bantalan gadis itu tidur. Baekhyun masih terlihat nyaman dalam tidurnya, gadis itu seperti enggan membuka matanya.
"Himpun tenagamu sayang" Red mengusap pelan kepala Baekhyun dan membuat gadis itu semakin lelap dalam tidurnya "...karena kita akan melawati malam yang sangat panjang" Red menjilat pipi hingga leher Baekhyun.
"Ngh" Baekhyun sedikit terusik dari tidurnya.
"Tahan eranganmu sayang, karena aku pastikan kau akan mengerang sepanjang malam" Red masih mengusap-usap kepala gadis itu.
"Argh!!!"
Red tiba-tiba menggeram kesakitan, ia merasakan sakit di mata sebelah kananya. Red merasakan panas dan sakit pada bola matanya, walaupun hanya sesaat, itu terasa sangat menyiksanya.
.
.
.
Baekhyun terbangun saat matahari sudah benar-benar tenggelam. Gadis itu tidak mengerti kenapa ia hanya tidur sepanjang hari, seperti yang dikatakan Kyungsoo, Baekhyun tidur seperti orang mati.
"Apa seharian ini aku hanya tidur?" Baekhyun bangkit dengan wajah mengantuknya. Tubuhnya ia bawa menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya.
Baekhyun kembali setelahnya, gadis itu melewatkan waktu makanya, dan saat ini perutnya terasa kosong tanpa isi. Tapi Baekhyun hanya menemukan beberapa makanan ringan juga roti di lemari penyimpanan makanan miliknya.
"Haah" Baekhyun manatap semuanya tanpa selera "...harusnya aku meminta Kyungsoo memasak sebelum pergi" Baekhyun meninggalkan dapur kecil Apartementnya dan memilih duduk di atas sofa sambil menyalakan televisi.
Baekhyun tidak tahu acara apa yang ingin ia lihat, baginya semua acara tv sama saja membosankan, gadis itu hanya mengganti chanel acak sebelum akhirnya mematikanya kembali.
Baekhyun terlihat sangat bosan, gadis itu berjalan ke arah jendela kamarnya dan membukanya seperti yang biasa ia lakukan. Ini musim semi, Baekhyun menghirup udara malam yang sejuk dan angin yang menerpa wajahnya membuat gadis itu memejamkan matanya. Baekhyun menikmatinya, udara malam dan aroma bunga yang semakin lama semakin kuat mengikat di indera penciumanya.
Baekhyun membuka matanya perlahan saat merasakan sepasang lengan yang melingkar di pinggangnya. Ini memang kamarnya, tapi Baekhyun mendapati suasana berbeda. Baekhyun mendapati kamarnya dipenuhi taburan kelopak mawar berwarna merah pekat. Tidak hanya itu, cahaya kamarnya meredup dengan semburat cahaya dan nuansa merah.
Baekhyun tidak mengingatnya, entah sejak kapan ia mengenakan gaun merah itu lagi. Gaun merah dengan potongan leher sangat rendah dan panjang gaun itu yang hanya menutupi setengah pahanya.
"Malam ini, aku akan menjadikanmu milikku seutuhnya, Baekhyun"
Red membalikkan tubuh Baekhyun menghadapnya, keduanya berhadapan dengan jarak yang sangat rapat. Baekhyun menatap wajah sosok yang sudah tidak asing baginya. Baekhyun hanya diam, gadis itu terpana melihat sosok rupawan Red, jantung Baekhyun berdetak sangat cepat saat ini, Baekhyun merasakan gejolak aneh dalam dirinya saat menatap Red tepat di matanya.
"Milikku"
Setelah mengatakanya, Red memagut bibir Baekhyun dengan rakus, Red meraup dagu Baekhyun dengan sebelah tanganya dan terus memagut bibir gadis itu. Red terbakar api gairah, Red menggores dada Baekhyun dengan kuku jarinya hingga mengalirkan darah segar, membuat Baekhyun mengerang.
