webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
155 Chs

79. Akhir kisah Cinta Kita ( bagian 8 )

Arul menarik nafas panjang. dia melepaskan Risya yang masih berada dalam pelukannya. Dilihatnya lekat-lekat wajah Risya yang menunduk dengan sedih. diangkatnya dagu Risya agar menatap ke matanya. ingin sekali dia tenggelam menikmati keindahan mata itu. Aru lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Risya. mengecupnya sesaat. merasakan manis pada bibir Risya yang merah merona. Mata Risya terpejam. merasakan sentuhan halus bibir Arul yang hangat. sesaat mereka terlena oleh kenikmatan dunia.

Arul memandang Risya dengan penuh cinta. tak dapat lagi menahan gelora di dalam dadanya. Arul mencium bibir Risya melumatnya lalu menjelajahi dan mengaduk-aduk setiap rongga mulut Risya dengan lidahnya. lidah bertemu dengan lidah. ciuman panas yang mereka lakukan lebih lama dari biasanya. Arul seakan ingin menghabisi Risya dengan ciumannya. nafas Risya tersengal-sengal baru Arul melepaskan ciumannya. Arul merengkuh Risya dalam pelukannya lagi membelai lembut punggung Risya.

" Sayang, aku mencintaimu sekarang dan selamanya. ingatlah itu selalu. kalo kita berjodoh, Kita akan bersatu dalam ikatan pernikahan hanya karena Allah. " kata Arul memberikan penegasan pada kekasihnya bahwa dia akan selalu mencintainya apapun yang terjadi.

walau mungkin kelak takdir membawa kita ke arah yang berbeda, ingatlah bahwa aku akan selalu mencintaimu. dan jika suatu hari kamu merasa putus asa, ingatlah walau mungkin aku berada jauh darimu bahwa aku selalu mencintaimu." kata Arul tak kuasa menitikkan airmata.

Risya merasakan ada air yang menetes ke rambutnya.

" kamu menangis ka ? " Tanya Risya dan mencoba melepaskan Arul dari pelukannya tapi malah di dekap Arul dengn lebih kencang lagi.

" Tetaplah seperti ini...biarkan aku terus memelukmu seperti ini. aku mohon. " suara Arul terdengar sangat berat dan penuh beban sehingga Risya tetap terdiam membiarkan Arul memeluknya dan Dia tidak bisa melihat wajah Arul sekarang. mungkin Arul malu jika dilihat Risya dalam kondisi seperti sekarang. Risya tidak tahu pasti masalah pa yang membebani hati Arul. namun yang jelas sekali bahwa masalah itu begitu berat untuknya. Andai saja Risya bisa meringankan beban Arul dia akan ikhlas melakukan apapun untuk membuat kekasihnya bahagia.

Perlahan-lahan Arul mulai membuka ceritanya " Sebenarnya tadi bapakku telpon dari kampung. Dia menanyakan perihal hubunganku dengan Neli ( anak teman bapakku ). Sudah lama bapak ingin menjodohkan aku dengannya. Aku selalu berusaha menolaknya. tapi kali ini aku tidak punya banyak pilihan, karena Bapak punya hutang yang begitu besar pada orang tua Neli.dan Orang tua Neli sangat menginginkan aku menjadi menantunya, maka aku harus segera bertunangan dengannya atau...." Suara Arul terasa berat sekali..dia sudah mulai terisak walau terdengar sekali Arul menahan sekuat tenaga agar tidak menangis.

" Atau apa ka? " tanya Risya

" Atau...atau..Bapak akan masuk penjara. " kata Arul kemudian.

Bagai petir disiang bolong Risya mendengar cerita Arul dengan emosi yang tertahan, tubuhnya menjadi gemetaran di dalam pelukan Arul. Airmatanya tak dapat lagi ditahan. Dia tau bahwa itu berarti cintanya sedang dipertaruhkan, cintanya saat ini membutuhkan pengorbanannya. jadi ini masalah yang membebaninya saat ini, pantas saja jika itu begitu berat baginya. karena ini juga sangat berat dirasakan Risya.

" Lalu...apa yang kamu lakukan? " Risya bertanya dengan suara bergetar, banyak luapan emosi yang tertahan di dadanya membuat dadanya terasa di tusuk ribuan jarum.Impian yang sempat Ia rajut bersama Arul haruskan hancur??

