Yelin yang masih mencium Raj saat ini, dia sungguh menikmatinya. Lalu Raj segera mendorongnya dengan sedikit meninggikan suaranya karena dia sudah teringat akan kebodohannya, jadi malu dong kalau dia ketahuan menikmati ciumannya. "Kau! Kenapa kau menciumku! Kau ini benar-benar cewek yang ..."
Ucapan Raj itu tak diteruskannya karena akan mengakibatkan sakit hati kalau diucapkannya, untung saja dia bisa menahan mulutnya itu, jadi tidak akan sampai ada pertengkaran kepada Yelin. Lagian kalau misalnya ada pertengkaran dengan Yelin, bisa gawat karena tidak akan selesai dalam jangka 1 hari, tau sendiri bawelnya perempuan yang ada di depannya ini. Sekarang, tangan Raj bergerak-gerak mengusap-usap bibirnya dengan kasar. Masih tak terima ketika teringat oleh ciuman tadi.
"Kenapa? Bukannya kamu juga menikmatinya? Ini semua juga sangat sukses untuk membuat Santa semakin percaya, jadi dia tak akan merugikan kita lagi, keren bukan?" balas Yelin dengan mengocehnya. Dia sangat bangga karena bisa membuat Santa pergi, tapi Raj biasa saja, ia hanya sesekali melengos dengan bibir yang dimanyunkan. Sesekali Yelin menahan tawanya ketika melihat itu, lalu dia melanjutkan lagi ocehan nada genitnya.
"Bibir, bibiiiir, dikondisikan, Sayaaaang. Jangan seperti itu, apa kamu mau ciuman lagi? Kalau iya mendekatlah dan aku akan menciummu lagi."
Seketika Raj langsung bangkit dari duduknya. Tubuhnya terasa panas dan bergetar, dia benar-benar canggung sekarang kepada Yelin. Gara-gara ciuman itu rasanya tubuhnya itu terbakar. Lagian, kok ada makhluk seperti Yelin ini, yang tak menjaga keindahan dirinya sebagai seorang wanita, malah mendahului tugas cowok dengan sedemikian rupa. Biasanya cowok lah yang melakukan ciuman atau semacamnya terlebih dahulu, tapi sekarang menjadi kebalikannya seperti ini, jadi membuat Raj merasakan keanehan di dunia ini. Ia pun membatin di tengah lamunannya.
'Hmmm apa zaman sekarang, cewek semuanya begini? Mendahului tugas laki-laki? Baru tau aku sekarang, kalau iya mungkin saja zaman sudah berubah, cewek menjadi lebih berani sekarang. Aaaah sial, aku terus teringat ciuman panas tadi. Benar-benar aku ingin menikmatinya lagi. Haissss hmmm.'
Raj spontan langsung berteriak sembari menggelengkan kepalanya. Itu artinya ini semua benar-benar gawat, bahkan dia sedikit tak menerimanya. Matanya melirik ke arah mejanya. Bibirnya sedikit menyunggingkan senyumannya. Tersenyum ketika melihat es batu yang masih ada di dalam jusnya, karena dia memesan jus yang sangat dingin jadi es batu masih bergerombolan di dalam gelasnya. Ia pun meraih gelas yang berisi jus itu dan meneguknya hingga habis. Lalu es batu pun dikeluarkannya dengan ditaruh di telapak tangannya. Sehabis itu langsung diusapkan di wajahnya dengan satu tangan yang masih mengepal dan mata yang dipejamkan.
"Huuuuh dingiiin, segaaaar." Raj terus berteriak seperti itu. Meskipun dia berteriak, tapi semua orang tidak akan mendengarnya, karena teriakan Raj sangat lembut dan kebetulan di sekitarannya semua orang sudah pergi dan sudah sepi, jadi aman tanpa akan ada bully-an lagi sekarang.
Yelin yang sedari tadi menyaksikan itu, ia hanya bisa mengernyitkan dahinya dengan keheranan. Bingung dengan tingkah laku Raj yang sedemikian rupa. Dia terus meneliti apa yang dimaksud dengan tingkah Raj itu. Rasa-rasanya ada keanehan di diri Raj, tapi saat semakin dicermati oleh Yelin, seru juga kalau melakukan hal yang sama seperti yang Raj lakukan itu.
