webnovel

Petualangan Mavcazan

------------------------------------------------------------------------ ----------------------------------------------------------------------- Jangan lupa mampir ke novel terbaruku [Athlete vs Academician] ------------------------------------------------------------------------ ------------------------------------------------------------------------ Bruno Mavcazan merupakan anak desa yang terlahir menjadi penyihir. Tetapi Bruno memiliki suatu kelemahan yang tidak ingin dia sebarkan selain orang terdekatnya. David, guru yang mengajarkan Bruno tentang sihir di kampung halamannya, memberitahu jika Asrama Sihir di ibu kota sedang mencari anak muda yang berbakat menggunakan sihir. Bruno dan kedua temannya, Max dan Arstya, mendaftarkan diri mereka di ujian masuk Asrama Sihir Green Vallen. Bangga terlahir sebagai penyihir, Bruno ingin menjadi Penyihir kuat yang bebas berkelana. Keinginannya menjadi Penyihir terkuat hanyalah sebatas dirinya ingin dipandang oleh dunia dan bebas berpetualang kemana pun. Di samping dia berpetualang untuk mencari kekuatan, Bruno juga mengalami masa-masa yang sulit untuk mencapai semua itu. Akankah Bruno berhasil mencapai semua tujuannya?

Bimbroz · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
131 Chs

Tangisan Rose

Tak disadari, ternyata jam makan siang telah selesai. Max dan Asrtya langsung bangkit dari kursinya. "Kalau begitu kami tinggal dulu. Istirahatlah yang cukup. Nanti setelah makan malam, aku akan kembali," kata Max.

"Aku juga," Arstya membalas.

"Hahaha. Aku sudah membaik. Kalian tak harus selalu menjengukku. Sungguh," kata Bruno, ia ingin menghabiskan waktunya sendiri di ruang perawatan.

Max dan Arstya tersenyum tipis, lalu meninggalkan ruang perawatan. Sesaat Bruno kembali menghembuskan napas. Setidaknya ia bisa merasa tenang dengan keheningan ini. Melihat Rose kembali, Bruno penasaran kenapa ia bisa jatuh pingsan.

***

Setelah ia terlelap cukup lama dan sadar kembali, harinya sudah memasuki waktu malam. Seketika perutnya berbunyi, sedikit kesakitan. Baru saja dipikirkan, tahu-tahu Suster Hanna datang lagi dengan membawa troli, penuh dengan makanan. Ia tersenyum pada Bruno, sangat hangat.

"Bagaimana? Masih kesusahan menggerakkan badan?" tanya Suster Hanna.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com