webnovel

Old Love

Hyun Soo pada Kyung Ji "Jika aku bisa bertemu denganmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang telah terjadi padamu waktu itu. Aku akan membuatmu tersenyum seperti saat aku tidak bisa melihat senyummu." Kyung Ji pada Hyun Soo "Aku menyukaimu, aku akan selalu memilihmu. Jika keadaan berjalan sesuai yang kuinginkan, aku tidak akan memilih untuk menguburmu dalam - dalam dari ingatanku."

Tarin_Swan · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
47 Chs

CHAPTER 40 KEPUTUSAN

Aku tidak bisa menghitung sudah berapa siang dan malam yang ku lalui di dalam kamar. Meski terdengar suara pintu kamarku yang terbuka pelan, tidak ada reaksi yang ku tunjukkan, aku bahkan tidak melihat siapa yang datang ke kamarku. Aku mendengarkan langkahnya yang pelan dan tak lama aku merasakan kehadiran seseorang di belakangku, tangannya merangkul bahuku lembut dan menarikku kedalam pelukannya. Aku terus menatap kosong entah kemana, namun hanya dengan menghirup aroma tubuhnya aku sudah mengetahui siapa yang memelukku kali ini. Aku menghembuskan nafas besar lalu memejamkan mataku, aku pun menyerah dengan sikapnya padaku

"wae?" tanyaku pelan,

tangannya menepuk - nepuk pelan bahuku "kau masih hidup rupanya" sahut Yoo Ki oppa datar.

Ia melepaskan pelukannya pelan dan meraup pipiku menghadapkan pandanganku pada wajahnya "Kyung Ji -yah.." panggilnya. Aku menghembuskan nafas kecil

"wae?" gumamku datar

"kau tetap dirimu, apa yang kau pikirkan?" sahutnya berusha membuatku kembali hidup.

Aku menggerakkan tanganku menarik tangan Yoo Ki oppa melepaskan pipiku lalu kembali membelakanginya, aku memeluk kakiku erat membenamkan wajahku ke balik lututku. Yoo Ki oppa menghembuskan nafas besar dari mulutnya tertekan dengan sikap diamku

"Kyung Ji -yah, aku tidak tahu ada apa denganmu kali ini, jadi katakan sesuatu, jika kau tidak mengatakan apapun bagaimana aku bisa melakukan seuastu untukmu" keluhnya.

Aku mendengar semua itu, namun reaksiku tetap saja sama, aku tetap diam dan sibuk pada perasaanku sendiri. Yoo Ki oppa menggaruk belakang kepalanya kesal melihat sikapku ini, ia menghembuskan nafas besar sejenak lalu kembali berusaha membuatku berbicara padanya

"Eun Kyung Ji, dengar, aku benar - benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan untukmu, mungkin kau berharap aku membiarkanmu seperti ini, tapi aku tidak akan membiarkanmu seperti ini, jika kau tidak percaya pada orang lain baiklah, tapi aku mohon padamu percayalah padaku" mintanya kali ini terdengar putus asa.

Aku melirik kecil kebelakang terdorong oleh kata - kata Yoo Ki oppa barusan, aku semakin membenamkan wajahku ke sela kakiku "aku sangat menyukainya, karena perasaanku ini.. aku tidak terima setelah mengatahui apa yang terjadi selama ini" bukaku. Aku mendengar suara hembusan nafas berat dari belakangku, aku menegakkan kepalaku dan membalikkan badanku perlahan menatap Yoo Ki oppa yang tampak kaget melihatku membalikkan badan menatapnya. Yoo Ki oppa membenarkan posisi duduknya semakin menghadap lurus ke arahku

"apa kau menyesalinya?" tanyanya langsung.

Mataku melebar mendengar pertanyaan Yoo Ki oppa itu, aku terus terdiam menatapnya dengan mata melebar dan ekspresi bingung. Yoo Ki oppa berdeham kecil sambil mengulurkan kedua tangannya menepuk kecil bahuku "kau bertemu dengannya sekali lagi, kau juga menyukainya sekali lagi, kau menghadapi permasalahan yang sama sekali lagi, apa kau menyesali semua yang telah kau jalani kali ini?" tanyanya yakin sekali lagi. Aku kembali melihat ke dalam diriku, apa yang sebenarnya kurasakan saat ini? Apa itu penyesalan seperti yang Yoo Ki oppa katakan? Kebencian? Atau mungkin ketakutan? Namun aku sendiri masih tidak bisa memastikan perasaan apa ini. Sorot mataku meredup dan aku menundukkan kepalaku perlahan, Yoo Ki oppa menahan daguku dan kembali menaikkan kepalaku. Ia menatapku tajam dan membuka mulutnya

"kau harus menghadapinya dengan kepala tegak Kyung Ji -ah, jika kali ini kau menghadapinya dengan kepala tertunduk lagi akhir yang kau temui tidak akan berubah, kau tidak akan bisa bahagia" sahutnya tegas.

