webnovel

Nightmare Cinderella

Sebagai anak pungut dari keluarga Rexton, Ellina Aracelia Azzuri tak hanya menggantikan Adik angkatnya dalam pernikahan, tapi juga di dorong hingga dasar jurang. Di hianati keluarganya sendiri hingga mati di bawah hewan peliharaan Suaminya sendiri. Dengan semua kenyataan pahit itu, suaminya sama sekali tak menatapnya hingga mati. Hingga saat matanya terbuka kembali, ia berada di waktu tujuh tahun sebelum semua kejadian itu terjadi. Dia di lahirkan kembali, untuk menebus semua kesalahan dalam hidupnya. Berharap lepas dari takdir suram dan hidup bahagia tanpa beban. "Aku harus lari sejauh mungkin darinya, karena aku tak ingin kematian yang sama." -Ellina Aracelia Azzuri- "Kau hanya akan hidup dalam genggamanku. Tak peduli apapun, meski aku harus menguncimu seperti boneka dalam kaca, merawatmu hingga tua, atau harus membalikkan seluruh dunia. Aku tak akan membiarkanmu meninggalkan aku!" -Kenzie Alexis Reegan- ©Copyright 2019 All story by = Ellina Exsli / Queenbe_exsly DON'T COPY MY STORY!!!

Ellina_Exsli · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
96 Chs

Aw balas dendam.

Part belum di revisi.

Typo Bertebaran.

Happy reading.

***

Ellina membuka matanya saat merasakan dingin di tubuhnya. Malam ini telah lewat dari tengah malam. Kegelapan dan kesunyian yang datang seakan meremas hatinya kuat. Ia berjalan ke sisi kamarnya dan menyibak tirai jendela kamarnya. Menatap kegelapan di ujung hutan pinus yang tak berujung.

Senyumnya terkembang tipis, matanya meneliti dalam meski tak dapat menemukan apapun. Di sebuah meja yang tak jauh dari tempat tidurnya, sebuah kartu hitam baru dengan garis emas empat sisi dan bunga mawar merah kecil yang tengah mekar di tengah kartu tergeletak begitu saja.

Mata Ellina menyipit saat mengingat pertemuannya dengan Kenzie. Kali ini wajahnya membeku tanpa ekspresi. Meski kemudian kedua pipinya merona merah saat mengingat lamaran itu. Namun bukan itu kemauannya. Semanis apapun permintaan lamaran itu, ia berniat tak akan menerimanya. Ia masih Ingat, karena Kenzie, dia mati secara mengenaskan tujuh tahun lalu.

Terkaitnya sebuah takdir baru yang ia bangun, membuat alam menyimpulkan takdir baru sebagai penyeimbang. Ada banyak hal yang membuat Ellina terkejut dalam kehidupan kali ini, tapi ia sadar satu hal. Bahwa inti semua dari yang akan ia terima masih akan sama. Itu kenapa ia harus melangkah hati-hati karena dalam kehidupan ini semua berubah. Ia tak mengerti, namun ia selalu percaya, bahwa orang-orang yang harus ia jauhi telah jelas. Dan siapa orang yang harus ia dekati sebagai latar belakangnya juga mulai terkumpul.

Desir angin malam menyapa tubuh langsingnya. Membuat rambut coklat panjangnya bergerak lembut. Ada kilatan berbahaya di bola matanya. Dengan dendam dan kemarahan yang mendalam. Seakan ia dapat melahap dunia dengan tatapan matanya.

"Orang asing? Benar, maka aku akan bertindak sesuai caraku," ucapnya saat mengingat pertemuannya dengan Lexsi.

Ellina bergeser ke samping, pada sebuah meja kecil dengan laptop di atasnya. Langkahnya terhenti saat ia duduk di kursi terdekat dan mulai berselancar secara online.

"Oh, beraninya kau menyewa seseorang untuk memblokir semua video itu dan melayangkan surat tak bersalah. Kita akan lihat, seberapa hebatnya kau berakting!"

