" Semoga kamu bahagia sayang. aku akan selalu berdoa untukmu. "
*******
Takdir mengapa kau bawa cintaku pergi?
Dan membiarkanku dalam luka ini
Aku tak sanggup, aku kalah, aku marah
Namun tak sanggup menghapus namamu dihatiku.
wahai pemilik hati
kumohon kembalilah
sebelum kumelangkah pergi
hatiku cuma satu dan terus memanggil namamu
cinta...
mengapa kau tak menungguku
menjelaskan salah paham ini
dan biarkan aku menangis sendiri
aku masih disini..
masih menanti Engkau berlari padaku lagi
walau saat ini. ku tau tak mungkin lagi
memilikimu yang tak lagi sendiri
Sungguh aku terbelenggu..
Antara hati yang menginginkanmu dan takdir yang harus menjauh darimu
Cinta sejati akan selalu menyimpan namamu dan selalu terlantun doa semoga kau bahagia di sana.
Arul mencoba menumpahkan semua gundah gulana di sebuah buku diary yang selalu dia tulis semenjak dia mengenal Risya. saat mereka harus berjauhan Arul selalu menumpahkan semua gundah hatinya disana. termasuk beberapa lagu dan puisi. namun tak pernah ada yang tau. termasuk Risya mantan istrinya. Karena Arul masih merasa malu sebagai laki-laki selalu menulis buku diary seperti perempuan. tapi dengan menumpahkan semua gundah gulananya beban hatinya sedikit berkurang.
Namun kali ini Arul tak mampu menghapus wajah cantik Risya dengan baju pengantin yang sedang menangis tersedu. Hatinya terasa sesak dan hampir meledak. jiwanya seakan terbakar api cemburu ketika membayangkan kalo malam ini Risya akan berada dipelukan laki-laki lain. teramat resah hingga tak mamejamkan mata sedikitpun. teringat malam pertamanya dengan Risya yang begitu indah. saat pertama kali Risya menyerahkan diri padanya pada ikatan cinta.
Arul benar-benar tidak mampu memejamkan matanya. bagaimanapun Arul tidak bisa kehilangan Risya. Arul lalu pergi ke rumah Risya lagi. Dia sangat rindu pada gadis yang begitu di cintainya itu. Untuk terakhir kalinya Arul ingin melihatnya.
Arul hanya melihat rumah Risya dari kejauhan dengan sepeda motornya. menggunakan helm dan jaket hitam agar tidak ada yang mengenalinya. Arul sedang berpikir bgaimana cara menemui Risya.
Arul melihat Risya dan Ryan suaminya berpamitan pada keluarganya untuk pergi. mungkin mereka akan melaksanakan Honeymoon " pikir Arul yang membuat hatinya terasa perih dan tidak rela.
Arul mengikuti mobil Ryan menuju ke sebuah Villa. Dia dan Risya akan tinggal disana untuk honeymoon dalam beberapa hari.
Ryan membukakan pintu untuk istrinya yang masih enggan keluar. sepertinya Risya masih belum mampu membayangkan dirinya akan tinggal berdua dengan Ryan yang sekarang adalah suami sahnya.
" keluarlah. kita akan tinggal disini. "
Risya lalu keluar dan memandang sekeliling Vila yang begitu adem dan indah. Villa keluarga Ryan memang sangat indah dan asri. Dari atas Vila kita bisa melihat pemandangan perbukitan yang indah dan hijau. ada danau kecil di dekat villa.
Ryan dan Risya sudah disambut oleh bi Ijah dan mang Diman. suami istri yang bertugas menjaga dan membersihkan Villa.
" Eh...den Ryan sudah datang. mari masuk Den. ini pasti neng Risya ya? meni gelis pisan. Mari neng gelis masuk. " ajak bi Ijah
" iya bi makasih."
" bibi udah siapin nih makan malam buat eneng sama aden. sok makan hela. "
Mereka langsung di tarik ke meja makan oleh bi Ijah.
" orang baru dateng masa langsung makan bi. kami bersih2 badan dulu bi. lengket dan panas. " Kata Ryan.
" Oh...gitu ya aden. bibi mah meni lupa aden dan eneng pengantin baru. pasti teh pengin berduaan nyak. ya udah klo gitu sok atuh. bibi sama mamang pulang dulu. kita teh nggak mau ganggu. nanti kalo butuh apa-apa kabarin ja atuh den. rumah bibi ada dihalaman belakang ya eneng. " kata bi Ijah dan mang Diman berlalu sambil senyum2 membuat Ryan dan Risya salah tingkah.
