webnovel

Pria Dingin

" Maaf ya Na. " " Untuk apa? " " Maaf atas bang Gibran yang selalu bersikap dingin kepadamu." " Senang bisa mengenalmu, tak apa kan jika kita bersahabat ? " " Justru aku lebih senang jika kau mau bersahabat denganku." " Memangnya apa yang membuatmu penasaran ? " " Tentang sikapnya bang Gibran yang bersikap dingin. " " Memangnya ada apa ? " " Kenapa kau terlihat bingung begitu ? " " Astaga kenapa aku jadi gugup begini ? " " Ekhem! " " Sejak kapan aku membohongi sahabatku? " " Will you be my first love and my last? " " Apa yang sudah terjadi kepadamu? " " Kalian bicara tentang apa? " " Kenapa? Apa ada yang salah denganku? " " Kau tenang Anna disini ada kita, kita siap melindungi mu dari jangkauan pria seperti dia. " " Kurasa tidak perlu karena semuanya sudah jelas. " " Kamu salah faham Na, aku mohon kepadamu tolong kali ini dengarkan aku. " " Ingat Anna kau harus memberitahu kita jika terjadi apa-apa dengan mu. " " Dengar baik baik pukulan mu tidak ada apa-apa nya bagiku. " " Cukup! Aku menyerah! " " Kau berhutang cerita denganku Bilqis. " " Kenapa kau terlihat sangat gelisah? " " Siapa? " " Awww... Shh.. Pelan pelan dong Na. " " AKU TIDAK SEDANG BERCANDA BILQIS! " " Gibran apa kau sudah berhasil menemukan Anna? " " Maaf mah, pah, aku sama sekali tidak menemukan nya. " " Ayolah Gibran, satu kali saja turuti aku. " " Mah, Pah.. Aku sangat merindukan kalian... " " Pah bagaimana jika kita menjodohkan mereka? " " Tidak perlu mah biarkan anak kita yang mengungkapkan perasaannya sendiri. " COMING SOON 15 November 2020

Taeyoonna_Kim · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
49 Chs

Anger

"ITU SAMA AJA BRIAN!! KAU SUDAH MMEREBUTNYA DARIKU!!" Teriak Gibran sambil meremas kera seragamnya Brian.

~New Chaps~

"Jadi kau masih mengharapkan cinta dari ku?! Yaelah Gib dari dulu aku tuh tidak pernah mencintaimu!" Cibir Bella. " Sekarang kau harus lepasin pacarku!" Sambungnya.

"Tuh kan kau dengar sendiri? Bella tuh hanya mencintaiku!" Ujar Brian sambil tersenyum smirk namun masih berada di posisi nya.

"Udah Gib lebih baik kamu lepasin dia, lagi pula tidak ada gunanya juga kan kamu marah-marah sama dia, nanti yang ada justru hatimu akan semakin tersakiti." Tutur Adnan menasehati. "Kita pulang aja yuk? Kasihan Anna dan John pasti udah lama nungguin kamu." Sambungnya.

Mendengar ucapan dari sahabatnya, membuat pria berkulit putih susu itu segera melepaskan Brian dengan cara didorong hingga tersungkur, setelah itu dia mendekat kearah gadis yang pernah mengisi___ruang hatinya.

"Dulu memang aku masih mengharapkan cintamu, tapi sekarang perasaan itu sudah hilang karena aku benci sama kamu. Kalian memang pasangan yang sangat serasi karena sama-sama brengseknya." Ucap Gibran sarkas. "Ayo Nan, kita pulang." Sambungnya.

"Ayo." Sahut Adnan singkat.

Kemudian mereka pun segera beranjak ke tempat parkir, sesampainya di sana ternyata dugaan pria berbahu lebar itu benar.

"Bang Gibran, dari mana saja sih kok lama banget?" Celetuk John.

"Tak perlu banyak tanya, lebih baik ayo kita pulang." Sahut Gibran ketus.

"Ditanya benar-benar kok jawabnya gitu." Protes pria berlesung pipi itu tak terima.

"John dia lagi marah, jadi aku minta tolong sama kamu jangan membuat dia semakin marah, apa kau mau kalau Anna yang jadi sasarannya?" Ucap Adnan pelan.

"Jangan sampai lah, yaudah aku tidak akan mmembuatnya marah." Jawab John was-was.

"Hey John ayo pulang!" Titah Gibran dengan nada yang cukup tinggi. "Kalian lagi bicara apa sih?!" Sambungnya.

" Iya bang, kita tidak sedang bicara apa-apa kok. Yaudah bang Adnan kita duluan ya. " Sahut John.

Pria berbahu lebar itu hanya menganggukkan kepalanya saja.

Pria berkulit putih pucat itu mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi disertai ekpresi yang menyeramkan, hal ini membuat Anna merasa bersalah karena dia menyangka bahwa Gibran tidak berhasil meraih nilai matematika yang baik, untuk meyakinkan perasaannya gadis mungil itu bertanya kepada sepupunya via Line.

Line

Bang John, sepertinya bang Gibran sedang emosi, apa karena dapat nilai matematika nya jelek ya?

________________

Bang John 🐨

Bang Gibran tidak apa-apa kok mungkin dia hanya kelelahan, kamu jangan berpikiran seperti itu ya, aku yakin bang Gibran berhasil mendapatkannya.

_________________

Oh gitu ya bang?

_________________

Bang John 🐨

Iya, kamu takut ya jika seandainya bang Gibran gagal pasti akan memarahi mu.

________________

Hehe iya bang

________________

Pradipta Mansion

Sesampainya di kediaman Tn. dan Ny. Pradipta pria berkulit putih pucat itu segera masuk ke kamarnya tanpa permisi tentu saja hal ini membuat mamah Maria merasa janggal.

