Mas Sam yang baru pulang dari pos Satpam langsung mendekati Arul dan duduk disampingnya.
Dia mengerti sekali perasaan hati temannya yang sudah dianggap seperti adik kandungnya sendiri.
Dia menepuk bahu Arul untuk memberikannya kekuatan.
" Gue dah serahin lelaki itu ke pak Yogi buat diproses Rul. " kata mas Sam menjelaskan.
" makasih mas. "
" Menurutmu ini perbuatan Belinda lagi?" tanya mas Sam
" Aku nggak tau mas, tapi sepertinya begitu. "
" Apa yang akan kamu lakukan? Apa kali ini kamu juga akan membelanya lagi?" tanya mas Sam geram
" Tapi mas..."
" Jangan bodoh Rul. sampe kapan kamu akan mengalah sama bela dan membiarkan dia menginjak-injak harga dirimu. Bela sudah melanggar perjanjian denganmu?"
" maksud kamu apa mas? Apa kamu tau mengenai perjanjianku dengan Bela ? " tanya Arul heran. padahal yang tau hanya bang Anto dan tentu pak Yogi. tapi bagaiman mas Sam juga tau masalah itu.
" Aku datang ke pos Satpam ketika kamu sedang bersimpuh dihadapan Bela demi Risya. Aku salud dengan cinta kamu pada Risya waktu itu. tapi sekarang aku benci dengan kelemahan kamu ini. Kamu membiarkan Belinda menginjak-injak harga dirimu. bukankah Belinda sudah mengkhianati perjanjian kalian dengan mengirim orang buat memperkosa Risya lagi?"
" Apa yang harus aku lakukan sekarang Mas? " tanya Arul.
" Cari kelemahan Belinda dan hancurkan Dia. lalu kembalilah pada Risya. Aku nggak tega melihat Dia yang bekerja tanpa semangat hidup. Dia seperti robot yang tidak punya hati sekarang. kamu tau Rul, udah berapa banyak orang coba mendekati Risya tapi tidak ada satupun yang dia terima. semua itu karena kamu."
" Aku tau mas, aku juga sama tersiksanya dengan Dia. "
" Dan yang paling aku khawatirkan adalah kesehatannya. Tadi aja dia hampir pingsan di Line untung ketangkap sama Dimas. jadi tidak sampai pingsan. "
" Apaaa?? Risya mau pingsan mas? " tanya Arul khawatir.
Jadi yang aku liat Risya dipeluk Dimas itu karena Risya hampir pingsan dan Dimas hanya menolongnya lalu memberikan jaketnya pada Risya. Jadi aku salah paham dan mengira Risya sengaja membuatnya cemburu dengan Dimas. Arul mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.
ternyata banyak kesalah pahaman antara mereka gara-gara mereka jarang berkomunikasi.
"Aku tau ini tidak bisa dibiarkan seperti ini terus. Aku harus bertemu Bela sekarang Mas. "
" Tunggu Rul...jangan terburu nafsu dulu. pikirkan dengan kepala dingin. apalagi sudah malam sekarang kamu istirahatlah dulu. kita sudah menyerahkan lelaki itu pada pak Yogi dan akan segera diserahkan pada polisi. "
" Tapi mas....aku harus..."
" Rul biarlah ini jadi masalah polisi sekarang. mereka akan sampai pada Belinda tanpa perlu kita ikut campur tangan. biar polisi yang menyelesaikannya. Kita hanya perlu menunggu. dengan begitu kamu juga tidak melanggar perjanjianmu dengan Belinda. Biarkan Dia terjebak karena permainannya sendiri."
" Baiklah mas. "
*******
Pagi hari Risya bangun subuh. Dia heran mengapa Dia tidur di ranjang Upi di bawah. Dia ingat, dia banyak menangis semalam dan tertidur pulas di ranjang upi karena kelelahan, sekarang dia merasa kepalanya terasa pusing.
Dia bangun dan mengambil Air hangat lalu meminumnya. Upi terbangun dari tidurnya.
" Maaf pi, aku tertidur diranjangmu semalam. aku juga tidak mendengar kamu pulang jadi..." kata Risya meminta maaf dan mencoba menjelaskan
" Iya kamu tidur kaya orang mati aja deh Ris. aku bangunin berkali-kali juga ga bangun-bangun. kamu kenapa sih? kamu habis nangis sampe mata kamu bengkak begitu?" tanya Upi kepo
" Nggak kok, aku flu berat dan pusing banget semalam. sampe aku lupa ngunci pintu dan langsung tertidur. " ucap Risya berbohong pada Upi.
