webnovel

Permainan cinta (Annabela)

Balas dendam adalah tujuan utama Annabela saat ini. Rasa kecewa dan  sakit hati yang dialaminya tidak akan bisa terobati begitu saja. Annabela sangat membenci  Axton. Laki-laki yang  sudah membuat hatinya hancur. Axton tidak datang di saat acara lamaran yang sudah ia janjikan. Axton adalah laki-laki yang sudah menghancurkan harapan Annabela. Laki-laki yang sudah menabur garam diatas luka. Laki-laki yang sudah membuat hati Annabela seperti disayat-sayat oleh tusukan ribuan pedang. Hingga saat ini Annabela tinggal dipusat kota Jakarta. Ia merubah penampilannya menjadi lebih cantik dan lebih berkelas. Pada hari yang tidak disangka, Annabela bertemu sama laki-laki yang bernama Brandon Carlos, laki-laki yang terkenal sombong dan selalu menganggap dirinya paling sempurna. Brandon Carlos adalah laki-laki yang memiliki wajah tampan, cerdas dan kaya raya. Tapi, satu kekurangannya, ia belum pernah jatuh cinta. Karena sikapnya yang terlalu dingin dan mendomisi membuat semua wanita yang mendekatinya mundur sebelum melangkah. Hingga saat ini usia Brandon sudah 34 tahun, ia bahkan belum kepikiran untuk menikah. Siapa sangka pertemuannya dengan Annabela membuat dunia Brandon terasa berbeda. Brandon jatuh cinta sama Annabela pada pandangan pertama. Brandon seperti orang gila, ia tidak bisa tidur dengan tenang. Wajah Annabela selalu terbayang-bayang. Brandon memutuskan untuk mencari tahu tentang Annabela. Ia akan melakukan segala cara agar Annabela menjadi miliknya. Akankah Annabela bisa membalaskan dendamnya,? Dan bagaimana juga dengan Brandon Carlos? Apakah dia mampu meluluhkan hati Annabela?? ................................................................................ Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan kolom komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan komentar atau review daru kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading!

Linayanti · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
41 Chs

Semakin terasa

"Kenapa dia?" Tanya Brandon sama dirinya sendiri. Secara perlahan Brandon melangkahkan kakinya, ia mendekat ke arah Annabela.

"Apakah anda baik-baik saja nona?" Tanya Brandon.

"Hah ... Jangan mendekat!! Mau ngapain kamu mengikuti saya? Bukankah saya sudah mengucapkan kata terimakasih?"

"Tenang dulu Nona!! Anda jangan berpikiran yang tidak-tidak"

Bagaimana Annabela tidak mempunyai pikiran aneh, karena Brandon mengikuti dia. Annabela mengambil handphonenya, ia berusaha untuk menelpon Reni. Tetapi Reni sama sekali tidak menjawab panggilannya.

Annabela menjadi resah "Kemana perginya Reni? Kenapa dia tidak mau menjawab panggilan saya?"

"Apakah ada yang bisa saya bantu?" Tanya Brandon dengan bijaksana.

Ini baru pertama kalinya Brandon menawarkan bantuan kepada seseorang "Tidak perlu!!" Jawab Annabela.

"Baiklah kalau begitu!!" Lanjut Brandon dengan sikap tidak menentu.

Brandon menatap wajah Annabela dengan penuh tanda tanya. Jantungnya kembali berdegup dengan kencang, Setiap kali Brandon melihat Annabela pasti ia merasakan hal yang aneh.

Mereka berdua kembali saling tatap, terlihat jelas dari kedua bola mata mereka berdua. Ada sesuatu hal yang aneh.

"Maaf saya harus segera pergi Tuan" Ucap Annabela sambil memeluk tas kecil yang ia bawa.

Brandon kembali membiarkan Annabela pergi begitu saja. Ia tidak bisa melarang Annabela, karena ia tidak tahu bagaimana teknik mendekatinya.

"Tuan!!" Panggil sekertaris Neron dari arah belakang Brandon.

Brandon menoleh "Kita kembali ke mobil"

"Baiklah Tuan"

Beberapa menit kemudian.

Brandon dan sekertaris Neron berada di ruangan kerjanya. Mereka sudah sampai di kantor, mereka berdua duduk saling berhadapan. Sekertaris Neron tiba-tiba teringat sama mantan pacarnya yang bernama Jesika. Ada rasa rindu yang ia pendam, sangat di sayangkan sekali hubungan sekertaris Neron berakhir begitu saja hanya gara-gara orang ke tiga.

Sekertaris Neron teringat tentang bagaimana romantisnya mereka berdua pada saat pacaran. Ia juga teringat bagaimana kedekatan dirinya bersama kedua orang tua Jesika.

"Jesika apa kabar kamu?" Gumam sekertaris Neron.

"Siapa Jesika?" Tanya Brandon.

Tersadar sekertaris Neron terkejut mendengar pertanyaan Brandon "Tidak ada Tuan" Jawabnya, ia kembali Fokus melanjutkan tugasnya.

"Apakah kamu sedang memikirkan seseorang?" Tanya Brandon, ia penasaran.

Sekertaris Neron tersenyum "Tidak Tuan!! Oh ya apakah ini harus di selesaikan hari ini?" Sekertaris Neron mengalihkan pembicaraannya.

"Aku tidak sedang membahas ini!! Yang aku Tanya apakah kamu sedang ada masalah sama seseorang?"

Sekertaris Neron terdiam sambil menundukkan wajahnya. Karena ia malu sendiri jika dirinya sampai menceritakan kejadian yang sebenarnya. Apalagi Brandon tidak pernah membahas masalah wanita.