Tangannya bergerak bebas di atas keyboard dengan senyum sinis. Dalam kehidupannya yang dulu, ia hanyalah bidak catur untuk Lexsi dan keluarganya demi meraih semua hal dengan briliant. Tapi dalam kehidupan ini, dunia adalah papan catur untuknya. Ia akan memastikan bahwa semua hal yang ia miliki akan kembali. Ia akan merebut semua itu dengan pasti.

"Mata untuk mata, tangan untuk tangan, dan nyawa untuk nyawa. Aku akan mengembalikan semuanya padamu tanpa kurang lengkap dengan bonus kesenangan. Ohh, betapa dunia ini kini menjadi menyenangkan."

Tangan Ellina masih bergerak bebas. Dengan cepat ia menemukan akun pribadi Lexsi dengan total penggemar lebih dari seratus juta. Senyumnya terkembang, ia dengan cepat mengirimkan sebuh virus dan membobol keamanan akunnya. Hal selanjutnya adalah akun Lexsi secara otomasis mengirimkan sebuah video tak senonoh ke seluruh para penggemarnya. Lengkap dengan akun-akun penting terkait lainnya. Setelah berhasil, ia tak dapat berhenti tertawa.

"Ini baru permulaan. Aku akan memberikanmu sebuah kejutan yang menyenangkan,"

Lalu Ellina meraih kartu hitam yang tergeletak di meja yang sama. Ia menggengam kartu itu lama. Meneliti hingga menemukan sebuah hak yang istimewa. Merasa tertarik, ia mencoba mengangkat kartu itu sejajar dengan sinar bola lampu di kamarnya. Menariknya, sebuah tulisan dengan namanya muncul secara jelas. Hal itu memperkuat bahwa Ernest benar-benar memberikan kartu yang benar-benar berbeda.

Senyumnya terkembang. Ia menurunkan kartunya dan berujar pelan. "Mari kita lihat, apa yang bisa di lakukan kartu ini pada rencanaku,"

Keesokan harinya, Lambhorgini Veneno merah itu melaju tenang di antara hiruk pikuk kota Z. Tangan mungil dari pemiliknya dengan sigap memasangkan earphone saat telepon genggamnya berdering.

"Ellina,"

Gadis itu tersenyum saat suara yang akrab terdengar. "Aku sedang melajukan mobilku."

"Aku melihat kau lagi-lagi menjadi topik hangat pagi ini. Tentu setelah topik hangat artis yang tengah naik daun mulai tercoreng namanya,"

Mendengar itu Ellina tersenyum. "Oh benarkah? Apa yang kau dengar?"

"Selain Ellina E. V. ada juga kabar 'Tunangan yang tak di inginkan Tuan Muda Reegan.'"

Wajah Ellina terlihat datar. Namun cahaya di matanya jelas menunjukkan sisi kebencian yang mendalam. Ia tahu, kabar tentang dirinya cepat atau lambat pasti akan tersebar. Setelah video Lexsi yang ia unggah kembali menjadi trending topik, maka secara otomatis orang-orang akan mencari tahu semua tentangnya. Dan ia tak perlu susah untuk mencari tahu siapa yang meriliskan berita tersebut.

"Ellina, kau mendengarku?"

"Ernest, kau meneleponku untuk ini? Kupikir karena proyek perangkat lunak kita yang akan siap beberapa minggu ke depan. Aku jadi kecewa,"

Di ujung sana, Ernest tak bisa berhenti untuk tidak ingin tahu. Ia bersikap acuh tak acuh pada kata-kata Ellina.

"Katakan dengan jujur. Kabar itu?"

"Benar,"

"Lalu, tujuanmu menghancurkan Reegan World beberapa minggu lalu, itu berarti?"

"Tak usah banyak berfikir. Aku sama sekali tak tertarik dengannya sedikit pun. Apa kau puas?"