" Yang bener aja. waktu kita pulang pintu udah terkunci rapat kok. "
" Kok bisa? siapa yang menguncinya? aku ingat banget aku tertidur dan lupa ngunci pintu kok. "
" Ini kuncinya Ris. " tiba-tiba mba Resti dari kamar sebelah datang menyerahkan kuncinya Risya.
" ohh...jadi mba Resti yang membantuku mengunci pintu semalem. makasih ya mba. " kata Risya sambil mengambil kunci dari tangan mba Resti.
" Jangan berterima kasih sama mba Ris. terima kasih sama Arul tuh. " kata Resti
" Kak Arul..maksud mba? kak Arul kesini? ngapain?"
" Ops...keceplosan nih. " pikir Resti langsung membekap mulutnya.
Flashback
" Res, gue nitip kuncinya Risya ya. " kata Arul pada Resti dengan tampang sedih.
" Rul, kenapa nggak kamu kasihkan sendiri sama Dia."
" Nggak Res, Dia masih marah sama aku. "
" Tapi kalo Dia tau kamu yang nylametin dia dari pemerkosa itu. pasti Dia bakalan maafin kamu kok. "
" Aku nggak bisa membuat Dia menderita lagi Res. biarin aja semua kayak gini Res. Aku udah cukup bahagia liat dia sehat dan selalu bahagia."
" Rul, aku tau kamu masih sayang sama Risya kan? kenapa kamu nggak ngejar Risya lagi. Risya juga sepertinya masih sayang kok sama kamu. "
" makasih Res atas perhatian kamu. tapi aku nggak bisa cerita banyak ke kamu. dan tolong rahasiakan ini ke Risya ya. bahwa aku yang menolongnya malam ini. sepertinya Risya juga di bius Res. dan dia baru akan sadar besok pagi. tolong jaga Dia ya. Dan berjanjilah kalo kamu tidak akan mengatakan pada Risya aku kesini." kata Arul lalu pergi
" Ya Rul. aku janji
back
*******
" Tolong jelasin Apa yang terjadi mba. bagaimana mungkin mba bilang saya harus terima kasih pada kak Arul?" desak Risya.
" Eh...hm...anu...anu...sebenarnya bukan Arul yang...hm..."
" tolong jujur mba. " kata Risya sambil mengangkat tangan Resti dan menempelkannya pada sebuah Al Quran yang sering dibacanya. Resti tentu saja tidak bisa lagi berbohong pada Risya.
" oke...oke... sebenarnya semalam Arul yang mengunci pintu kamar kamu. "
" Apaa?? Apa yang Dia lakukan dikamar ini. berani-beraninya dia mengambil kesempatan saat aku lagi tidur" tanya Risya dengan muka merah karena marah.
" te..tenang dulu. kamu jangan suudzon dulu. biarkan aku menyelesaikan ceritaku dulu Ris." kata Resti menenangkan Risya.
Nafas Risya masih memburu menandakan Dia begitu emosi saat ini.
" Begini Ris, sebenarnya kamu tertidur dan lupa mengunci pintu. saat itu ada seorang lelaki yang menyelinap ke kamarmu, Dia membiusmu dan hampir saja memperkosamu. tapi Arul datang sambil berlari dan menabrakku yang habis dari kamar mandi waktu itu. Aku jadi penasaran dan ikut berlari ke kamarmu. dan ketika sampai kamu sudah berada di bawah lelaki itu dan hampir dicium olehnya. Arul sangat marah dan langsung menarik tubuh lelaki yang tinggi besar itu dan menyeretnya ke bawah dan memukulinya habis-habisan. trus mas Sam yang melaporkan lelaki itu ke pak Yogi. Arul lalu kembali ke kamar ini untuk memeriksa kondisimu yang tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius. Dia lalu...."
" Lalu apa mba ??? " tanya yang lain penasaran.
" lalu...lalu... mencium keningmu dengan penuh kasih sayang....oh...aku jadi Baper ngelihatnya. " kata Resti sambil tersipu malu-malu.
" huuuu.." komentar yang lain serempak
" Trus dia keluar dan mengunci pintu dan menitipkannya padaku. "
" Pantes aja kamu kaya orang mati waktu tidur semalem. orang kamu di bius Ris. " kata Upi kemudian
" Tapi siapa yang tega melakukan itu sama kamu Ris? " tanya Mamih.
" Untung saja ada Arul yang menyelamatkn kamu tadi malam. kalo tidak....aduh aku ga bisa bayangin deh apa yang terjadi sama kamu." kata Resti sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
" ihh...serem juga ya. Mess jadi nggak aman nih sekarang. aku jadi takut. " kata Ida menimpali.