"Ngh~"
"Kita akan mengikat darah kita malam ini" Red menjilati darah yang menetes dari goresan yang ia torehkan di dada Baekhyun "...dan kau akan menjadi milikku seutuhnya, aku adalah candumu, dan aku adalah sumber kehidupanmu" Red menghisap darah dari luka Baekhyun.
"Akh~" Baekhyun tidak kuasa menahan sensasi aneh di tubuhnya. Baekhyun merasakan sakit dan gelenyar aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya.
Baekhyun merasa tubuhnya sangat lemas, Baekhyun merasakan haus yang teramat sangat, kerongkonganya terasa kering dan seperti terbakar.
"Darahmu manis seperti aromanya"
Red saat melepaskan hisapanya seraya menyeka lelehan darah yang melalui sudut bibirnya. Red menatap wanitanya dengan tatapan penuh gairah, seakan siap menerkam Baekhyun dan mengoyaknya.
"Red~"
Baekhyun terlihat memelas saat melihat Red menggores pergelangan tanganya dengan kuku jarinya seperti apa yang ia lakukan di dada Baekhyun.
"Hisaplah sayang" Red mendekatkan lenganya.
"Hmm?" Baekhyun terlihat ragu. Tapi sesaat kemudian, Baekhyun menuruti apa yang Red perintahkan.
"Hisaplah dengan kuat, rasakan darahku mengalir di kerongkonganmu" Red memejamkan matanya saat Baekhyun mulai menjilati pergelangan tanganya "...ya, puaskan dahagamu sayang, Arrggh!"
Red menggeram saat Baekhyun benar-benar menghisap darah dari pergelangan tanganya, gadis itu menghisapnya kuat untuk menghilangkan dahaga yang ia rasakan.
"Hah hah"
Keduanya terengah-engah, setelah melakukan ritual penyatuan darah mereka. Red memamerkan seringainya hingga menunjukan taring yang ia punya. Matanya terus menatap Baekhyun dengan tatapan penuh gairah sebelum bibirnya kembali meraup bibir gadis itu. Kedua tanganya menelusup ke bagian bawah gaun yang Baekhyun kenakan dan meloloskanya begitu saja.
Pakaian merah adalah hal yang disukai oleh Red. Gaun merah adalah gaun pernikahan dari bangsanya, merah berarti membara, merah adalah lambang dari nafsu yang berkelana.
Red adalah keturunan Lust, salah satu Raja Iblis di dunianya. Lust membuang Red ke dunia fana karena ketidak sempurnaan fisik Red.
"Red~"
"Ya sayang, aku disini"
Baekhyun sudah dalam keadaan pasrah, gadis itu terbakar gairah luar biasa, Red menyentuh setiap inci tubuhnya tanpa melewatkan satu titikpun pada tubuh Baekhyun.
Red sudah mengungkun gadis itu, pakaian Baekhyun tidak tersisa satu helai benangpun, tubuhnya polos dan pasrah di bawah kungkungan Iblis jantan itu.
"Nghh~"
Sekali lagi, Red menjilat tubuh polos Baekhyun dari pangkal paha dan menjelajah hingga ke leher gadis itu. Sensasi luar biasa yang Baekhyun rasakan, jiwanya terasa melayang karena sentuhan Iblis Jantan itu.
Baekhyun menarik pakaian yang Red kenakan dan meraup bibirnya dengan rakus, Baekhyun lupa diri, gadis itu sudah terperdaya, darah Red yang sudah berada di dalam tubuhnya membuat gairahnya semakin meluap-luap.
"Kau menginginkanku?" Baekhyun mengangguk menjawabnya.
"Red, sentuh aku lebih, aku menginginkanmu lebih"
Red mengoyak pakaianya sendiri hingga hancur berserakan, Baekhyun yang tidak sabar membuka celana yang Red kenakan dengan tergesa dan membuat Iblis jantan itu tertawa.
"Kau sangat menginginkanya?" Baekhyun kembali mengangguk sembari menggigit bibir bawahnya.
Lust adalah lambang dari nafsu yang berkelana, darah Lust mengalir di tubuh setiap keturunanya termasuk Red.
Baekhyun tidak kuat menahanya lagi, nafsu gadis itu sudah sampai di ubun-ubun, gadis itu hanya pasrah dengan apa yang akan Red lakukan padanya.
