webnovel

Pria Dingin

" Maaf ya Na. " " Untuk apa? " " Maaf atas bang Gibran yang selalu bersikap dingin kepadamu." " Senang bisa mengenalmu, tak apa kan jika kita bersahabat ? " " Justru aku lebih senang jika kau mau bersahabat denganku." " Memangnya apa yang membuatmu penasaran ? " " Tentang sikapnya bang Gibran yang bersikap dingin. " " Memangnya ada apa ? " " Kenapa kau terlihat bingung begitu ? " " Astaga kenapa aku jadi gugup begini ? " " Ekhem! " " Sejak kapan aku membohongi sahabatku? " " Will you be my first love and my last? " " Apa yang sudah terjadi kepadamu? " " Kalian bicara tentang apa? " " Kenapa? Apa ada yang salah denganku? " " Kau tenang Anna disini ada kita, kita siap melindungi mu dari jangkauan pria seperti dia. " " Kurasa tidak perlu karena semuanya sudah jelas. " " Kamu salah faham Na, aku mohon kepadamu tolong kali ini dengarkan aku. " " Ingat Anna kau harus memberitahu kita jika terjadi apa-apa dengan mu. " " Dengar baik baik pukulan mu tidak ada apa-apa nya bagiku. " " Cukup! Aku menyerah! " " Kau berhutang cerita denganku Bilqis. " " Kenapa kau terlihat sangat gelisah? " " Siapa? " " Awww... Shh.. Pelan pelan dong Na. " " AKU TIDAK SEDANG BERCANDA BILQIS! " " Gibran apa kau sudah berhasil menemukan Anna? " " Maaf mah, pah, aku sama sekali tidak menemukan nya. " " Ayolah Gibran, satu kali saja turuti aku. " " Mah, Pah.. Aku sangat merindukan kalian... " " Pah bagaimana jika kita menjodohkan mereka? " " Tidak perlu mah biarkan anak kita yang mengungkapkan perasaannya sendiri. " COMING SOON 15 November 2020

Taeyoonna_Kim · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
49 Chs

Jealous

Jam pelajaran pertama semua kelas kosong karena guru sedang mengadakan rapat dadakan dan itu adalah kesenangan bagi seluruh murid sekolah tersebut. Ini adalah kesempatan John untuk memberikan bingkisan yang kemarin sempat dibeli olehnya kepada pujaan hatinya, tanpa rasa ragu dia mendekat kearah gadis mungil tersebut.

Ketika sampai didepan tempat duduknya doi, John tiba-tiba merasa gugup namun dia berusaha menetralkan degup jantungnya.

"Anna, " Panggil pria berlesung pipit itu lembut.

Sang empu pemilik nama pun menoleh, dia merasa heran dengan keberadaan John yang tiba-tiba sudah berdiri disampingnya begitu juga dengan Bilqis, namun keduanya tidak mau ambil pusing.

"iya ada apa bang? " Sahut Anna heran.

"Aku ada sesuatu buat kamu, tolong dipakai ya dan semoga kamu menyukainya," Ujar John sambil memberikan bingkisan tersebut.

"tapi aku kan tidak sedang ulang tahun bang, " Jawab Anna semakin tak mengerti.

"bahkan kalian satu rumah, tapi kenapa kau memberikan bingkisan itu disini John? " Ucap Bilqis menimpali.

"hmm anggap saja itu hadiah dariku karena kamu berhasil melelehkan hatinya bang Gibran yang lama membeku," Jelas John beralibi.

"dan Bil, meskipun kita satu rumah, aku tidak berani untuk masuk kekamarnya Anna, " Lanjutnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Kau tak perlu repot-repot begitu bang, hmm tapi karena aku tak mau mengecewakanmu, baiklah aku terima hadiah darimu, terimakasih bang, " Ujar Anna sambil tersenyum.

"nah ini baru sepupunya abang, tetaplah menjadi gadis yang baik ya," Puji John sambil mengusap surai Anna dengan sayang.

Gadis berjuluk chipmunk itu menatap teman sekelasnya dengan terus menerus hingga membuat sang empu menyadarinya.

"Bilqis kenapa kau terus menerus menatapku seperti itu? Aku tahu aku tampan," Ujar John percaya diri.

"Ck, jadi orang jangan terlalu percaya diri John. Aku melihat mu karena... " Gadis berjuluk chipmunk itu sengaja menggantungkan ucapan nya yang membuat kedua makhluk berbeda jenis itu merasa penasaran.

"karena apa Bilqis? Kau jangan membuat kita penasaran," Tanya Anna geregetan yang diangguki oleh sepupunya.

"karena... Entahlah lupakan saja, aku sendiri tidak tahu. " Sahut Bilqis dengan senyum watadosnya.

Alhasil Bilqis mendapatkan dua jitakan maut dari pria berlesung pipit sekaligus sahabatnya.

PLETAK!!

PLETAK!!

"yakk kenapa kalian mengeroyokku? " Teriak Bilqis sambil meringis kesakitan.

