webnovel

Pelangi Sebelum Hujan

"Kania, dengarkan aku!! kalaupun kita tidak bisa bersatu di dunia, aku akan menunggumu di surga!!" Kania Wijaya. Gadis cantik pecinta pelangi, putri dari konglomerat ternama Surya Wijaya. Menjalani kehidupan yang mewah. Begitu juga dengan kedua sahabatnya Sonya dan Tania. Ketiga gadis cantik ini terlahir untuk menjadi pewaris perusahaan terkenal. Persahabatan mereka begitu kuat, tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka. Akan tetapi roda berputar begitu cepat. Kania harus kehilangan semuanya. Keluarga, sahabat, hartanya, bahkan seseorang yang sangat dia cintai, yaitu Miko. Jeremico Leven, seorang pria berdarah Belanda, yang menjadi kapten basket di sekolah. Namun ketulusan cinta dari seseorang yang selama ini tak pernah ia anggap dan ia benci, William Agler menyelamatkan semuanya. Begitu banyak rintangan dan cobaan menerpanya. Akankah Kania bisa melewati perjalanan hidupnya?? Simak terus kisahnya di Pelangi Sebelum Hujan.

Rieshika · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
396 Chs

19. Perkelahian

"Kania, Tania. tenang aja lu nambah makanan atau minuman yang lu mau. Hari ini gue sedang bahagia, jadi gue yang traktir semuanya!!!." Ucap Sonya panjang lebar.

"Wahh... Gue doain lu bahagia tiap hari Soy, biar dapat traktiran terus" kata Tania.

"Bener banget tuh. Ngomong-ngomong apa sih yang bikin lu bahagia???" tanya Kania.

"Ada deh... Nanti bakalan gue ceritain. Sekarang kita makaaannnn!!!" jawab Sonya sembari tertawa bahagia.

Merekapun segera melahap makan siang mereka. Ujian matematika hari ini sedikit menguras energi dan pikiran mereka. Alhasil sesampainya di kantin, mereka segera melampiaskan rasa lapar dan dahaga dengan memesan banyak menu makan siang.

"Gue ke toilet dulu ya!!" kata Kania sembari meninggalkan meja makan.

"Kebiasaan Kania, makan belum habis udah ke toilet" gerutu Sonya.

Kania berjalan menuju toilet, tiba-tiba dia melihat Willy membaca secarik kertas. Setelah ia membacanya, ia meremasnya dan membuangnya ke tempat sampah.

"Sial!!!" Gerutu Willy sembari membuang kertas itu dan berlalu begitu saja. Ia tak menyadari ada Kania yang mengawasinya.

Kania yang penasaran dengan apa yang dibaca Willy segera mengambil kertas itu. Ternyata ada sebuah pesan.

'Gue tunggu di gang Flamboyan'

-Diego

Begitulah isi pesan tersebut. Kania segera memasukkan kertas itu dan berlari menuju meja makannya tadi.

"Gawat, gawat...!!! Ini bener-bener gawat!!!" kata Kania terengah-engah karena berlarian.

"Apa'an sih Kania, ngomong pelan-pelan"

"Gawat kenapa? Lu lihat hantu di toilet???"

"Lebih gawat dari itu!!!"

"Emang ada ya yang lebih serem dari hantu!!"

"Willy..."

"Willy kenapa??"

"Diego ngajakin Willy ketemuan di gang Flamboyan!!"

Tania dan Sonya kaget mendengar pernyataan Kania, mereka saling memandang dengan mata melotot. Sudah mereka duga, hal ini pasti akan terjadi. Siapa yang berulah dengan Diego pasti akan mendapatkan pesan seperti ini, dan pada akhirnya korban akan menderita patah tulang. Bahkan mereka akan pindah dari sekolah.

Gang Flamboyan adalah gang buntu yang terletak tidak jauh dari sekolah mereka. Gang tersebut biasa di sebut gang tengkorak, karena merupakan tempat berbagai macam kriminal terjadi. Selain itu gang tersebut adalah tempat berkumpulnya para preman-preman yang meresahkan. Sudah beberapa kali anggota kepolisian menutup gang buntu tersebut. Tapi masih saja banyak preman yang tetap berkumpul disitu. Mereka menjadikan gang Flamboyan adalah base-camp.

"Soy, lu mau kan bantuin gue!!!" ucap Kania memohon.

"Maksud lu, bantuin berantem sama Diego?? Nggak-nggak gue bisa mati sia-sia!!!" jawab Sonya.

"Paling nggak kita bisa kesana dan melakukan apapun untuk menyelamatkan Willy" ucap Tania.

"Okelah. Kita bantu Willy!!!" kata Sonya menegaskan.

Merekapun segera kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Sesampainya di kelas, Kania melihat Willy dengan raut wajah gelisah. Kania merasa sangat bersalah. Karena membela dia, Willy akan celaka. Tak lama kemudian, bel sekolah tanda pulang berbunyi. Para murid bergegas untuk pulang. Tiba-tiba Miko menghampiri Kania.