"Nghh~akh~"
Baekhyun mengerang saat mendapatkan sentuhan di bagian luar kewanitaanya, Red menggesekan sesuatu yang sangat ingin dia lesatkan kedalam lubang kewanitaan Baekhyun sejak pertama kali melihat gadis itu. Gadis itu merasakan sesuatu yang menggelitik yang menimbulkan rasa gatal luar biasa.
Baekhyun menarik pinggul Red saat pria itu mendorong miliknya, Baekhyun tidak sabar gadis itu ingin menghilangkan rasa gatal yang menyiksanya.
"Akh! sakit sekali, Oh Tuh-hmmpt" Red membungkam bibir Baekhyun dengan telapak tanganya.
"Jangan memanggil Tuhanmu, di setiap ketersiksaanmu, kau hanya membutuhkanku, Suamimu, milikmu, Red" Red membisikan kalimat itu pada Baekhyun.
"Arggh! Red!"
Baekhyun menggeram dan meneriakan nama Red karena sakit yang ia rasakan luar biasa, sesuatu memasukinya seketika, Baekhyun merasa jika kewanitaanya seperti robek.
"Dia kebangganku, kau wanita beruntung yang bisa merasakanya" Red menyeringai saat melihat darah segar mengalir dari kewanitaan Baekhyun dan membasahi kejantananya.
Baekhyun masih terpejam, gadis itu hampir hilang kesadaran saat ini.
"Red, apa aku akan mati?"
"Haha! kau tidak akan mati, kau hanya akan merasakan kenikmatan yang tidak sebanding dengan apapun, kau hanya akan mendesah dan meneriakan namaku, apapun yang terjadi"
"Pejamkan matamu Baekhyun" Red menutup wajah Baekhyun.
Keduanya berteleportasi, dengan kekuatan Red, mereka sekarang berada di atas ranjang yang tertutup overbed berbahan sutra merah di dalam kamar yang bernuansa merah dengan pencahayaan temaram. Ini adalah ruang hampa udara yang berada di perbatasan dimensi, ruangan itu adalah kamar yang selama ini Red huni.
Jika sebelumnya hanya ruh Baekhyun yang bisa menembus dimensi itu, kali ini raganya pun bisa sampai ke dimensi itu.
"Lahirkan keturunanku, Baekhyun"
Setelahnya, Red menggerakan pinggulnya secara teratur. Baekhyun menjerit kesakitan karena Red menyetubuhinya tanpa ampun. Ini kali pertamanya Baekhyun merasakan, tapi Red melakukanya dengan caranya, cara Iblis menyetubuhi manusia. Red menulikan telinganya, Red tidak perduli dengan teriakan kesakitan Baekhyun, yang ia inginkan saat ini adalah menuntaskan haratnya yang terpendam.
"Akh Baekhyun" Red mendongak, pria itu memjamkan mmatanya, menyeringai memperlihatkan taringnya "...mmhhh~ aku tidak salah memilihmu, kau gadis yang memang terlahir untukku"
Red masih bergerak sesuka hatinya, tanpa memperdulikan kesadaran Baekhyun yang tersisa seperuhnya.
Red mengecup bibir Baekhyun yang sedikit terbuka dan melumatnya. Tangan Red meremas dada Baekhyun hingga gadis itu membelalak, gadis itu terkejut hingga tatapan keduanya beradu.
Baekhyun terus menatap sepasang mata Red dengan sisa kesadaran, dan Baekhyun melihat kilasan-kilasan kejadian yang entah itu apa. Baekhyun menangkup wajah Red demi tidak memutus tatapan mereka.
.
.
.
"Lust, aku mohon!"
Baekhyun melihat seorang serupa wanita cantik berkulit putih tengah memohon pada seorang pria dengan rambut merah menyala, di bagian bawah kedua mata pria itu terlihat ada garis merah.
"Irena! dia cacat, aku tidak menginginkan keturunan yang cacat"
Pria berambut merah itu meninggikan suaranya. Matanya memicing tajam pada wanita yang sudah melahirkan keturunanya.
