Enjoy Reading.
***
"Masss, kamu mau ngapain?" Zahra beringsut mundur ketika melihat Jovan membuka bajunya.
Jovan tidak menjawab. Malah langsung melepas celana jeansnya.
"Astagfirullahhaladzim, Astagfirullahhaladzim, Astagfirullahaladzim." Zahra langsung menutup wajahnya ngeri saat Jovan hampir melepas celana boxernya. Zahra belum siap lahir batin.
Jovan membuka tangan Zahra yang menutupi wajahnya. "Kenapa malu? Sebentar lagi kamu bakalan lihat semuanya." Jovan malah menggodanya.
Zahra semakin menelan ludah dengan susah payah. "Mas Jovan. Bisa nggak kita nglakuin itunya besok saja."
"Boleh, tapi jangan lupa laknat dari Malaikat ya." Zahra kicep seketika.
Jovan mendekatkan tubuhnya ke arah Zahra. Mengelus pipinya yang mulai terlihat memerah karena malu. Lalu mencium dahinya lembut.
Zahra meremas seprai di bawahnya. Jantungnya dag dig dug tak karuan.
Jovan mengelus lengan Zahra agar lebih rileks. Mendorong tubuhnya pelan agar terlentang dan langsung menjulang di atasnya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com