webnovel

Pelangi Sebelum Hujan

"Kania, dengarkan aku!! kalaupun kita tidak bisa bersatu di dunia, aku akan menunggumu di surga!!" Kania Wijaya. Gadis cantik pecinta pelangi, putri dari konglomerat ternama Surya Wijaya. Menjalani kehidupan yang mewah. Begitu juga dengan kedua sahabatnya Sonya dan Tania. Ketiga gadis cantik ini terlahir untuk menjadi pewaris perusahaan terkenal. Persahabatan mereka begitu kuat, tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka. Akan tetapi roda berputar begitu cepat. Kania harus kehilangan semuanya. Keluarga, sahabat, hartanya, bahkan seseorang yang sangat dia cintai, yaitu Miko. Jeremico Leven, seorang pria berdarah Belanda, yang menjadi kapten basket di sekolah. Namun ketulusan cinta dari seseorang yang selama ini tak pernah ia anggap dan ia benci, William Agler menyelamatkan semuanya. Begitu banyak rintangan dan cobaan menerpanya. Akankah Kania bisa melewati perjalanan hidupnya?? Simak terus kisahnya di Pelangi Sebelum Hujan.

Rieshika · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
396 Chs

15. Surprise Dari Miko

Willy masih saja terdiam dalam lamunannya. Ia lebih suka menikmati keindahan malam di teras depan kamarnya, yang berada di lantai dua. Tubuhnya mendekap sebuah gitar kesayangannya, gitar itu adalah hadiah terakhir peninggalan mendiang ayahnya. Sesekali matanya menatap ke arah langit luas. Tampak beberapa kerlip bintang yang selalu setia menemani bulan.

'Kania, ibarat sebuah ungkapan, kamu adalah bulan, dan aku bintangnya. Bintang akan selalu setia menjaga bulan dalam keadaan apapun. Kalaupun itu mendung. Pasti masih ada beberapa kerlip bintang disana yang selalu menemani.' Angan Willy masih terus melayang-layang entah kemana.

Tiba-tiba jarinya seperti terpanggil untuk memetik sebuah senar pada gitarnya. Ia pun mulai menyanyikan sebuah lagu.

....Ku ingin engkau menjadi milikku, aku akan mencintaimu, menjagamu, selama hidupmu dan aku kan berjanji hanya kaulah yang ku sayangi. Ku akan setia disini menemani....

Dengan lihai Willy memainkan gitar itu, suaranya yang merdu membuat siapa yang mendengarnya pasti akan meleleh. Wildan yang sengaja mencari keberadaan adiknya melihat kamar adiknya kosong, hanya ada foto Kania dan Wildan yang terpampang di dindingnya. Foto itu diambil saat ulang tahun Kania yang ke 10tahun. Saat itu semua orang diundang untuk hadir di pesta mewah Kania, putri dari Surya Wijaya. Wildan dan Willy pun juga hadir, karena ayahnya masih bekerja dengan Pak Wijaya. Foto itu adalah kali pertama Willy mengenal Kania, dan saat itu juga terbesit dalam benaknya, bahwa Kania adalah orang pertama dan terakhir yang akan ia cintai. Meski apapun yang akan terjadi nanti.

"Willy!!"

Willy menghentikan alunan gitarnya saat Wildan hadir di mendatanginya.

"Kakak??"

"Sampai kapan kamu akan begini terus? Ingat Willy, kita bukan siapa-siapa. Kita hanya ajudan keluarga Surya Wijaya. Sebaiknya hilangkan keinginanmu untuk memiliki Kania. Semua akan sia-sia" Papar Wildan panjang lebar.

"Aku tidak memaksakan kehendakku untuk memilikinya Kak. Aku hanya mencintainya. Itu saja" kata Willy menjelaskan.

"Sampai kapan??," tanya Wildan.

"Sampai nafasku terhenti!!" ungkap Willy.

Wildan hanya menggelengkan kepalanya saat mendengarkan pernyataan adiknya itu. Baru kali ini dia melihat seseorang mencintai dengan tulus tanpa mengharapkan balasan. Ia tidak menyangka adiknya yang pendiam itu bisa jatuh cinta sedalam ini.

Padahal sudah banyak wanita yang hadir dan ingin menyentuh hati Willy, tapi semua terabaikan. Seperti Sintya tetangga dan juga teman Willy dari kecil. Ia selalu datang kerumah Willy setiap hari. Membantu ibunya memasak dan menyiapkan beberapa hidangan makan malam. Atau bahkan membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Bahkan ia sudah siap, jika suatu hari nanti akan dijadikan menantu. Tapi tetap saja Willy tidak peduli.

"Makan malam sudah siap!!" Panggil Sintya kepada Willy dan Wildan untuk makan malam.

"Will, ayok kita makan dulu!!," ajak wildan.

Willy hanya menganggukkan kepalanya, menaruh gitarnya di kursi yang ia tempati dan segera turun untuk makan malam.