Setelah mengatakan hal gagah itu, Yoo Ki oppa menepuk kecil pundakku lalu pergi meninggalkan kamarku santai. Mataku terus mengikuti Yoo Ki oppa sampai ia menghilang di balik pintu yang tertutup rapat, kata - kata itu seakan merasuki otakku dan menusuk hatiku tajam "akhir yang ku temui dapat berubah.." ucapku pelan.

000

Aku keluar dari kamarku dengan pakaian santai dan jaket hijau menutupi tubuhku, aku langsung berajalan cepat menuju pintu depan dan meninggalkan rumah dalam sekejap. Aku menarik nafas dalam merasakan udara dingin malam memenuhi paru - paruku yang terasa kering, kakiku terus melangkah membawaku entah kemana. Langkahku akhirnya terhenti di depan taman bermain tempat ku pertama kali bertemu Hyun Soo, aku terdiam menatap ayunan tempat kami duduk hari itu, aku menutup mataku lalu menghembuskan nafas besar sejenak. Aku memaksakan kakiku untuk kembali melangkah dan menjauh meninggalkan taman itu, nafasku terus berhembus panjang dan otakku yang awalnya lebih tenang kembali terserang oleh permasalahan yang sedang membelengguku. Aku terus berjalan entah berapa lamanya dan akhirnya aku memutuskan utuk kembali ke rumah, aku tidak memiliki tujuan jelas kemana aku akan berjalan dan aku juga sudah mulai merasa lelah. Aku terus melangkah pelan sampai aku kembali ke depan taman bermain yang ku lewati beberapa menit yang lalu. Langkahku kembali terhenti dan mataku melebar saat bertemu dengan mata seorang pria yang tentunya sangat ku kenal. Aku langsung membalikkan badanku hendak melarikan diri, namun pria itu menahanku

"Kyung Ji -ah" panggilnya cepat,

aku terdiam memunggunginya dengan tangan terkepal erat di dalam kantong jaketku. Aku memutar mataku ke sekeliling canggung, aku pun akhirnya menutup mataku rapat memutuskan untuk melangkahkan kakiku 'entahlah..' kataku dalam hati. Aku kembali mengambil langkah berat namun suara itu kembali menahan langkahku

"Eun Kyung Ji" panggil suara itu lagi.

Langkahku kembali terhenti dan tubuhku semakin terasa tegang, aku terdiam tegak mematung di tempatku menutup mulutku rapat - rapat. Pria yang sejak tadi menahanku itu adalah Hyun Soo, ini adalah pertemuan pertama kami setelah hari itu dan pertemuan ini sangat canggung, bahkan tidak ku harapkan sama sekali. Aku menghembuskan nafas kecil menguatkan diriku sejenak lalu membalikkan badanku menatap Hyun Soo canggung. Dia terlihat, kacau, sangat kacau. Aku menundukkan kepalaku sejenak mengulangi perkataan Yoo Ki oppa tadi 'hadapi dengan kepala tegak' ulangku dalam hati yakin. Setelah hatiku merasa cukup kuat, aku menghela nafas panjang, mengangkat kepalaku menatap Hyun Soo lurus - lurus. Aku melangkahkan kakiku maju mendekati ayunan lalu duduk memunggunginya, aku terus duduk diam menunnggunya tanpa mengatakan sesuatu. Tak lama, aku mendengarkan suara langkah kecil di ikuti kehadiran seseorang di sampingku, Hyun Soo duduk di ayunan kosong membelakangiku lalu berdeham kecil. Hyun Soo melirik kecil ke arahku

"gwaenchanha?" tanyanya canggung

"hmm.." gumamku sambil mengangguk kecil.

