webnovel

Old Love

Hyun Soo pada Kyung Ji "Jika aku bisa bertemu denganmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang telah terjadi padamu waktu itu. Aku akan membuatmu tersenyum seperti saat aku tidak bisa melihat senyummu." Kyung Ji pada Hyun Soo "Aku menyukaimu, aku akan selalu memilihmu. Jika keadaan berjalan sesuai yang kuinginkan, aku tidak akan memilih untuk menguburmu dalam - dalam dari ingatanku."

Tarin_Swan · Teen
Not enough ratings
47 Chs

CHAPTER 39 RUMIT

Pandanganku dan Hyun Soo bertemu seketika saat aku menoleh ke arahnya. Hyun Soo hendak menggerakkan kakinya mendekat ke arahku, namun langkahnya itu terhenti begitu saja. Ia mengepalkan tangannya sambil menatapku lurus - lurus, namun ia terus diam mematung di tempatnya. Kami hanya terus diam saling menatap lurus, 'apa kau baik - baik saja?' tanyaku dalam hati, 'apa kau juga mengetahui semua ini?' tanyaku lagi. Hyun Soo trus diam menatapku lurus, ia mengepalkan tanggannya kuat 'apa kau baik - baik saja?' tanyanya dalam hati, 'apa kau akan membenciku setelah mengethui semua ini?' tanyanya lagi.

Appa mengambil langkah yakin melewatiku dan berdiri tegap di antara Gyu Na ahjumma dan eomma yang saling menatap serius, appa mencengkram lengan Gyu Na ahjumma keras

"geumanhae.." sahut appa dingin.

Mata keduanya langsung melebar dalam hitungan detik melihat kedatangan appa yang tiba - tiba itu. Appa menyerongkan tubuhnya membuat eomma dan Gyu Na ahjumma langsung menatapku dan Hyun Soo lurus yang sedang saling menatap diam. Mata eomma semakin melebar melihatku berdiri tegap dan sehat di hadapannya, eomma menutup mulutnya kaget sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya. Tubuhnya bergetar hebat dan air mata mulai membasahi pipinya. Aku mengalihkan pandanganku dari Hyun Soo, membuat mataku dan mata eomma langsung bertemu dalam hitungan detik. Mataku melebar melihat sosok wanita yang duduk lemah di kursi roda sedang menatapku dengan air mata membasahi pipinya, aku berjalan mendekatinya dengan pikiran kacau 'kenapa kau meninggalkanku dan malah duduk lemah di kursi roda seperti ini? Kau seharusnya bahagia dengan orang lain, kenapa kau berbohong padaku?' pikiran - pikiran itu terus terulang di kepalaku.

Langkahku terhenti dan seluruh tubuhku bergetar hebat melihat wanita itu dari jarak dekat, ia terlihat berusaha menyembunyikan bekas luka bakar mengerikan terlihat di beberapa bagian tubuhnya, aku membuka mulutku hampa tercengang melihat semua itu

"eo.. eomma..?" panggilku bingung.

Mataku beralih pada appa dan Gyu Na ahjumma yang menatapku diam, appa terlihat memasang wajah bersalah, sedangkan Gyu Na ahjumma membuka mulutnya kaget tidak menyangka akan kehadiranku disini. Appa menundukkan kepalanya dalam "mianhae, Kyung Ji -ah.." ucapnya menyesal. Aku yang masih tidak mengerti apa yang terjadi sekarang menghembuskan nafas besar beberapa kali sambil memutar mataku yang berkaca - kaca berusaha memahami apa yang terjadi, namun aku tetap saja tidak dapat mengerti. Kedatangan Yoo Ki oppa, eomma, dan appa yang tiba - tiba semakin membuat perasaanku bercampur aduk, aku akhirnya menyadari mereka mengetahui semua ini tapi mereka menyembunyikannya dariku. Mereka tersenyum padaku seakan - akan tidak ada yang terjadi, dan tidak ada yang mereka rahasiakan dariku.

000

Kami berkumpul dalam satu kamar kecil yang hanya terdapat satu tempat tidur, lemari dan meja kecil di dalamnya. Aku duduk terdiam dengan tatapan kosong setelah mendengar semua rahasia yang mereka sembunyikan langsung dari mulut appa. Hatiku terus teriris mendengar setiap cerita, denyut jantungku terasa melemah mengetahui semuanya, aku tidak sanggup melanjutkan hidupku seakan tidak terjadi apa - apa setelah mendengetahui semua ini. Apa yang akan terjadi dengan eomma? Apa eomma dan appa akan kembali bersama? Apa tidak ada perasaan bersalah di hati Gyu Na ahjumma setelah melakukan semua ini? Apa Yoo Ki oppa, samchon, dan gomo menerimaku karena merasa kasihan padaku? Apa Hyun Soo akan baik - baik saja? Apa kami masih bisa bersama? Namun tidak ada satu pun jawaban yang ku temukan atas semua pertanyaan itu.