"Lust, dia keturunan kita, Admon masih kecil, Lust!"
Wanita itu terus memohon, tapi pria yang dipanggil Lust itu pergi begitu saja tanpa menghiraukan wanita yang disebut sebagai Irena itu menangis.
"Mama"
Tangisan Irena terhenti saat sosok laki-laki mungil menghampirinya dan menatapnya dengan wajah polosnya.
"Admon" Irena memeluk laki-laki kecil itu.
Admon tidak mengerti situasinya, ia hanya melihat Ibu yang menghadirkanya tengah menangis.
"Kenapa Mama menangis?" laki-laki kecil itu menyeka air mata wanita yang melahirkanya.
"Irena!"
"Lust"
"Lust"
Baekhyun menggumam pelan, Baekhyun melihat kilasan kejadian yang entah itu apa, sesaat dan sangat singkat.
Baekhyun kembali tersadar, Baekhyun hanya melihat Red yang masih bergerak mencari kenikmatan di tubuhnya.
"Lust?" Red menautkan kedua alis matanya.
"Akh~Red" Baekhyun tiba-tiba merasakan sensasi aneh, Baekhyun merasakan kenikmatan yang berpusat dari kewanitaanya yang mulai mengetat.
Baekhyun tidak tahu rasa sakit yang sebelumnya ia rasakan pergi entah kemana, yang pasti itu sudah berganti menjadi rasa nikmat yang tidak sepadan dengan apapun.
"Kau merasakanya sayang?" Red masih menggerakan pinggulnya dengan tempo yang tidak terlalu cepat "...Aku akan memberimu lebih"
"Ngh~akhh~"
Baekhyun melenguh saat Red mempercepat gerakan pinggulnya, gadis itu merasakan dinding kewanitaanya semakin mengetat dan mulai berkedut.
"Baekhyun! arrgh!" Red merasakan bulu di sekujur tubuhnya berdiri, Red merasakan kejantananya seperti terhisap masuk lebih dalam saat dinding kewanitaan Baekhyun semakin mengetat dan memijat kejantananya, seakan memaksa benda laknat itu menyemburkan cairan yang Red tahan sejak tadi, ia ingin persetubuhan ini berlangsung lebih lama. Tapi Baekhyun mengisapnya dan membuat Red menyemburkan cairanya ke dalam Rahim gadis itu.
"Kau! Baekhyun, arrgh!" Red menggeram saat seluruh cairanya terpancar keluar.
Baekhyun terengah-engah, gadis itu terlihat lelah, wajahnya di penuhi keringat sisa persetubuhanya dengan iblis jantan itu.
"Red"
"Ya sayang" Red masih bertahan di posisinya tanpa melepaskan kejantananya "...kau benar-benar liar"
Red hanya memadangi wajah lelah Baekhyun dengan tatapan memuja, gadis itu sangat menggairahkan dilihat dari sudut manapu, sekalipun dalam keadaan berantakan seperti saat ini.
"Kau benar benar menggairahkan Baekhyun" Red menjilat keringat di leher Baekhyun.
Red menempelkan dada telanjang mereka dan menekan-nekan dada Baekhyun dengan dadanya, membuat gadis itu menggigit bibirnya.
"Red, ini dimana?" Baekhyun baru menyadari jika ia tidak lagi berada di kamarnya.
Setelahnya, Red berhenti memainkan dada Baekhyun.
"Ini adalah kamarku, ruangan tempatku terkurung hampir seratus tahun, hingga kau datang dan melepaskan seluruh belenggu yang mengikatku"
Red menegakan tubuhnya, Red melepaskan tautan tubuh mereka tanpa memperdulikan Baekhyun yang kesakitan karenanya. Gadis itu masih terkapar tidak berdaya dengan lelehan darah di pahanya. Baekyun merasakan perih luar biasa, kewanitaanya seperti terkoyak karena ulah Red, walaupun kenyataanya tidak demikian.
Red duduk di tepi tempat tidur dan memandang hampa tempat itu. Itu adalah kenangan buruknya hingga dikurung dan dibelenggu di tempat itu.