Beberapa masakan sudah tersaji di meja makan. Masakan Sintya sangatlah lezat. Itu karena setiap hari Sintya belajar memasak dari ibu Arini, ibunya Wildan dan Willy. Keinginannya untuk meluluhkan hati Willy begitu kuat, meskipun Sampai saat ini Willy belum juga mau membuka hatinya untuk Sintya, ia hanya menganggap Sintya adalah teman masa kecilnya.

"Waao... Ini lezat sekali" puji Wildan saat melihat aneka hidangan yang tersaji di meja makan.

"Ayo kalian cepat makan yang banyak. Kalian pasti lelah kan sudah beraktivitas seharian" kata bu Arini dengan lembut.

"Ayo Sintya, kamu juga ikut makan ya!!" ajak bu Arini.

Sintya mengangguk sembari tersenyum, ia mengambilkan beberapa sendok nasi ke piring Wildan. Ia juga akan mengambilkan nasi ke piring Willy, tapi Willy menolaknya.

"Aku bisa sendiri!!!" jawab Willy dengan ketus. Sintya pun mengurungkan niatnya untuk mengambilkan nasi untuk Willy.

"Sini biar ibu saja yang ambilkan!!" kata bu Arini sembari mengambil beberapa sendok nasi ke piring Willy.

...

Hari ini Miko bermaksud untuk mengantar Kania pulang. Ancaman Diego membuat Miko takut akan terjadi hal-hal yang membahayakan Kania. Kania pun mengiyakan, meskipun ada sedikit kendala karena Willy sempat melarang Kania untuk pulang bersama Miko. Willy merasa Kania adalah tanggung jawabnya, karena Delon sudah mempercayakan Willy untuk menjaga Kania.

"Kania, kita makan dulu yuk, aku laper!!" ajak Miko.

"Boleh juga!!" jawab Kania sembari tersenyum.

Miko membelokkan mobilnya ke sebuah restoran yang cukup terkenal, ia bermaksud untuk mengajak Kania makan siang. Setelah turun dari mobil mereka beranjak masuk ke restoran tersebut. Restoran ini memiliki view yang menarik, sebagian terletak outdoor. Tempatnya yang berada di pinggiran tebing pegunungan membuat pengunjung bisa menikmati keindahan alam yang sejuk. Beberapa pohon Pinus tinggi menjulang menambah poin keindahan alam ini.

Awalnya Kania sempat heran karena tidak ada satupun pengunjung di tempat ini, karena biasanya restoran ini begitu ramai, apalagi jika menginginkan berada di outdoor, mereka rela membayar dua kali lipat untuk itu, seperti halnya ruangan VIP.

Willy diam-diam mengikuti Kania dan Miko. Meskipun resiko yang ia dapatkan adalah sakit hati dan cemburu, ia rela menerima semua itu. Karena ia tidak akan tenang jika belum melihat Kania sampai dirumahnya dengan selamat.

Beberapa hidangan sudah tersaji di meja, tapi kali ini tampak beda. Meja dan kursi itu terhias sangat indah dengan balutan kain-kain berwarna pink. Beberapa tangkai bunga mawar juga tertata rapi di vas meja. Kania begitu terkesima melihat semua ini.

"Surprise!!!" kata Miko kepada Kania sembari membetangkan tangannya.

Kania merasa terharu melihat kejutan dari Miko.

"Kamu yang buat semua ini???" tanya Kania.

"Aku sengaja menyewa tempat ini untuk membuat kejutan untukmu!!!" Kata Miko.

"Ayo duduk,!!" Miko menarik sebuah kursi untuk Kania.

Kania pun segera duduk sambil menikmati keindahan alam yang tersaji. Tak lama kemudian datang seseorang membawa sebuah biola. Ia memainkan sebuah musik klasik. Hal ini membuat Kania merasa sangat bahagia.

Willy bermaksud akan masuk ke restoran. Tapi ia di hadang oleh beberapa security, karena tempat ini sudah di sewa oleh Miko. Setelah beberapa menit sempat cekcok, akhirnya Willy mengeluarkan sebuah id card, disitu di terangkan bahwa Willy adalah pengawal dari Wijaya Groub. Akhirnya Willy di perbolehkan masuk.

"Miko, untuk apa kamu membuat semua ini??" tanya Kania penasaran.

Miko memegang tangan Kania dan menggenggam jemarinya.

"Karena kamu telah menyentuh hatiku. Kamu adalah wanita pertama yang membuatku jatuh cinta, dan aku berharap kamu juga yang terakhir!!" ungkap Miko.

Mata Miko menatap Kania tajam, terlihat sebuah ketulusan dari bola matanya. Miko meraih sesuatu dari kantong jaketnya. Ternyata sebuah kalung yang indah. Kalung itu berbandul bentuk love, ada inisial bertuliskan 'J&k'.