"itu salahmu sendiri yang membuat kita penasaran," Ujar John kesal namun dia diam-diam bernafas lega karena Bilqis tidak mencurigainya.

"tapi jangan begitu juga kali, aku kan hanya ingin membuat lelucon saja," Sahut Bilqis mendengus sebal.

"Kau memang menyebalkan Bil, tapi sayangnya kau sahabatku," Cibir Anna.

Dilain sisi ternyata dua orang pria tampan yang awalnya ingin mengajak ke kantin mendadak tertunda sejak melihat seorang pria yang memberikan bingkisan kepada salah satu gadis yang sedang duduk di tempatnya tersebut.

Ya tak lain tak bukan kedua pria tersebut adalah Gibran dan Adnan. Pria berkulit putih pucat itu merasa cemburu melihat adiknya memberikan bingkisan yang tak diketahui isinya tersebut dengan embel-embel telah mengembalikan sifat yang sebenarnya, begitu juga dengan Adnan dia merasakan hal yang sama dengan sahabatnya tersebut.

Dia cemburu melihat Bilqis lebih akrab dengan pria berlesung pipit itu, meskipun dia sudah melakukan fase pendekatan dengan doinya.

"ck, persetan kau John, " Umpat Gibran sepelan mungkin namun masih terdengar oleh sahabatnya.

"kenapa? Apa kau cemburu melihat adikmu memberikan bingkisan itu? " Tanya Adnan heran.

"tidak, aku hanya kesal mendengar embel-embelnya," Sahut Gibran beralibi kemudian mengalihkan pandangannya dari Adnan karena dia tidak ingin sahabatnya tersebut curiga.

Namun Adnan yang sudah kelewat khatam dengan sifatnya Gibran, tanpa diberi tahu pun dia sudah mengetahuinya hanya dari bahasa tubuhnya saja begitu juga sebaliknya.

"sudahlah Gib, tinggal mengaku saja apa susahnya sih? Aku pun tahu kau sedang cemburu," Ujar Adnan.

"iya, aku cemburu melihatnya. Puas kau?!" Sahut Gibran kesal.

"Kau pun pasti cemburu kan melihat ratumu lebih akrab dengan adikku? " Lanjutnya.

"Hmm ya begitu lah dia lebih akrab dengan adikmu. " Jawab Adnan lesu.

"hey jangan lesu begitu, mereka kan hanya teman satu kelas jadi buat apa kau cemburu, " Celetuk Gibran.

"hey jangan kesal begitu, mereka kan hanya sepupu jadi buat apa kau cemburu dengan adikmu sendiri, " Ujar Adnan sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum kemenangan.

Sedangkan pria berkulit putih pucat itu mendengus sebal karena sahabatnya telah membalikkan nasihat itu kepada dirinya, namun jika dipikir-pikir perkataan yang diucapkan oleh sahabatnya tersebut ada benarnya juga.

Untuk apa dia harus cemburu? Itu berarti dia sudah berprasangka buruk kepada adik sendiri, ya walaupun dia cukup kesal dengan embel-embelnya.

------------------------

Disinilah mereka berada, di sebuah taman yang berada dibelakang sekolah dengan membawa makanan ringan yang sudah dibelinya dari kantin, Anna cs sengaja memilih taman untuk tempat persinggahannya menurut mereka kantin sangat membosankan karena penuh dengan lambe turah yang hobinya bergosip ria.

Terlihat gadis mungil itu sibuk dengan dunianya sendiri, karena dia sedang membaca novel dengan sesekali menyeruput orange juicenya sedangkan kedua saudara Pradipta itu sedang mengamati wajah seriusnya doi.

Berbeda dengan Bilqis dan Adnan mereka masih merasakan canggung satu sama lain, suasana benar-benar hening, tenang hanya semilir angin yang menerpa wajah kelima anak manusia itu.

Hingga tiba-tiba sifat manja seorang Gibran Rafael Pradipta memecahkan keheningan tersebut, bagaimana tidak? Pria berkulit putih pucat itu dengan santainya tidur di pangkuan doi sambil tersenyum tipis.

"bang, apa yang kau lakukan? " Tanya Anna terkejut.

"Aku hanya ingin tiduran sebentar di pangkuanmu Na, apa kau keberatan? " Sahut Gibran sambil tersenyum tipis.

"tentu saja tidak, " Jawab Anna singkat.

Dia tidak tahu saja bahwa sekarang Anna menahan degup jantungnya yang sedang marathon sedangkan pria berkulit putih pucat sudah memejamkan matanya.

"kak, apakah itu sifat aslinya kak Gibran ? " Tanya Bilqis sambil berbisik karena takut sampai terdengar oleh pemilik nama tersebut.

"iya Bil, kenapa? " Sahut Adnan.

"tidak, aku hanya baru tahu. Ternyata sifatnya manis sekali tidak seperti yang dulu, sangat berbanding terbalik," Jelas Bilqis dengan senyum khasnya.

"apa kau menyukainya? " Tanya Adnan penasaran.

