webnovel

Atraksi

Memang Raj masih mendengar teriakan Yelin yang terus memanggil namanya, tapi dia tidak bisa meladeninya lagi karena ada acara untuk pengecekan bahan makanan. Bukan karena tak ingin bersama Yelin, rasanya Raj kini agak betah ketika bersama Yelin, hanya saja kesibukannya sungguh luar biasa, jadinya tak bisa hanya untuk bersenang-senang saja.

Raj hanya bisa tersenyum di tengah perjalanannya saat dia sudah menaiki motornya. Dia teringat ulah Yelin yang begitu lucu, lalu berceloteh. "Hmmm Yelin, Yelin, ada-ada saja kamu, eeeeh astagaaa kenapa aku mengingatmu sihhh, benar-benar aku ini! Hmmmm."

Raj menepuk jidatnya ketika membayangkan tingkah Yelin tadi, dia terjingkat saat tiba-tiba ada motor yang bergerombolan menghadangnya tepat berada di depannya sekarang, motornya pun dengan cepat langsung dihentikan dan wajahnya diusap dengan kasar. Menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat siapa yang menghadangnya saat ini.

"Ada apa lagi, Santa? Bukankah kamu sudah lihat sendiri tadi? Apa kamu masih tidak percaya? Apa masih perlu aku jelaskan lagi karena kurang puas? Kenapa kamu masih mau menghadang ku dengan membawa anak buahmu malah, kenapa? Coba jelaskan!" tanya Raj dengan sangat tenangnya. Bahkan dia masih berada di atas motornya, malas untuk turun.

Sementara Santa dan anak buahnya sudah pada turun dari motornya dan sekarang berada di depan motornya dengan bermacam-macam gaya untuk membuktikan kekuatan masing-masing yang sok berkuasa itu. Ada yang bersedekap, ada yang berkacak pinggang, ada yang terus mengorek telinganya bahkan mengupil dengan asyiknya, sungguh rasanya membuat Raj jijik dan ingin mual melihat ulah semuanya itu.

Terry yang sedari tadi mengikuti Raj, ia pun berhamburan ke arah Raj dan sekarang ada di belakangnya tanpa motornya, karena motornya langsung ditaruh di sembarangan saja, tak perduli dengan itu semua yang penting adalah keselamatan Raj, lagian motor juga hadiah dari Raj jadi semua itu tak berharga melebihi Raj. Lalu dengan mata yang seperti kilatan cahaya ketika menatapi Santa. Terry pun sudah bersiap untuk melindungi bos sekaligus seseorang yang sudah dianggap saudara itu.

Raj yang sudah melihat Terry tadi dan sekarang berada di belakangnya, dia menoleh sedikit lalu berceloteh dengan dinginnya. "Terry? Kenapa kamu mengikutiku? Bukankah aku menyuruhmu untuk mempersiapkan bahan makanan untuk bakti sosial buat besok? Tapi kenapa kamu tak patuh? Besok kalau gagal bagaimana?"

"Maafkan aku, Raj, aku tak bermaksud seperti itu, hanya saja aku tak mau kamu kenapa-kenapa, aku khawatir jadinya mengikutimu, semua tugas sudah aku limpahkan ke Edwin dan Tebra jadinya pasti akan usai dengan aman, ternyata dugaanku benar kan kalau kamu pastinya akan dalam masalah kalau bertemu dengannya, jadi mending mengizinkanku untuk membantumu saja sekarang," balas Terry yang sungguh sangat khawatirnya kepada Raj. Bahkan dia sudah bersiap untuk memasang kuda-kudanya, tanpa rasa takut, meskipun dengan hanya ada dia dan Raj saja yang akan melawan, sedangkan para musuh berjumlah 5 orang yang siap melawan juga, jadinya tidak akan sebanding kalau hanya ada dia dan Raj saja saat ini.

Santa yang hanya berniat menakuti mereka saja, dia pun tertawa dengan berkacak pinggang, lalu berceloteh. "Haha jangan tegang, tenang saja! Aku tidak akan membunuh kalian sekarang juga, belum saatnya, aku hanya lewat tadi, eh, lihat kamu jadi sekalian aku hadang dengan sedikit mempermainkan kalian, ternyata kalian sungguh penakut yaaaa sekarang, haha berarti aku sukses membuat kalian takut, haha kalian payah," terang Santa dengan terus tertawa kali ini. Dan sesekali dia meludah tepat di depan Raj berpijak, untung saja tak mengenai Raj karena Raj memang agak jauh darinya.