Arul sendiri tak mampu menjawabnya. Dia benar-benar merasa takdir benar-benar mengkhianatinya. kemarin, dia sangat terpukul dengan permintaan papahnya Risya yang ingin Dia segera putus dengan Risya dan sekarang justru orang tuanya yang meminta Dia segera bertunangan dengan orang lain. Apakah memang takdir tak pernah mempersatukan Dia dengan orang yang dia cintai. Ayahnya, walau jarang memberinya perhatian tapi dialah yang selama ini merawatnya hingga dewasa, mana mungkin Dia membiarkannya masuk penjara. Arul menceritakan semua pada Risya tentang keluarganya. bahwa ayahnyalah yang saat ini begitu berharga untuknya, ayahnyalah yng selama ini selalu ada untuknya.

" Kalo kamu jadi aku, apa yang akan kamu lakukan sayang ?" bukan jawaban yang di peroleh oleh Risya, Arul justru bertanya kepada Risya solusi yang terbaik untuk masalahnya.

Risya mengerang merasakan sakit menghujam hatinya. bagaimana dia bisa menjawabnya, Dia sangat mencintai kekasihnya. tapi dia juga tidak bisa mengabaikannya sebagai sahabatnya.

" Kamu minta jawaban jujur atau tidak ka ?" tanya Risya dengan linangan airmata.

" terserah kamu. " jawab Arul sambil mempererat pelukannya.

" kalo harus jujur aku nggak akan pernah mau kehilanganmu. aku sangat mencintaimu, kamu yang pertama menyentuhku, dan aku ingin kamu yang akan menjadi suamiku. aku tak pernah ingin kamu meninggalkanku. aku hanya bermimpi jatuh cinta 1x, pacaran 1x dan menikah 1x." kata Risya terisak tak kuasa menahan perasaan hatinya

" tapi kalo harus bohong. aku akan mengikhlaskanmu untuk berbakti pada orang tuamu. bagaimanapun Dia ayahmu, kehidupannya itu lebih berarti bagimu. kita baru berhubungan tidak lama, tapi hubunganmu dengan ayahmu lebih lama dan aku juga nggak mau ayah kamu dipenjara karena kamu lebih memilihku. " Risya kembali terisak.

Malam itu adalah malam yang paling menyedihkan buat mereka berdua. rasanya sudah kandas semua benang kasih yang mereka rajut bersama.

Apakah setiap cinta harus merasakan putus dan patah hati? kenapa tidak membiarkan setiap cinta mampu melabuhkan kapal cintanya dari dermaga agar mampu mengarungi lautan cintanya bersama-sama. Masih teringat masalah Belinda waktu lalu yang membuat meteka sempat terpisah. masih terasa sakitnya. dan haruskah merasakan sakit yang sama lagi dan mungkin akan seumur hidup mereka terpisah. Apa aku sanggup.

Risya dan Arul masih saling berpelukan tanpa menatap. tak mampu mereka menatap satu sama lain. karena kepedihan yang mereka rasakan. mereka membiarkan pelukan mereka berlangsung lama. mereka takut ketika mereka melepaskan pelukan mereka hari ini mereka akan saling kehilangan satu sama lain.

Pak Yogi Satpam Mess yang sedang patroli sampai ikut menitikkan airmata melihat mereka berpelukan sambil terisak. entah sudah berapa lama pak Yogi berdiri di tempatnya. awalnya pak Yogi ingin mengerjai mereka yang tertangkap basah pacaran sampe tengah malam. tapi ketika pak Yogi mendengar percakapan mereka, Dia membeku di tempatnya. Pak Yogi tahu benar bagaimana cinta Arul dan Risya sejak awal. perjuangan cinta keduanya dan keinginan mereka untuk menikah, sekarang terhalang oleh restu orang tua. bahkan dirinya ikut larut dalam kesedihan dua orang yang begitu dikenalnya. Arul mungkin orang kenal sebagai Playboy tapi bagi pak Yogi dia seperti adiknya sendiri, Arul kerap menemaninya jaga dan ngobrol dan sering pula memberinya makanan kecil atau uang kalo ibunya di Arab memberikannya uang. bahkan Arul juga kadang menceritakan hubungannya dengan Risya kalo sedang marahan atau ada masalah. Dia juga sering sharing sama Arul mengenai Istri dan 2 anaknya.