"Ellina, dia bukan orang yang harus kau singgung. Aku memperingatkan ini, dia orang yang benar-benar berbeda."

Sayangnya Ellina telah menyinggung perasaan Tuan Muda Reegan secara jelas. Meski Ernest tak mengetahui semuanya, tapi ia mulai waspada. Terlebih, dia juga turut ambil andil dalam hancurnya perusahaan Reegan Word.

Ellina tertawa mendengar peringatan Ernest. "Dan aku mengatakan ini, karena kejadian itu, perusahaanmu menjadi perusahaan nomor satu di kota Z untuk sekarang. Lalu, dari segi mana kau harus menegurku?"

"Itu ...,"

"Ernest, aku katakan ini untuk mengingatkan. Aku hanya bekerja sesuai perintah. Dan perintah itu jatuh dari bibirmu. Kau pikir aku memiliki dendam untuknya? Oh, kau salah." senyum ejekan terlukis di bibir tipisnya.

Kau salah karena berpikir bahwa aku akan dendam karena menjadi tunangan buangan olehnya. Aku benar-benar mensyukuri itu lebih dari sekedar berkat dari Tuhan.

Merasa tak ada tanggapan, Ellina kembali melanjutkan. "Jadi jangan kau pikir, aku melakukan itu semua karena dendam pribadi. Adapun hal lainnya, itu hanya sebagai bonus untukmu. Lalu," ada jeda beberapa saat sebelum ia kembali bersuara. "... hal pribadiku, seharusnya bukan masalah untukmu."

"Tidak, aku hanya-"

"Setelah kontrak yang kau inginkan berhasil, aku tak berniat untuk melanjutkan persetujuan kita,"

Lalu setelah itu Ellina menutup teleponnya. Ia tersenyum tipis. Hal ini pasti akan terjadi, dia, Lexsi, sudah pasti adalah orang yang merilis berita tentang dirinya yang menjadi orang buangan. Ellina menepikan mobilnya, membuka laptopnya dari bangku di sampingnya dan mulai berselancar.

Ia terpaku pada kabar yang baru saja ia buka. Itu adalah kabar yang menjelaskan bahwa dirinya adalah gadis yang sempat di pilih oleh Kenzie untuk menjadi pasangan hidup sebelum akhirnya pilihan Kenzie jatuh pada Lexsi. Kabar itu jelas menekankan bahwa dirinya di buang. Tidak hanya dari keluarga Rexton tapi juga dari pilihan pria idaman nomor satu di kota Z.

Melihat kabar itu, Ellina tak bisa tak tertawa. Kabar itu jelas untuk menurunkan reputasinya dan menaikkan image Lexsi dengan cepat. Bahkan hal yang Ellina lakukan semalam tak menunjukkan hasil apa-apa. Seoalah bukan masalah besar saat akun Lexsi mengirimi video tak senonoh pada seluruh penggemarnya. Melihat itu, ia tak bisa berhenti di situ saja. Tanganmya bergerak cepat untuk memeriksa akun Lexsi. Lalu senyumnya yang tipis perlahan menjadi kian menegangkan.

"Oh, kau bertindak lebih cepat dari yang aku duga."

Ellina melihat bahwa Lexsi telah membuat video durasi pendek yang bertujuan untuk meminta maaf. Bahwa semua itu bukan dirinya melainkan karena akunnya telah di bajak. Dengan wajah sedih dan tatapan yang jernih, wajahnya menunjukkan rasa ketakutan dan permintaan maaf yang dalam.

"Aku, aku takut kalian akan meninggalkanku dan beralih berpikit bahwa aku adalah orang yang buruk dan mesum. Aku ... takut dan benar-benar mengkonfirmasi bahwa itu bukan diriku. Akunku benar-benar di bajak dan aku tak tahu dendam apa yang dia miliki hingga tega menjatuhkanku seperti ini. Untuk kalian semua, aku minta maaf sekali lagi,"

Ellina tertawa saat mendengar pernyataan itu. Begitu kagum pada akting Lexsi yang dapat bertingkah membalikkan keadaan dengan sangat mudah. Wajah cantik bagai peri yang turun dari bumi dan dengan mata kesedihan yang memiliki penyesalan sangat dalam. Hal itu benar-benar mengejutkan.

