webnovel

Mystery of My Husband

Namaku Dinda, Aku menikah karena dijodohkan oleh Kakekku kepada pemuda asing, selama dua tahun terakhir hubunganku dengannya tidak berjalan layaknya hubungan suami istri, ditambah lagi Ibuku yang selalu tidak menyukainya, dia selalu dimarahi dan diremehkan bahkan semua pekerjaan rumah dibebankan kepadanya, mulai dari memasak, mencuci piring, mencuci baju, dan membersihkan rumah, Pemuda itu diperlakukan layaknya seperti seorang pembantu. Pemuda itu menjalani kehidupannya beberapa tahun ini dirumahku dengan sabar dan penuh tanggung jawab. hingga suatu hari, terjadi sesuatu yang membahayakan kepadaku, sehingga membuat pemuda itu menunjukkan jati dirinya secara tidak langsung, semua orang yang menggangguku dan meremehkannya dulu, satu per satu dihancurkan. Update 4 Bab setiap minggu.

Radar_Islam · Khoa huyễn
Không đủ số lượng người đọc
17 Chs

Berakhir dipecat!

Andi melirik sekilas Ayu yang berada di konter sana. Ia menemukan Ayu yang sedang tertawa sinis kepadanya, ia pun sudah memutuskan bahwa dirinya akan memberi pelajaran untuk wanita jalang yang suka merendahkan orang!

Mendengar Andi yang tidak ingin pergi, Tiara seketika marah besar. "Kamu masih merasa kurang memalukan? Ingin terus mencari perhatian disini? Andaikan kamu kaya, kita mungkin tidak akan dipermalukan."

Andi tertawa ringan dan berkata, "Ibu salah paham. Aku harus pergi beli sayur dulu, biar pulang nanti bisa langsung masak."

Tono ikut menyambung berkata, "Sudahlah, biarkan ia pergi beli sayur, agar aku tidak kesal melihatnya!"

Raut wajah Dinda juga terlihat kurang baik. Hatinya memang kurang nyaman setelah direndahkan banyak orang, dan dirinya juga merasa agak tidak puas terhadap Andi.

Semua salahnya. Jika ia tidak memaksa dirinya untuk mencoba liontin tersebut, bagaimana mungkin akan terjadi penghinaan seperti ini!

Setelah melihat mereka bertiga keluar toko dengan kesal, Andi baru berbalik badan Kembali ke jade jewelry, dan langsung berjalan kearah Ayu.

Melihat Andi yang berjalan kearahnya, Ayu pun berkata dengan sinis. "Yo, kamu tidak merasa senang dan ingin mencari masalah ya? Aku beritahu kamu, jangan cari masalah untuk dirimu sendiri. Tidak pernah ada orang yang berani membuat onar di Jade Jewelry!"

Wajah Andi masih datar, lalu ia pun membuka mulut berkata, "Bungkus Jade ini untukku. Aku menginginkannya."

Seketika terdengar kerumunan orang yang tertawa.

"Hahahahaha, orang bodoh ini sudah kecanduan untuk berpura-pura…"

"Orang bodoh ini mungkin belum selesai berakting!"

"Aduh, sudahlah, jangan lanjut acting lagi. Aku sudah mau mati karena tingkah laku kocaknya!"

Ayu juga tertawa sinis dan berkata. "Kamu mau? Emang Kamu mampu membelinya? Untuk apa kamu terus berpura-pura? Dasar bodoh, jade ini seharga dua puluh enam miliar. Kamu ingin membelinya, tunjukkan nominal tabugnanmu terlebih dahulu."

Andi benar-benar marah. Ia bertanya dengan datar. "Apakah ini sikap kalian terhadap pelanggan yang ingin membeli?"

Ayu mengangkat bahunya, tertawa dan berkata. "Pelanggan juga dibagi tingkatnya. Orang yang mampu beli tentu adalah pelanggan. Untuk orang sepertimu, memanglah bodoh! Aku beri tahu kamu, aku sudah sering bertemu dengan orang bodoh sepertimu, merasa diri sendiri kaya, ingin melampiaskan amarah, ingin membuat onar, tapi aku beri tahu lagi bahwa kamu dating ke tempat yang salah!"

Andi tidak ingin berbicara lagi dengannya, ia pun buka mulut berkata, "Panggil manajer toko kalian keluar. Ada yang ingin kubicarakan dengannya."

Ayu memasang raut wajah yang tenang berkata, "Apakah kamu berhak bertemu dengan manajer kita? Segera pergilah kamu. Kalau kamu tidak mau pergi, aku akan menyuruh petugas keamanan untuk mengusirmu.

Andi meliriknya sinis. Ia pun tidak peduli, meneluarkan telepon dan menghubungi Radit.

"Radit, datang ke jade jewelry dan siapkan uang tunai sebanyak dua puluh enam miliar untukku. Kutunggu sepuluh menit lagi."

"Tentu, Tuan Muda. Aku akan segera kesana."

Ayu menarik salah satu sudut bibirnya, sambal tertawa. "Si bodoh ini semakin menjadi-jadi! 26 miliar, bahkan seumur-umur aku belum pernah melihat uang sebanyak itu. Semoga kamu bisa membuatku melihatnya! Mungkin kamu belum tahu bahwa untuk mengambil uang tunai miliaran di bank harus bikin janji dengan pihak bank terlebih dahulu. Hahaha, kamu sungguh kocak!"

Andi mengangguk dan berkata, "kalau kamu belum pernah melihat uang sebanyak itu, tenang saja sebentar lagi kamu akan melihatnya."

Orang-orang disekitar juga membicarakannya.