" eh..eh...bukan begitu bi. maksud saya. " Ryan semakin salah tingkah. apalagi lalu mang Diman mendekatinya dan berbisik ditelinganya. " mamang punya jamu yang mujarab den. biar bikin si eneng cantik klepek2. " seketika Ryan tampak bengong melongo kaya orang linglung dan wajahnya sudah merah bagai kepiting rebus.
Mang diman dan bi Ijah sudah pulang ke rumah mereka. membuat kikuk suasana di dalam Villa tersebut.
Ryan dan Risya tidak tau harus bicara apa. mereka terdiam cukup lama.
" aku..aku mandi dulu. " kata Ryan
" oh..ya. " balas Risya kikuk.
Ryan lalu membawa barang bawaan Risya ke lantai atas. Risya duduk di sofa ruang tamu sambil menyalakan televisi.
" apa yang harus aku perbuat. aku benar-benar nggak bisa melakukannya. bermalam pengantin dengan Ryan...ah...tidak. " pikir Risya. Lalu dia teringat pada Arul
" Mas...kenapa kamu datang terlambat. andai ijab kabul belum terucap aku pasti akan berlari padamu dan akan memaafkanmu dan memulai dari awal semuanya. kini aku terjebak bersama orang asing karena kesalahan 1 malam yang aku sendiri nggak pernah tau apa yang terjadi malam itu. aku mabuk untuk pertama kalinya. aku sendiri tidak tau kenapa bisa terjebak bersamanya. Maafkan aku mas. " batin Risya bergejolak lagi dia ingin sekali menelpon Arul tapi itu nggak mungkin lagi.apa kata Ryan nanti. tanpa sadar Risya menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri sambil memegang remote Televisi yang tak dilihatnya. membuat mang Diman heran. Mang Diman menepuk bahu Risya. membuat Risya terkejut.
" Neng...neng..."
" astagfirullloh mang. ngagetin aja. "
" eh...maaf neng. kaget ya? habisnya neng ngalamun sih. "
" hehe...iya mang maaf. "
" aden kamana neng?" tanya mang Diman lagi
" oh..Ryan...mandi dia mang. kenapa?"
" enggak neng. tadi aden monta dibuatkan minum. ini mamang udah bawakan. yg Ini buat aden, ini buat eneng. "
" minuman apa nih mang kok warnanya aneh?" tanya Risya.
" minuman spesial di Villa ini eneng. sok minum. pasti eneng ketagihan. " kata mang Diman sambil senyum misterius membuat Risya mengerutkan keningnya curiga.
" Taruh aja di meja mang nanti saya minum. " jawab Risya.
" minum dulu atuh neng mumpung masih panas. biar seger badan. " kata mang Diman sedikit memaksa membuat Risya bertambah curiga.
" Nanti aja mang. saya nunggu Ryan.mandi dulu gerah. " kata Risya berusaha mengelak.
" Ya udah neng. mamang pulang dulu yah. selamat beristirahat.
" makasih ya mang."
" sama-sama neng."
Mang Diman lalu pulang ke rumahnya. bersamaan Ryan yang turun ke bawah. wajah Ryan sebenarnya sangat tampan.badan Ryan yabg atletis dengan tinggi badan yang ideal. memang Arul lebih tinggi dari Ryan dan badannya lebih putih dari Ryan. kalo kulit Ryan sawo matang. dan tinggi hanya 175cm berbeda dengan Arul yang memiliki tinggi 183cm.
Ryan turun menghampiri Risya.
" kamu nggak mandi ?" tanya Ryan.
" aku nunggu kamu selesai mandi. ya udah aku mandi dulu. oh ya tadi mng Diman kasih minuman itu diatas meja. yang gelas biru punya kamu. " Risya lalu pergi ke lantai 2
" ok." jawab Ryan sambil menggerutu dalam hatinya. " minuman apa yg mang Diman kasih. bisa bahaya kalo aku minum. "
15 menit kemudian Risya turun dengan mengfenakan gaun tidur malam berwarna hitam. membuat Ryan menelan ludahnya melihat wajah Risya yang begitu cantik. bahkan rambut Risya dibiarkan tergerai indah karena habis keramas. Ryan sampai tidak berkedip melihat istrinya yang sangat cantik.
" cantik .." gumam Ryan lirih. untung saja Risya tidak mendengarnya.
" ada apa ? apa ada yang salah denganku " tanya Risya yang melihat Ryan bengong sambil melihat pada dirinya sendiri. dan segera menyadari kalo dirinya menggunakan gaun malam yg terlihat seksi. walaupun gaun malam itu adalah gaun malam panjang dan tebal tidak seperti lengrie. tetap saja terlihat seksi dimata laki-laki.
******