"Ohh begitu ... ya sudah kalau begitu menyingkirlah kalian dari hadapanku, aku mau lewat dan tidak mau berbasa-basi lagi." Raj hanya bisa mengalah saja, malas untuk meladeni mereka, bukan karena dia takut, tidak sama sekali, melainkan banyak yang harus diurus, bukan hanya sekedar untuk mengurus mereka saja. Lagian Santa selalu tidak ada kerjaan dan hanya menganggu dirinya saja, sepertinya tidak akan puas bagi Santa kalau tak mengganggu Raj sehari pun.

"Haha sok sekali kamu, Raj, jangan sok suci, temanilah aku dulu! Memangnya kamu mau ke mana kok buru-buru amat, apa mau bertemu pacar selanjutnya? Haha, ternyata kamu playboy sekali." Santa terus mengoceh, sedangkan Raj hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia menoleh sekali lagi ke arah Terry, lalu menarik Terry agar berada di sampingnya.

Raj yang sudah tak mau dengar ocehan Santa lagi. Alisnya terangkat, mengkode Terry agar naik segera di boncengan motornya. Terry mengerti, dia pun berada di belakang Raj sekarang. Dengan cepat Raj pun menyalakan motornya, setelah itu dia langsung mengendarainya pelan, dia yang bisa atraksi karena pernah belajar waktu itu, langsung melompati semua orang dengan melayang ke udara sebentar lalu turun ke bawah dan mengendarai lagi dengan sangat cepat. Akibatnya Santa dan anak buahnya hanya bisa menoleh dan melongo melihat Raj yang begitu hebatnya itu.

"Ehhh tadi, Raj hebat sekali? Bisa seperti itu, benar-benar keren, aku saja mana bisa."

"Iya sama, coba tanya, Bos Santa apa dia bisa?"

"He'em benar-benar membuat mataku terbelalak, jos pokoknya."

Santa yang mendengar semua anak buahnya memuji Raj dengan sedemikian rupa, dia murka dan langsung berteriak. "Diam kaliaaaan. Diaaaam!" Sentakan Santa berhasil membuat anak buahnya terdiam dan menundukkan kepalanya.

Lalu dengan percaya dirinya dan tak mau kalah dengan Raj, Santa pun berkata dengan bangganya. "Heleh, kalau seperti itu aku juga bisa, begitu doang mah kecil, sekarang kalian lihat semuanya, atraksi ku pastinya akan membuat mata kalian keluar dari tempatnya! Tunggu dan lihat saja!"

Semua anak buah Santa sudan mendongakkan kepalanya. Menatapi Santa dan bertepuk tangan. Mencoba menyemangati Santa dengan riang gembira. Santa pun berjalan ke arah motornya dan menaikinya. Dia kini menyalakan motornya dan mencoba seperti Raj tadi, dengan semua anak buah yang disuruh berbaris agak bisa dilompatinya.

Namun, sayang sungguh sayang, ternyata hanya omongan semata, Santa hanya menyerempeti anak buahnya hingga anak buahnya berdesis nyeri karena kesakitan. Meskipun tanpa mengeluh, tapi di dalam hati mereka tertawa dan kesakitan, tapi takut untuk mengungkapkannya, bisa gawat kalau semuanya menghina Santa, nanti bisa dihukum olehnya.

"Heeey kalian benar-benar payah, kenapa kalian menghalangiku dan goyang-goyang sihhh jadi gagal kan? Benar-benar kalian ini, payah!"

Padahal Santa lah yang payah, tapi dia yang merasa malu malah mengkambinghitamkan anak buahnya, semua hanya bisa menunduk lalu tiba-tiba ada suara tawa dari arah sana. Suara itu terdengar renyah dari dalam mobil. Semakin lama semakin keras tawanya, lalu barulah terdengar suaranya.

"Santa, Santa, kau benar-benar payah! Kamu payah malah menyalahkan anak buahmu haha. Benar-benar bodoh!"

Next chapter