"Miskin bukanlah masalah, tapi jangan membesar-besarkan diri…"

"hahaha, orang ini sama sekali bukan seperti orang kaya. 26 miliar? Jika ia bisa memperlihatkan uang tunai ratusan juta saja, aku akan memanggilnya Ayah!"

"Aku ingin melihat bagaimana bentuk uang sebanyak 26 miliar itu!"

Mendengar orang-orang yang berdiri pada pihaknya, wajah Ayu pun terukir senyuman, ia menunggu bagaimana si miskin itu mengatasi masalah ini jika nyatanya nanti dia hanyalah berbohong saja.

Beberapa menit kemudian, ada beberapa mobil Rolls Royce yang tiba-tiba berhenti di depan pintu Jade Jewelry.

Selanjutnya, dari dua Mobil Royce di depan muncul delapan pengawal yang memakai setelan jas hitam.

Tangan mereka membawa koper hitam. Mereka semua gagah perkasa, dengan ekspresi tegas dan penuh aura membunuh, bahkan suasana sekitar seketika menjadi lebih serius.

Mereka pun langsung menutupi area sekitar yang sebanyak sepuluh meter di depan pintu Jade Jewelry, menjaga dan melarang siapapun untuk masuk ke dalam toko!

Lalu, ada seorang pengawal yang membuka pintu mobil Rolls Royce yang ketiga, sehingga terlihat Radit yang turun dari kursi penumpang.

Adegan ini seketika membuat orang-orang di dalam Jade Jewelry tercengang!

Tokoh besar darimanakah ini, bisa-bisanya memiliki formasi yang begitu besar!

Ayu tercengang dan berpikir bahwa si miskin itu yang memanggil orang-orang ini dating?

Tapi setelah dipikir ulang, bagaimana mungkin? Si miskin itu mungkin kenal dengan tokoh besar yang begitu hebat.

Radit berlangkah besar ke dalam Jade Jewelry. Ayu pun sibuk menyambut kedatangannya.

Tapi Radit sama sekali tidak meliriknya, lalu langsung berjalan ke arah Andi.

"Tuan Muda, aku sudah dating, uang juga sudah kubawa." Ucap Radit, lalu melambaikan tangannya. Para pengawal yang dibelakang masuk ke dalam Jade Jewelry, lalu langsung meletakkan koper yang penuh dengan uang di meja dan membukanya.

Di dalam sana penuh dengan lembaran uang tunai yang berwarna merah!

Semua orang di sekitar terkejut, hingga menarik nafas dalam!

Sialan!

Si miskin ini… Oh bukan! Apa yang dikatakan orang ini bisa-bisanya benar!

Oh tuhan, sebenarnya siapakah orang ini?

Andi berkat kepada Radit. "Aku ingin bertemu dengan manajer toko ini, tapi wanita itu bilang aku tidak berhak, kamu atasilah sendiri!"

Radit mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya. Setelah mencari-cari, ia pun langsung menghubunginya.

Sekali panggilan terhubung, ia pun langsung marah kepada manajer toko itu. "Bajingan, Aku Radit. Aku sekarang ada di tokomu. Aku beri waktu satu menit untukmu segera dating kesini! Kalau tidak, aku akan menyuruh orang untuk membakar tokomu, serta mematahkan kakimu!"

Wajah Ayu seketika memucat, tatapannya pun penuh rasa takut saat memandag Radit.

Orang ini sungguh begitu hebat?

Bosnya merupakan tokoh besar yang cukup terhormat di Kota Z, apalagi memiliki koneksi yang luas, siapapun harus menghormatinya. Bagaimana mungkin ada yang berani berbicara seperti itu kepadanya?

Tak sampai semenit, seorang pria paruh baya buncit berlari cepat dari kantor belakang. Melihat Radit, ia langsung mendekatinya dan berkata, "Pak Radit, anda tidak memberitahuku sebelumnya kalau mau datang ke toko kecilku ini, setidaknya biarkan aku menyambut Anda."

Radit langsung mendaratkan sebuah tamparan pada wajahnya, lalu marah besar. "Kamu sombong sekali. Tuan Muda-ku ingin bertemu denganmu, tapi karyawanmu bilang Tuan Muda-ku tidak berhak. Coba kamu katakan, apakah kamu tidak ingin hidup lagi?"

Awalnya pria gemuk itu agak sedih setelah menerima tamparan, tapi setelah mendengar ucapannya, ia seketika terkejut, hingga seperti mati rasa tubuhnya.

Tuan Muda-nya Radit? Oh Tuhan, keberadaan Radit saja sudah seperti ini. Apalagi Tuan Muda-nya.

Mencari masalah dengan Radit saja sudah bisa mati, apalagi dengan Tuan Muda-nya.

Kedua kakinya terus gemetar, lalu menoleh ke melihat ke arah Andi yang berada di samping Radit. Meskipun terlihat miskin, tapi ia adalah Tuan Muda-nya Radit!

Mengingat ini, pria gemuk ini semakin ketakutan dan sibuk berkata, "Sungguh maaf, Tuan Muda. Aku meminta maaf kepada Anda."

Lalu ia menoleh ke belakang, memasang wajah penuh amarah dan berkata, "Sebenarnya kamu tadi ngapain, sampai membuat Tuan Muda marah? Segera keluar, Kamu dipecat!"

Pandangan semua orang seketika terpusat pada Ayu.

Ayu gemetar dan ketakutan.

Pria gemuk itu menarik kerah pakaian Ayu dan mendaratkan tamparan pada wajahnya. Ia marah besar dan berkata, "Dasar wanita jalang, Kamu berani-beraninya membuat Tuan Muda marah!"

Ayu tertampar jauh di lantai, dan menangis. "Maaf, Bos. Aku sendiri yang salah, mohon Anda maafkan aku kali ini!"