Hyun Soo berjalan manerik tangannya perlahan dari daun pintu yang sejak tadi di pegangnya, ia melangkah mundur beberapa langkah lalu berlari meninggalkan pintu kamar eomma cepat. Hyun Soo terus berlari sambil menoleh ke sekeliling mencari seseorang, gerakkannya melambat melihat sosok wanita berambut sebahu mengenakan jaket panjang berwarna hitam dan sepatu hak tinggi. Hyun Soo kembali berlari mendapati wanita itu

"tunggu, ada hal yang ingin aku bicarakan" tahannya.

Gyu Na ahjumma membalikkan badannya pelan dan menatap Hyun Soo angkuh, ia melipat tangannya di depan dada menunggu Hyun Soo menyampaikan isi pikirannya

"bagaimana kau bisa menyembunyikan semua ini?"

Senyum kecil tersungging di ujung bibir Gyu Na ahjumma, ia maju selangkah mendekati Hyun Soo dengan tatapan licik lalu membuka mulutnya

"aku tidak pernah menyembunyikannya, putraku" sahutnya santai.

Gyu Na ahjumma mencondongkan tubuhnya mendekatkan bibirnya pada telinga Hyun Soo, lalu melemparkan bom tak terduga pada Hyun Soo "ada langit indah yang melindungiku dan rahasiaku" bisiknya tenang. Mata Hyun Soo melebar kaget mendengar jawaban ibunya itu, ia paham benar apa yang di maksud ibunya dengan 'langit indah' itu, seketika itu juga rasa terkhianati dan kemarahan pun memenuhi hati Hyun Soo.

000

Bae daepyonim mengerutkan dahinya bingung mendengar kerusuhan dan teriakan kesal samar - samar dari luar ruangan kerjanya, ia mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang di bacanya, mendengar pintu ruangannya terbuka kasar. Hyun Soo masuk dengan kemarahan besar dan langkah kasar, ia memberontak kesal berusaha melepaskan diri dari hadangan bodyguard ayahnya dan sekertaris Min. Bae daepyonim mengangkat tangannya sambil mengangguk kecil menghentikan gerakan bodyguardnya, Hyun Soo menarik tangannya kesal melepaskan diri sambil melirik sinis bodyguard itu. Setelah pintu tertutup rapat, Bae daepyonim memutar matanya tajam pada Hyun Soo

"ada apa?" tanyanya langsung

"apa benar appa menutup kasus tabrak lari yang eomma lakukan pada Kyung Ji 3 tahun yang lalu?" timpal Hyun Soo bertanya.

Bae daepyonim meletakkan bolpoinnya dan menutup dokumen yang di bacanya tenang, ia menyandarkan tubuhnya santai kembali menatap Hyun Soo lurus - lurus

"benar, aku melakukannya" jawabnya tegas.

Nafas tidak percaya keluar dari mulut Hyun Soo, ia tertawa pahit mendegar pengakuan itu langsung dari mulut ayah yang sangat ia percaya selama ini. Hyun Soo menundukkan kepalanya penuh kekecewaan "kenapa? Kenapa appa melakukannya?" tanyanya, Bae daepyonim menunduk kecil melirik pigura yang terpajang di ujung mejanya, pigura itu menunjukkan foto Gyu Na ahjumma yang mengenakan gaun pernikahan mewah dan memegang rangkaian bunga mawar putih di tangannya. Namun yang berbeda dari foto itu, Gyu Na ahjumma tidak menunjukkan sedikitpun senyum bahagia di bibirnya, ia memandang sayu keluar jendela seperti memikirkan sesuatu yang menyedihkan. Bae daepyonim mengembuskan nafas kecil lalu kembali mengarahkan pandangannya pada Hyun Soo

"karena aku sangat mencintainya" jawabnya sungguh - sungguh.

Kemarahan Hyun Soo semakin tersulut mendengar jawaban itu, tawanya pecah memenuhi ruangan itu namun tawa itu terdengar seperti tawa hampa yang sangat dipaksakan, ia mengacak - accak rambutnya kesal lalu menatap ayahnya penuh amarah

"lalu aku? Apa yang ku rasakan tidak penting bagimu? AKU DAN KYUNG JI TIDAK BAHAGIA KARENA KALIAN" teriaknya.