Lalu setelah video pernyataan itu selesai, menit berikutnya kabar tentang dirinya hadir di permukaan. Ellina sangat yakin, Lexsi membayar seseorang untuk merilis kabar tentang dirinya. Merasakan ini, ia benar-benar suka saat kabar dirinya menjadi hal utama yang di cari.

"Ellina E. V.,  lalu tunangan yang dibuang Reegan. Kau bahkan ingin menjelaskan bahwa aku di asingkan dari keluargaku secara jelas. Lalu orang-orang akan mencari tahu kebenaran dan beralih memperburuk keadaan. Hah, kau benar-benar hebat. Tapi mari kita lihat, sebagus apa kau menangani saat aku mulai bergabung dengan rencanamu. Aku akan merebut semua hal yang aku miliki."

Di kota Y, wajah Ernest mengeras. Kata-kata terakhir Ellina cukup membuatnya tercengang.

"Setelah kontrak yang kau inginkan berhasil, aku tak berniat melanjutkan persetujuan kita."

Tak lama senyumnya terkembang manis. Dengan tatapan yang menusuk ulu hati. Bibir tipis kian melebar dengan genggaman tangan mengerat pada handphone di tangannya.

"Oh, kau benar-benar luar biasa. Tapi, kau telah masuk dalam lingkaran E. V. dimana tak ada satu orangpun bisa pergi tanpa seijinku!"

Di tempat yang lain di kota Z, sebuah ruangan tertutup dari kafe kelas atas terlihat sunyi. Di sana telah duduk dua keluarga besar antara Rexton dan Reegan. Di sisi mereka, Lexsi dan Kenzie duduk berhadapan.

"Dalam pertemuan ini, aku berniat--"

"Melakukan pernikahan lebih cepat," potong Azzura mematahkan kata-kata Kenzie yang tengah mengudara.

Kenzie menoleh tak setuju, tapi Raven dan Azzura sama sekali tak menatapnya.

"Ayah, Ibu," ucap Kenzie tertekan.

Aldric dan Vania tersenyum.

"Kami benar-benar berpikir bahwa putri kami tak layak untuk si sandingkan dengan Kenzie," ucap Aldric penuh dengan rasa syukur. "Tapi ternyata kalian membuat mimpi yang tak akan pernah terjadi itu menjadi kenyataan. Kami benar-benar menghargai keputusan keluarga Reegan."

Vania menambahkan. "Adapun kesalahan yang telah Lexsi lakukan, itu karena banyaknya penggemar daj orang yang iri pada karirnya. Kami berharap bahwa keluarga Reegan tak menganggapnya sebagai gadis yang buruk,"

"Oh, kami sangat menyadarinya." ungkap Azzura sambil tersenyum lebar. "Gadis cantik dengan karir yang gemilang sepertinya, pasti memiliki banyak orang yang iri padanya. Kami sepenuhnya mengerti."

"Kami beharap keputusan ini adalah yang terbaik dalam dua keluarga kita."

Kenzie hanya berdiam diri, Sedangkan Lexsi tersenyum malu-malu.

Satu langkah lagi. Aku akan menjadi Nyonya Muda Reegan.

Membayangkanya saja sudah membuat Lexsi senang bukan main.

Namun pria di hadapannya tak memiliki ekspresi lebih pada wajahnya. Ia berniat meluruskan dan memutuskan keputusan dua keluarganya yang telah mencapai kesepakatan. Tapi siapa yang menyangka bahwa pertemuan kali ini semua kian lebih di percepat. Bahkan ia baru tahu bahwa undangan sebagian telah tersebar.