Keheningan mencekam kembali menyerang kami, aku mengigit bibir bawahku ragu lalu menoleh kecil mencuri pandang menatap Hyun Soo. Merasakan tatapanku Hyun Soo menoleh cepat, membuatku langsung memalingkan pandanganku darinya, menundukkan kepalaku dalam. Jika boleh jujur, aku tidak suka dengan suasana aneh ini. Hyun Soo tetap menatapku lurus

"apa kau sudah mengingat semuanya?" tanyanya hati - hati.

Aku mengangkat kepalaku dan tersenyum kecil sambil menggeleng "belum, aku tidak ingat apapun" jawabku singkat,

"tapi kau mengetahui semuanya?" tanyanya lagi.

Aku menghembuskan nafas besar lalu mengangguk kecil "mereka sudah menceritakan semuanya padaku" jelasku canggung.

Hyun Soo memalingkan wajahnya sambil mengangguk paham beberapa kali, ia pun langsung menundukkan kepalanya dalam. Ketakutan dan penyesalan tergambar jelas di wajahnya, ia mengepalkan tangannya ragu untuk menyampaikan apa yang ada di pikirannya padaku. Aku memainkan kukuku pelan dan memberanikan diriku menyampaikan isi pikiranku duluan

"apa kau mengetahuinya? Semua.. tentangku.."

Hyun Soo menggeleng beberapa kali "awalnya tidak, karena yang ku tahu kau meninggalkanku selamanya" jawabnya.

Aku tersadar akan ceritanya tentang wanita yang di sukainya itu, entah mengapa hatiku mulai merasa sedikit lebih baik, hatiku seperti mengatakan 'kenyataan bahwa aku hidup akan menjadi penghiburan untuknya' itu membuatku sedikit lebih tenang. Namun perasaan itu hanya tumbuh sesaat, kenyataan kembali membangunkanku akan perpisahan yang telah kami lalui 3 tahun yang lalu. Hyun Soo kembali menatapku lurus - lurus

"apa kau menyesalinya? Mengetahui semuanya, bertemu denganku, bahkan kembali menyukainku, apa kau menyesali semua ini?" tanyanya terang - terangan.

Aku langsung menoleh cepat menatap Hyun Soo dan kembali terdiam, aku mengalihkan mataku darinya "hmm.." gumamku singkat, aku menghembuskan nafas kecil "aku menyesalinya, semuanya.. bertemu denganmu, menyukaimu, bahagia bersamamu, aku menyesali semua itu" jawabku dingin. Mataku meredup seketika menyadari apa yang barusan ku katakan pada Hyun Soo, aku mengepalkan tanganku dengan bibir bergetar, mataku berkedip beberpa kali dan aku berdiri memilih lari darinya. Aku selalu merasa aku bisa menghadapinya, aku bisa merubahnya, namun kata - kata itu tidak dapat mengalahkan ketakutan dalam hatiku. Ketakutan besar yang ku sembunyikan dalam - dalam, ketakutan akan mengingat rasa sakit atas kehilangannya.

Hyun Soo mengulurkan tangannya cepat menahan tanganku erat, aku memaksakan diriku menggerakkan tanganku melepaskan genggamannya kuat lalu kembali berjalan meninggalkan taman bermain itu. Air mata perlahan membasahi pipiku, isakkan kecil mulai terdengar dari mulutku. Tetesan air mata jatuh satu - persatu, semakin deras, seiring rasa sakit di hatiku yang semakin menyakitkan. Tangisku pecah mengiringi langkahku yang semkain menjauh dari Hyun Soo yang masih duduk mematung di ayunan taman bermain. Tangan Hyun Soo mengepal keras tidak percaya akan pilihan yang ku ambil, nafas panjang terhembus keras dari mulutnya dan raut wajah penuh kesedihan, penyesalan, dan kemarahan terlihat menggambarkan perasaannya yang sangat kacau atas pilihanku itu. Pada akhirnya, aku kembali merasakan perasaan sakit yang ku lupakan dulu, kami menemui akhir yang kami takuti dalam hati kami, akhir yang sama seperti 3 tahun lalu. Penuh dengan air mata, rasa sakit, dan kerinduan yang mendalam akan terus mengiringi langkah kami. Aku kembali kehilangannya, cinta yang ku tunggu sekian lama meskipun aku tidak mengingatnya selama ini, aku tetap menunggunya. Namun, akhir yang kami temui kali ini bahkan lebih menyakitkan dari akhir yang kami temui saat itu.

***