Arul bahagia banget mendengar apa yang dikatakan Risya pada Mas Bagus. Baru kali ini Arul merasakan bahagia yang begitu besar sampai dadanya serasa mau meledak. Ingin rasanya langsung memeluk sosok cewek manis yang saat ini ada di depannya. Entah mengapa Dia merasa berbeda kali ini, ada debaran yang kadang tidak mampu dia tahan. perasaan yang begitu murni, bukan cinta sesaat atau nafsu birahi semata. perasaan ini ga terlukiskan ada bahagia saat dekat dengannya. ada rindu saat berjauhan. sedih jika melihatnya bersedih. bahagia bisa melihatnya bahagia. cemburu ketika melihatnya dekat dengan cowok lain.
" Cintaku..." desah Arul pada dirinya sendiri Nggak tahan hanya melihat dari belakang akhirnya Arul menghampiri Risya dengan gayanya yg selalu ceria.
" Hai...sayang." sapa Arul dengan gaya mengagetkan mereka berdua dan seolah2 tidak mendengar percakapan mereka.
" Hai juga sayang.." balas mas Bagus kesal.
" yee.. bukan kamu tapi pacarku tuh yang di sebelah kamu. "
Risya cuma senyum2 malu.
" hai..ka." ucap Risya kemudian
" boleh saya pinjam pacar saya mas Bagus?" sambil mendekat dan mencoba menyingkirkan mas Bagus dari samping Risya dan menggantikannya.
" jail banget si kamu ka."
" kenapa ? wajarkan aku pengin deket pacarku." katanya.
" ya udah pacaran sana. " Kata mas Bagus sambil mendorong Arul kesal dan membuat Arul malah memeluk Risya sampai merapat ke tembok. untung Arul tangkas dan segera menempatkan tangannya di belakang kepala Risya sehingga kepala Risya tidak terbentur.
" kamu nggak papa ? " tanya Arul penuh perhatian.
" aku nggak papa kok ka. " kata Risya sambil melepaskan pelukan Arul dengan wajah memerah karena malu.
Kejadian itu dilihat banyak orang termasuk Belinda yang dengan kesal meninggalkan tempat itu.
" kak.. banyak yang liat. malu... " kata Risya salah tingkah karena melihat Arul yang hanya Diam tidak mau melepaskan tangannya.
" ehm... iya..maaf...aku ga bisa mengendalikan diri." bisik Arul canggung.
mereka tiba di kantin dan makan bersama.
" kak tadi mas Bagus bilang bakal ada perekrutan karyawan lagi bulan depan.
" ohh ya?"
" nanti malem temenin telpon ke rumah ya kasih informasi ini pada kakakku dan saudara2 di rumah sapa tau ada yang butuh."
" Iya beres. sekalian kenalan sama camer." kata Arul lagi
" Emang berani? papahku galak lo."
" Beranilah. segalak-galaknya orang tua kalo hati Anaknya udah dimiliki. itu hanya soal waktu buat ngeyakinin aja."
" hm...beneran tuh? "
" ga percaya sama pacar sendiri. "
" percayalah.emang udah yakin sama aku ?"
" hm..yakin nggak yah?" ledek Arul
" tuh kan ga jelas." Risya cemberut.
" emang kamu beneran cinta sam aku? Arul malah balik bertanya
" cinta ga ya?" balas Risya
" tuh kan ga jelas." balas Arul gantian yang cemberut.
akhirnya mereka tertawa bersama.
" eh..sholat Dhuhur yuk.nanti habis waktunya." ajak Arul.
" oh..iya dah mau jam 1. yuk sholat dulu."
*****
Arul dan Risya sholat berjamaah dengan banyak orang. Risya berada di shaf cewek. walaupun berjauhan. mereka seneng bisa sholat bareng. ada rasa nyaman dan bahagia di hati mereka.
Cinta yang banyak yg diberikan Arul membuat Risya merasa dunianya telah lengkap. Itu yang kadang membuat Risya tidak menyadari pandangan di sekelilingnya. betapa banyak kecemburuan di sekitarnya melihat kebahagiaan mereka. Arul sendiri memilih untuk tidak memperdulikan tatapan sinis dari orang sekitarnya. asalkan Risya bersamanya Dai merasa hidupnya terlengkapi. Saat ini dia hanya ingin menjalani saja cintanya. Cinta sejati yang dirasakannya pada sosok gadis biasa yang begitu Dia cintai