"Arghhh ... Bagaimana cara menjelaskannya? Aku jadi bingung, apakah orang dingin seperti Brandon akan mengerti jika aku menceritakan tentang kisah asmara yang sedang aku alami? Khawatirnya jika dia mentertawakan diriku" Batin sekertaris Neron.

"Hello!! Kenapa kamu diam? Apakah kamu tidak yakin sama aku?"

"Maaf Tuan bukan seperti itu. Tapi!!"

"Ya sudah jika memang itu sangat rahasia, kamu bisa untuk tidak menceritakan sama saya. Tapi jika kamu butuh teman curhat, aku siap"

Sekertaris Neron tersenyum pahit, bagaimana bisa ia curhat sama es batu. Bagaimana bisa seorang es batu memberikan dirinya saran. Sekertaris Neron kembali berpikir, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk dirinya terbuka kepada Brandon. Karena selama ini tidak ada sesuatu yang Brandon tutupin tentang masalah hidupnya.

"Tuan!!"

"Ya!!"

"Begini!! Sebenarnya saya ingin bercerita sedikit sama Tuan"

"Tentang apa?"

"Tentang cinta!!"

Brandon yang sedang menikmati secangkir teh hangat, tiba-tiba langsung keselek. Ia batuk dan hampir saja membuat dokumen yang ada didepannya hancur berantakan karena air teh yang muncrat dari mulutnya.

Sekertaris Neron terkejut, ia langsung mengambil tisu "Tuan tidak apa-apa?" Tanya sekertaris Neron sambil mengulurkan tangannya yang sedang memegang tissue.

Brandon mengambilnya "Saya tidak apa-apa" Ucapnya, ia kemudian menyeka air di mulutnya. Brandon kemudian meminta sekertaris Neron melanjutkan ceritanya.

"Silahkan di lanjutkan yang tadi!!"

"Baiklah Tuan ..." Menghelai napas panjang untuk membuat keadaan hatinya menjadi lebih tenang. Setelah itu ia menatap wajah Tuannya dengan biasa.

"Tuan tahu sendiri bagaimana kisah hubungan saya dengan Jesika. Saya dan dia sudah putus dan sekarang tiba-tiba saya kepikiran sama dia. Saya kangen sama Jesika, akhir-akhir ini dia terus saja menghantui saya. Membuat saya tidak Fokus bekerja. Padahal selama saya menjalani hubungan sama dia, saya tidak pernah meminta apapun. Saya selalu mengikuti Apapun keinginannya dia. Hanya gara-gara saya jarang ada waktu, saya di putuskan begitu saja dan yang lebih parahnya dia mempunyai pacar lain. Rasanya sangat sakit sekali Tuan" Sekertaris Neron mengeluarkan semua unek-uneknya tentang Jesika.

Karena semakin di pendam, rasanya semakin sakit. Mendengar pernyataan Neron membuat Brandon prihatin.

Ia menepuk pundak sekertaris Neron "Kamu yang sabar!! Anggap saja ini Ujian hidup kamu, mungkin saja Jesika sedang memikirkan kamu"

"Ya Tuan terimakasih, karena tuan sudah mau mendengarkan curhatan saya"

"Kenapa kamu tidak Temui Jesika hari ini saja"

Kedua bola mata sekertaris Neron membesar, ia hampir tidak percaya dengan niat baik Brandon "Tuan yakin? Karena saya masih ada pekerjaan, tidak mungkin saya melalaikan pekerjaan saya tuan"

Brandon tersenyum "Saya yakin!! Untuk masalah pekerjaan biar nanti saya yang selesaikan. Sebaiknya kamu urus masalah kamu terlebih dahulu. Nanti kalau ada kabar baik segera beritahu saya ya"

"Tuan serius? Tapi saya tidak ada kendaraan"

"Saya serius!! Kamu bisa menggunakan mobil Kantor"

"Wah terimakasih banyak Tuan, saya benar-benar tidak menyangka ternyata Tuan memiliki hati yang sangat baik"

"Cepat pergi segera!"

"Baiklah Tuan".

Dengan senang hati sekertaris Neron pergi menemui Jesika. Di sepanjang perjalanan sekertaris Neron terus saja tersenyum.

Meskipun terkadang Brandon sering membuat hidupnya ribet, tetapi ia justru mempunyai sifat yang sangat baik sekali.

"Saya tidak pernah menyangka jika Tuan Brandon mengizinkan saya. Apalagi ini masalah pribadi, biasanya dia adalah orang yang sangat benci mendengar orang membahas masalah wanita" Gumam sekertaris Neron sambil menyetir.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba rasa senang yang tadi ia tampakkan langsung redup. Sekertaris Neron langsung menghentikan mobilnya. Sepertinya sekertaris Neron sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa perasaan aku menjadi tidak enak seperti ini. Bukankah kemarin Jesika mencampakkan aku? Jika aku kembali untuk menemui dirinya lagi, kesannya aku ini seperti seorang pengemis. Lebih baik aku kembali saja ke kantor, aku tidak mau mempermalukan diriku sendiri" Batin sekertaris Neron.

Ternyata ia teringat sama perlakuan Jesika terhadap dirinya, rasa cinta dan rasa sayang yang ia miliki tiba-tiba menjadi pudar begitu saja. Sikap Jesika yang kasar dan sekarang dia juga sudah menjadi wanita yang sangat bebas setelah menjalani hubungan bersama Mex.

Dengan segera sekertaris Neron memutar balik mobilnya. Ternyata mempertahankan harga diri itu jauh lebih penting, bagi sekertaris Neron mantan akan tetap menjadi mantan. Ia tidak akan pernah mau kembali lagi.