Bae daepyonim tetap tenang menghadapi Hyun Soo yang terlihat sangat marah padanya "itu sebabnya aku memeprtemukan kalian lagi, agar kalian bahagia" jawabnya. Hyun Soo yang tidak percaya mendengar jawaban tidak masuk akal itu kembali membuka mulutnya "bahagia? Apa aku terlihat bahagia sekarang? Apa aku terlihat tertawa bahagia sekarang?" tepisnya. Bae daepyonim hanya diam menatap Hyun Soo, ia tidak tahu apa yang terjadi kali ini, namun dalam hatinya ia telah memutuskan untuk memilih Hyun Soo kali ini. Hyun Soo menghembuskan nafas dalam melihat ayahnya terus diam membisu, ia membalikkan badan dengan wajah kecewa lalu meninggalkan ruangan ayahnya begitu saja.

Setelah Hyun Soo meninggalkan ruangannya, Bae daepyonim mengangkat telfon di ujung mejanya menekan salah satu tombol. Setelah menunggu sejenak, ia membuka mulutnya "cari tahu apa yang terjadi" perintahnya cepat, Bae daepyonim tampak ragu sejenak lalu kembali membuka mulutnya "cari tahu apa yang terjadi pada Gyu Na juga" perintahnya lagi. Setelah mendengar jawaban dari seberang telfon Bae daepyonim meletakkan telfon kembali, lalu menghembuskan nafas besar sambil menghembuskan nafas berat dari mulutnya. Matanya kembali tertuju pada wajah Gyu Na ahjumma yang terpajang di balik kaca pigura, ia meraih pigura itu pelan dengan sebelah tangannya. Matanya memandang kosong pigura itu sejenak, lalu mengusap pigura itu lembut. Bae dapeyonim membuka laci terakhir meja kerjanya dan memasukkan pigura itu ke dalam laci, matanya menatap kosong pigura yang tergetak di dalam laci sampai tangannya menutup laci itu dengan sempurna. Tak lama, terdengar ketukan kecil dari pintu ruangannya, Bae daepyonim mengalihkan pandangannya dari arah laci menuju arah pintu dan memberikan izin masuk. Sekertaris Min mundul dari balik pintu dan masuk sopan menghadap Bae daepyonim, ia menunduk kecil sejenak lalu mulai menyampaikan maksud kedatangannya

"nyonya Gong telah membocorkan rahasia ini pada semua orang, temasuk pada tuan Hyun Soo" buka sekertaris Min langsung. Kening Bae daepyonim mengerut kecil menengar kejadian ini, ia melipat tangannya di atas meja lalu menatap sekertaris Min serius "lanjutkan" perintahnya, "nyoya Gong menemui nyonya Chae hari ini, mereka melakukan pembicaraan serius dan akhirnya nyonya Gong menceritakan semuanya" lanjut sekertaris Min.

Kerutan semakin dalam menghiasi kening Bae daepyonim, ia merasa ada yang aneh dari kejadian ini "bagaimana Hyun Soo bisa mengetahuinya?" tanyanya menyelidiki.

Sekertaris Min maju menyodorkan map hitam pada Bae daepyonim lalu kembali mundur, Bae daepyonim membukan map itu dan membaca biodata yang terdapat di dalamnya. Setelah melihat Bae daepyonim membuka map itu, sekertaris Min langsung membuka mulutnya

"Eun Ji Yeol, pria ini adalah ayah kandung nona Kyung Ji, kemarin tuan Hyun Soo dan semua timya pergi ke Busan untuk jadwal pemotretan dan syuting iklan. Hubungan nona Kyung Ji dan ayahnya tidak baik setelah ayahnya menikah dengan nyonya Gong, setelah sekian lama nona Kyung Ji akhirnya mau berbicara dengan ayah kandungnya. Mereka janji untuk makan bersama dan tuan Hyun Soo meminta pada nona Kyung Ji agar memperbolehkannya ikut bertemu dengan ayahnya, namun yang terjadi malah mereka bertemu dengan nyonya Gong juga, setelah itu mereka bertengkar hebat hingga berakhir dengan kejadian hari ini" jelas sekertaris Min rinci.

Bae daepyonim mengangguk paham mendengarkan cerita sekertaris Min barusan, ia melipat tangannya di depan dagu sambil berfikir keras. Sekertaris Min kembali maju mendekat ke meja Bae daaepyonim lalu membalik kertas yang terdapat di dalam map hitam itu, lalu kembali mundur sopan. Mata Bae daepyonim langsung terarah pada selembar foto di atas mejanya

"Gereja?" tanya Bae daepyonim bingung,

"saya masih belum mengetahui bagaimana nona Kyung Ji dan tuan Hyun Soo bisa bertemu kembali di Gereja ini, namun di Gereja ini mereka mendengar semuanya dari mulut nyonya Gong langusng saat nyonya Gong sedang berbicara pada nyonya Chae" jelasnya.