Menurut pemikiran Yelin, itu adalah suatu kegilaan sedikit yang mungkin bisa membuat kesaktian, kenapa Yelin berfikiran seperti itu? Karena Raj terus mengusapkan es batu di wajahnya dengan sesekali mengkomat-kamitkan bibirnya, jadi dia beranggapan kalau es batu itu akan membuatnya sakti, mungkin dengan Yelin mengikuti apa yang dilakukan oleh Raj, ilmu bela diri akan datang seperti cowok pada umumnya, bahkan dia bersedia melindungi Raj dalam marabahaya apapun yang terjadi, dia benar-benar tulus dan ikhlas.
Dan dengan cepat. Yelin pun meneguk jusnya yang masih ada setengah itu dan mengikuti hal yang sama persis yang dilakukan oleh Raj itu. Namun, dia tidak ikut berdiri, melainkan masih duduk saja. Raj yang sudah tersadar dengan apa yang dilakukannya karena es batu juga sudah mencair dan sedikit membasahi lehernya. Ia pun membuka matanya, berniat untuk mengambil tisu dan mengusapinya. Karena rasanya dengan kelakuannya itu sudah sedikit mencairkan hati dan pikirannya dari kepanasan karena ciuman itu. Dia tak jadi mengambil tisu, malahan Raj menatapi Yelin dengan geleng-geleng kepala dibuatnya.
Raj pun bertanya kepada Yelin. "Ehhh kamu ngapain? Kenapa kamu seperti itu? Apa kamu kepanasan? Atau mau aku pesankan jus lagi?"
Yelin yang mendengar suara Raj itu. Dia akhirnya sudah tidak fokus lagi dan membuka matanya. Sekarang dia ikut-ikutan meraih tisu dan mengusap wajahnya, seperti Raj yang juga melakukan itu. Raj yang sedikit tak terima dengan ulah Yelin yang mengikuti gerakannya itu, dia pun menggebrak mejanya dan bertanya lagi.
"Yeliiiin. Kamu kenapa mengikuti gerakan ku? Apa ada yang lucu hah! Kamu ini selalu konyol sekali, seperti seolah-olah aku adalah lelaki yang bisa dipermainkan!"
Yelin yang sedikit ketakutan karena tak biasanya Raj seperti ini, dia hanya sesekali menunduk. Bibir bawahnya digigitnya lalu membalas pertanyaan Raj, sehingga suaranya itu terdengar lucu dan sedikit tak jelas gara-gara ulahnya itu. "Kamu tau? Aku sangat ngefans kepadamu, juga bukankah yang kamu lakukan tadi semata-mata agar mendapatkan ilmu? Begitu kan?"
Meskipun Raj tak mendengar jelas ucapan Yelin semuanya, tapi dia mendengar ucapan akhirnya yang tentang mendapatkan ilmu itu, jadinya kini Raj tau dan tertawa terbahak-bahak, dia benar-benar kelepasan. Karena memang Yelin benar-benar lucu. Sontak Raj yang teringat itu, dia langsung menghentikan tawanya dan melengos ke sembarang arah. Malu juga dengan tingkahnya yang spontan itu.
"Kamu semakin tampan kalau sedang tersenyum atau tertawa, kenapa kamu tak meneruskan tawamu lagi? Ayo tertawalah!" puji Yelin dengan memerintah kepada Raj. Raj hanya menggeleng saja. Tanpa memandangi Yelin yang terus memandanginya.
"Enggak, emang aku tampan sejak lahir, jadi meskipun dari sisi mana pun aku tetap tampan, lagian kamu kenapa berfikiran kalau es batu bisa punya ilmu, kamu ada-ada saja! Intinya tidak ada yang seperti itu, aku melakukan seperti itu, aku hanya— hanya—" Raj menggantungkan ucapannya. Hampir saja dia keceplosan tentang itu semua. Ia pun lalu mengalihkan pembicaraan yang lain dengan cepat.
"Ya sudah, aku mau balik duluan karena ada acara! Urus sandal swallow mu itu, ya sama halnya dengan kamu, pastinya memakai itu karena suka kan? Atau enggak mungkin ada kekuatannya di dalamnya. Ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu! Bye, bye! Terimakasih atas waktumu sekarang, ini uang buat kamu naik taksi."
Sungguh Yelin tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh Raj, bahkan dia melongo ketika Raj sudah pergi meninggalkannya. Seperti tak percaya kalau Raj meninggalkannya. Dia menoleh dan seketika berteriak ketika Raj sudah semakin menjauh.
"Ehhhhh Raj? Raaaaaj."