Baekhyun bangkit dengan sisa kekuatan yang ia miliki. Gadis itu melingkarkan lenganya memeluk punggung Red, dan tanganya tertaut di dada Red.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu lagi, kau sudah memilikiku" Baekhyun menghidu permukaan punggung Red "...aku milikmu, dan kau pun milikku"
Kali ini Baekhyun mengatakanya dengan sadar, darah Red yang mengalir di tubuhnya memberikan efek yang sangat besar. Baekhyun akan selelu ketergantungan pada Red, begitupun sebaliknya. Red hanya mengejar ambisinya, tapi ia tidak tahu konsekuensi apa yang akan ia hadapi kelak.
"Ayo kita bercinta sekali lagi, ini malam pengantin kita, aku menginginkan lebih, Red" Baekhyun bersikap aneh, gadis itu tiba-tiba terbakar gairah dan menarik tubuh besar Red, gadis itu duduk di pangkuan makhluk yang dia klaim sebagai miliknya dan memagut bibir Red dengan rakus.
Semantara itu, Kyungsoo panik saat Baekhyun tidak bisa ia hubungi. Kyungsoo sudah datang ke apartement Baekhyun dan tidak mendapati sahabatnya itu berada di apartemenya. Kyungsoo hanya melihat bercak darah di atas tempat tidur Baekhyun yang sudah mengering. selebihnya, Kyungsoo tidak menemukan apapun. Sudah dua hari ini Baekhyun tidak ia temukan di manapun, Kyungsoo tidak berani menghubungi orang tua Baekhyun, gadis itu tahu jika itu akan membuat mereka khawatir.
"Baekhyun, apa yang terjadi padamu?"
Kyungsoo tidak bisa berpikir dengan benar saat ini, dua hari lalu, ia meninggalkan Baekhyun setelah membangunkan sahabatnya itu.
.
.
.
Baekhyun mengerang untuk kesekian kalinya saat Red terus saja menggerakan pinggulnya dengan tempo sangat cepat. Nafsu keduanya seperti tidak ada habisnya, baik Red ataupun Baekhyun seperti tidak pernah puas dengan penyatuan tubuh mereka.
Red Putra Lust, Iblis yang melambangkan hawa nafsu. Red memang terlahir dengan kekurangan pada fisiknya, tapi darah Lust tidak pernah gagal menghasilkan keturunan berparas rupawan, dengan nafsu iblis yang meledak-ledak.
"Haah" Red menyemburkan cairannya untuk ke sekian kalinya, Red menekan dalam-dalam pinggulnya hingga kejantananya sepenuhnya tertelan di dalam tubuhn Baekhyun. Pun Baekhyun, gadis itu seperti kecanduan dengan semua yang Red lakukan padanya. Baekhyun menahan pinggul Red agar tautan tubuh mereka tidak terlepas.
Baekhyun sudah seperti betina yang liar, darah Red terasa panas di tubuhnya, membuat tubuh gadis itu terus menuntut kepuasan dari tubuh Red.
"Jangan melepasnya, aku hhh~" Baekhyun menghela nafas dalam, ia tidak merasa jika nafasnya hampir putus.
"Kita akan melakukanya lagi, tapi tidak sekarang" Red melepaskan tautan pada tubuh mereka walaupun Baekhyun memelas agar Red tidak melepasnya "...hei sayang, aku sudah menjadi milikmu, jangan khawatirkan apapun"
Red mengusap-usap kepala Baekhyun, agar gadis itu menjadi tenang.
"Kau harus memulihkan tenagamu" Red mengecup kening Baekhyun "...dan kita harus kembali, sebelum fajar datang" Red berbaring menyamakan tubuhnya dengan Baekhyun dan mendekap gadis itu.
Red membawa tubuh mereka kembali ke dunia manusia, keduanya kembali berada di atas tempat tidur Baekhyun yang berada di Apartementnya.
"Tidurlah sayang" Red berbisik di telinga Baekhyun sembari merapatkan tubuh mereka, dan keduanya jatuh tertidur.
.
.
.
Tbc.
Hi we meet again for along time.
Hope u enjoy with this chapter