Bae daepyonim mengangguk kecil lalu menghela nafas pendek sejenak. Ia menutup map hitam di hadapnnya cepat "baiklah, terima kasih" sahutnya singkat lalu memberikan map itu kembali pada seketraris Min.

000

Seo Rin duduk memangku kakinya santai sibuk memainkan ponselnya, sesekali ia mengulurkan tangannya meraih gelas kopi di hadapannya. Tiba - tiba seorang pria dengan kemeja biru serta jeans hitam datang dari belakangnya, dan langsung duduk di hadapnnya

"mianhae Seo Rin -ssi, kau sangat lama menunggu kan?" sahut pria itu,

Seo Rin menggeleng cepat dengan senyum kecil di bibirnya "tidak.. tidak.. aku tidak menunggu lama, tenang saja" tepisnya santai.

Yoo Ki oppa pergi memesan minuman sembentar lalu kembali duduk santai di hadapan Seo Rin. Mereka hanya diam menyesap kopi mereka masing - masing, sampai Seo Rin membuka mulutnya terlebih dahulu

"apa Kyung Ji baik - baik saja?"

Yoo Ki oppa memiringkan kepalanya bingung mengingat kondisiku "entahlah, dia hidup tapi seperti orang mati" jawabnya ragu. Seo Rin hanya bisa menghembuskan nafas besar mendengar jawaban Yoo Ki oppa yang menandakan kondisiku sangat buruk. Ini sudah hari ke 4 setelah Yoo Ki oppa membawaku kembali ke Seoul, awalnya mereka ingin meninggalkanku bersama eomma di Gereja, namun karena luka di hatiku yang sangat dalam, aku tidak mengatakan apapun dan aku terus menatap eomma seperti orang asing. Setelah mereka membawaku kembali ke Seoul, perasaanku semakin aneh, tatapanku kosong, aku hanya duduk melamun di ujung tempat tidur, aku tidak melihat ponsel ataupun menemui orang lain, aku terus menghabiskan hariku diam di dalam kamar. Aku menyetujui kata - kata Yoo Ki oppa yang mengatakan aku seperti orang mati, karena hatiku merasa telah benar - benar mati sekarang.

Yoo Ki oppa menatap Seo Rin yang tampak khawatir mendengar kabar tentangku, ia meraih tangan Seo Rin pelan dan tersenyum kecil "dia akan baik - baik saja, kau harus tetap mendukungnya" ucapnya yakin. Seo Rin tampak ikut tersenyum melihat sikap Yoo Ki oppa yang sangat lembut itu, pipinya mulai memerah dan ia mengalihkan pandangan malunya dari Yoo Ki oppa sambil perlahan menarik tangannya. Namun Yoo Ki oppa menahan tangan Seo Rin cepat

"bukankah ini saatnya kita membicarakan hubungan kita"

"hubungan.. kita?" ulang Seo Rin ragu.

Yoo Ki oppa mengulurkan tangannya yang lain dan memasangkan gelang rantai silver dengan hiasan bola kristal mengantung di sekelilingnya. Melihat gelang cantik di tangannya itu senyum bahagia Seo Rin semakin mengembang, ia membuka mulutnya kecil tersentuh melihat gelang yang sudah melingkar di lengannya. Yoo Ki oppa tersenyum kecil melihat reaksi bahagia Seo Rin, ia mencondongkan badannya mengecup pipi Seo Rin cepat, lalu menunduk malu menggaruk kecil hidungnya sambil sesekali melirik Seo Rin yang ikut menunduk malu. Yoo Ki oppa berdeham kecil

"aku tahu ini bukan kondisi yang tepat untuk menyatakan perasaan, tapi aku ingin melakukannya sekarang, johahae Seo Rin -ssi" ungkapnya langsung.

Seo Rin mengipas wajahnya pelan dengan senyum yang sangat lebar menghiasi bibirnya, ia merasa menjadi wanita paling bahagia saat itu. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja cepat lalu mengetuk seuastu sejenak, tak lama dering pendek ponsel Yoo Ki oppa terdengar. Seo Rin melirik geli Yoo Ki oppa yang mengeluarkan ponselnya santai, tawa Yoo Ki oppa pecah melihat pesan dari Seo Rin

"na.. Yoo Ki -ssi neomu joha.."

Yoo Ki oppa menatap Seo Rin dengan senyum lebar yang tak bisa ia sembunyikan, begitu juga Seo Rin yang menatap Yoo Ki oppa sambil menutupi sebagian wajahnya dengan ponsel di tangannya, namun senyum yang sama lebarnya juga terlihat jelas di wajahnya.

***