"tidak, aku sama sekali tidak menyukainya. " Jawab Bilqis.

Pria berbahu lebar itu bernafas lega karena Bilqis tidak menyukainya, bayangkan jika seandainya doi dan Gibran saling mencintai? Bagaimana mungkin dia harus bersaing dengan sahabatnya sendiri? Itu kan tidak lucu.

Sedangkan pria berlesung pipit itu terlihat sedang dilanda rasa cemburu yang luar biasa namun dia mati-matian menahannya karena tidak mau orang-orang curiga terutama Anna dan Gibran.

Pertama dia tidak mau gadis mungil itu menjauh darinya, baginya Anna adalah sunshine yang membuat hari-harinya menjadi cerah. Kedua jika kakaknya mengetahui bahwa dia menyimpan perasaan kepada gadis mungil tersebut, dia tidak ingin sifat Gibran kembali datar dan itu sama saja akan merusak kebahagiaan Anna tersendiri.

Mencintai dalam hati itu memang menyakitkan guys.

"𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢," Ujar John dalam hati.

John hanya bisa diam dengan sesekali melirik pemandangan yang membuat dadanya merasa sesak sambil tersenyum kecut serta melemparkan kerikil ke sembarang arah untuk melampiaskan rasa cemburunya.

Tentu saja hal ini membuat Gibran merasa heran dengan gelagat adiknya, ya meskipun dia memejamkan matanya bukan berarti dia tidur itu hanya alibinya saja agar bisa memandang wajahnya Anna dengan jelas.

"John, kenapa kau terlihat sangat gelisah? " Tanya Gibran heran.

John terkejut ternyata Gibran mengetahuinya namun karena tidak ingin kakaknya curiga, dia segera mencari alasan untuk menjawabnya.

"tak apa bang, aku hanya bosan saja," Sahut John sambil tersenyum tipis.

"sungguh kau hanya bosan? " Tanya Gibran tak percaya.

"iya bang, jika aku mengajak Anna bicara aku merasa tidak enak," Jelas John beralibi.

"tidak enak kenapa? " Beo Anna heran.

"Kamu sedang serius menikmati novel, aku tidak ingin mengganggu duniamu. " Jawab John.

"maaf, aku terlalu asik dengan duniaku," Cicit gadis mungil itu, sungguh dia merasa bersalah.

"tak masalah Na, " Ucap John dengan dimple smilenya.

"tapi aku telah membuat bang John merasa bosan, " Sahut Anna.

"tak masalah Na, aku memakluminya karena memang kebanyakan wanita selalu fokus ketika sedang membaca apapun. " Tutur John lembut.

"berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, bukankah John tidak mempermasalahkannya? " Ujar Gibran sambil tersenyum tipis dan mengusap surai gadis mungil itu dengan sayang lalu merangkulnya.

Tentu saja hal ini membuat kedua makhluk Tuhan berbeda jenis kelamin yang tak lain tak bukan Bilqis dan Adnan sahabatnya mereka sendiri memicingkan matanya curiga, Bilqis melihat manik hitam pekat yang dimiliki oleh pria berkulit putih pucat itu dipenuhi benih-benih ketika sedang menatap Anna, sedangkan Adnan melihat perlakuan sahabatnya yang akhir-akhir ini semakin manis kepada gadis mungil itu.

Menurut mereka bagaimana mungkin jika Gibran hanya menganggap gadis mungil itu hanya sebatas saudara tidak lebih, itu sangat tidak mungkin.

Adnan sangat yakin jika sahabatnya memang benar-benar sedang jatuh cinta lagi, setelah satu tahun belakangan ini.

Sementara itu, terlihat pria berlesung pipit itu sudah tidak tahan melihatnya tiba-tiba memutuskan untuk segera pergi dengan alasan masuk kelas.

"Anna, bang Gibran, semuanya aku ke kelas duluan ya, takut terlambat," Pamit John sambil tersenyum.

"John bukankah 30 menit lagi kelas baru dimulai? " Tanya Bilqis heran.

"iya kau benar, tapi lebih cepat lebih baik Bil, " Sahut John.

"Kau ini aneh sekali biasanya juga jika mau ke kelas selalu mepet, " Cibir Gibran.

"itu berarti bang John sedang rajin, " Ucap Anna dengan gummy smilenya.

"yang diucapkan Anna ada benarnya juga Gib, mungkin John sedang rajin jadi biarkanlah dia pergi duluan, " Timpal Adnan.

Pria berkulit putih pucat itu hanya mengangguk faham, kemudian tanpa berfikir panjang John segera pergi, dia sadar dan faham akan ucapan yang dilontarkan oleh Adnan.

Memang jika dia terus menerus berada disana dia akan menjadi obat nyamuk, doi bercengkrama dengan Gibran sedangkan Bilqis dengan Adnan, sementara dirinya hanya duduk dengan menahan rasa cemburu yang begitu hebat, ingin rasanya dia menimpuk wajah orang lain untuk melampiaskannya.