"John apa yang terjadi dengan abangmu? Tidak seperti biasanya dia main nyelonong tanpa permisi." Ujar mamah Maria.

"Aku sendiri tidak tahu mah, tapi waktu masih disekolah bang Adnan bilang bahwa dia sedang marah, tidak tahu marah kepada siapa." Jelas John.

"Tuh kan dugaanku benar bang, dia pasti marah karena_" Ucapan gadis mungil itu terpotong.

"Kamu jangan berburuk sangka dulu, aku yakin dia sedang marah kepada orang lain." Tutur John.

"Loh memangnya kamu punya salah apa sama dia?" Tanya mamah Maria bingung.

"Anna tidak punya salah apa-apa kok mah." Sahut John sambil tersenyum tipis. "Yaudah kalau gitu kita kekamar dulu ya." Sambungnya.

"Iya." Jawab mamah Maria singkat.

Kemudian mereka pun beranjak ke kamarnya masing-masing, namun sebelum masuk ke dalam kamarnya gadis mungil itu bertanya kepada sepupunya tentang perihal ucapannya dipotong oleh pria berlesung pipi tersebut.

"Bang John kenapa barusan memotong ucapanku? " Tanya gadis mungil itu penasaran.

"Jika aku tidak memotongnya nanti akan timbul kesalah fahaman, selain itu belum tentu juga bang Gibran gagal mendapatkan nilai bagus. " Jelas John.

"Benar juga sih bang. " Sahut Anna. "Yaudah kalau gitu aku duluan ya bang. " Sambungnya.

Pria berlesung pipi itu hanya menganggukkan kepalanya saja, dan berujung masuk ke kamar miliknya masing-masing.

Gibran Bedroom

Sesampainya dikamar pria berkulit putih pucat itu segera mengganti seragamnya dengan kaos kasual, namun tiba-tiba perkataan Bella kembali terngiang di telinganya hal ini membuat dia semakin emosi.

"Dasar mantan yang tidak tahu diri enak saja kau bicara seperti itu, kau dan Brian memang cocok karena sama-sama liciknya. " Umpat Gibran. "Lebih baik foto ini aku bakar, buat apa aku menyimpan foto mantan sepertimu! " Sambungnya sambil memegang foto mantan kekasihnya itu.

Tanpa berpikir panjang dia keluar dari kamarnya, tangannya masih menggenggam foto tersebut disertai dengan korek api. Dia berjalan menuju tong sampah yang berada diluar rumahnya, sesampainya disana Gibran segera menyalakan korek api tersebut.

"Sekarang aku bakar foto ini, aku sudah muak melihat wajahmu yang pura-pura lugu itu! " Sungut Gibran sambil membakar ujungnya lalu dilemparkan kedalam tong sampah.

~Keesokan harinya~

Di pagi hari seperti biasanya keluar kecil Tn. dan Ny. Pradipta melakukan sarapan pagi sebelum melanjutkan aktivitas sepanjang hari.

"Gibran apa yang sudah terjadi kepadamu? " Tanya mamah Maria khawatir.

"Aku baik-baik saja kok mah." Sahut Gibran berbohong. "Oh ya aku lupa sesuatu." Lanjutnya.

" Apa itu? " Tanya papah Yanuar penasaran.

"Kemarin aku.. Aku lulus dari ulangan harian pelajaran matematika dan aku.. Mendapatkan nilai tertinggi di kelas." Jawab Gibran gugup.

"Benarkah? " Tanya Pradipta family kompak (-Gibran).

Pria berkulit putih pucat itu hanya menganggukkan kepalanya saja sambil tersenyum tipis, Anna yang melihatnya pun ikut bahagia.

"Syukurlah papah bangga kepadamu, akhirnya ada kemajuan." Ujar papah Yanuar.

~SMA 8 JAKARTA~

Sesampainya disekolah mereka segera bergegas menuju kelasnya ketika pria berkulit putih pucat itu hendak melangkah, tiba-tiba dia mengingat rencana busuknya Blue Bird terhadap Anna.

"Na istirahatnya bareng kita saja ajak temanmu juga." Ini bukan ajakan lebih tepatnya perintah dari seorang Gibran.

"Benar yang diucapkan oleh bang Gibran, Na. Sebaiknya hari ini kau kekantin bersama kita." Imbuh John yang sepertinya faham dengan maksud ucapan pria berkulit putih pucat itu.

Gadis mungil itu hanya menganggukkan kepalanya saja meskipun dia sebenarnya bingung dengan ucapan kedua pria tersebut. Kemudian mereka pun bergegas ke kelasnya masing-masing, seperti biasanya selama berjalan menuju kelas terdengar bisikan-bisikan pedas yang keluar dari mulut netizen namun ada beberapa yang memujinya.

"Gila tuh cewek makin hari makin lengket aja dengan kak John."

"Bahkan sekarang dia sepertinya mulai akrab dengan kak Gibran juga."

"Dasar cabe murahan nempel sana nempel sini."

"Kau benar cihh muka sok cantik, sok ramah sama semua orang."

"Kerjaannya tebar pesona mulu."

"Hei bilang saja kalian iri kepadanya."

"Iya karena dia sepertinya mudah akrab dengan orang-orang baru."

"Justru menurutku dia memang cantik, lihat saja manik hazelnya yang sempurna itu."

"Apalagi bibirnya yang penuh, pink alami, membuatku semakin terpana."

"Dia benar-benar gadis yang sempurna."

Dan masih banyak komentar lainnya. Ketika sedang berjalan langkahnya terhenti karena tiba-tiba Nanda bergelayut manja di lengan kekarnya John sedangkan pria berlesung pipi tersebut merasa risih.