"Kania, aku anter kamu pulang ya!!!" ajak Miko.

Kania berfikir sejenak, bukankah dia akan membuntuti Willy sepulang sekolah. Kania akhirnya menolah ajakan Miko.

"Aku masih ada urusan. Aku pulang sama Willy aja. Kamu nggak keberatan kan??" tanya Kania.

"Ohh gitu. Aku nggak papa kok!!" ucap Miko gelisah.

Kania segera berlari menuju tempat parkir, sedangkan Sonya dan Tania sudah bersiap di mobil. Kania mengejar Willy yang tampak seperti terburu-buru.

"Wil, Willy tunggu!!!" panggil Kania.

Willy menghentikan langkahnya, dan menoleh ke belakang, "Kania??"

"Will, hari ini gue bisa kan nebeng sama kamu??" kata Kania memohon.

Hal ini membuat Willy curiga, tidak seperti biasanya Kania meminta Willy untuk mengantarnya pulang, karena biasanya mengajak Kania pulang bersamanya adalah hal tersulit bagi Willy. Pasti akan ada sedikit drama yang membuat Willy harus sedikit memaksa. Tapi kali ini benar-benar aneh, Kania yang memintanya terlebih dahulu.

Willy pun berfikir, ia akan mengantarkan Kania pulang dulu, barulah dia akan menemui Diego.

"Baiklah, aku antar kamu pulang!!!" ucap Willy.

Akan tetapi alangkah kagetnya Willy. Sesampainya di parkir mobil semua ban mobilnya kempes. Hal ini membuat Willy marah, dia paham ini semua pasti perbuatan Diego.

"Kaniya, kamu pulang dulu ya. Maaf aku nggak bisa nganter kamu pulang. Aku mau nelfon bengkel dulu buat benerin ban mobil aku!!!" terang Willy.

"I--iya deh. Kamu hati-hati ya!!!" ucap Kania sembari meninggalkan Willy.

Willy menganggap semuanya aneh. Baru kali ini Kania menyuruhnya untuk hati-hati. Hal ini membuat Willy merasa sedikit lega, karena Kania mulai perhatian kepadanya. Willy tak pernah menyangka bahwa Kania sebenarnya sudah membaca pesan singkat dari Diego.

Kania berlari menuju mobil Sonya, "Soy, ban mobilnya Willy kempes. Dia nyuruh gue untuk pulang duluan. Tapi nggak mungkin gue tega ngebiarin Willy sendiri!!"

"Kita ikuti Willy. Lu tenang dulu Kan" kata Sonya.

Miko yang sedari tadi mengawasi Kania merasa ada hal yang aneh. Dia pun mengikuti Kania tanpa sepengetahuan Kania. Sesampainya di parkir mobil, ia melihat mobil Willy, akan tetapi Willy dan Kania tidak ada di tempat. Dia memeriksa mobil Willy yang ternyata ban mobilnya kempes. Tak jauh dari mobil Willy ada lipatan kertas yang membuatnya curiga. Miko mengambil kertas itu, yang ternyata adalah pesan dari Diego kepada Willy. Kertas itu jatuh dari kantong Kania. Kania sendiri tidak menyadari hal itu.

Miko terkejut membaca pesan singkat itu. Ia berlari menemui teman-temannya anggota Red Four, Begitulah dia menamai genknya. Kenapa Red Four?? RED adalah merah, warna yang melambangkan keberanian. Sedangkan FOUR artinya empat, itu karena mereka berjumlah empat orang. Genk yang beranggotakan Miko, Revan, Satria dan Sendy adalah genk yang cukup populer di sekolah. Mereka terkenal karena parasnya, prestasinya dan kekayaannya, bahkan juga keberaniannya. Bukan karena genk tersebut di takuti karena tindakan-tindakan yang anarkis. Berbeda sekali dengan genk yang dipimpin oleh Diego, yang ditakuti banyak orang.

Setelah mencari-cari temanya, akhirnya Miko menemukan mereka masih duduk-duduk santai di kantin.

"Gawat, gawat!!!" ucap Miko terengah-engah karena berlarian.

"Lu kenapa Mik??"

"Ada apa Mik??"

"Diego ngajakin Willy ketemuan di gang Flamboyan!!!" papar Miko sembari menyodorkan kertas yang ia temukan.

"Terus lu minta kita-kita buat bantuin Willy??" tanya Revan.

"Masalahnya Kania ada sama Willy!!" terang Miko.

"Apa?? Kania??" tanya Revan kaget.

"Iya. Tadinya gue mau nganter Kania pulang. Tapi dia nggak mau, dia bilang ada urusan. Dia lebih milih pulang sama Willy. Tapi setelah gue periksa di parkiran, mobil Willy kosong, Kania juga nggak ada!!!" ungkap Miko penug kekhawatiran.

"Waktunya kita beraksi gaes...!!!" kata Satria.

"Bener juga lu Sat, udah lama gue nggak berantem. Kangen juga rasanya nonjok orang!!!" sahut Sendy.

"Come on, let's go. Pake mobil gue aja!!!" kata Revan menambahkan.