webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
145 Chs

116 - Forecast × Spiders Part 2

"Tanggalan kehilangan komponen berharganya. Bulan yang tersisa berkumpul untuk berduka. Bulan pertama yang kehilangan kesempatan, terus mengejar bulan kesebelas sendirian. Bunga krisan layu dan terjatuh, berbaring di sebelah mata merah berdarah, tapi laba-laba tidak akan berhenti walau telah kehilangan setengah badannya."

Setelah Nobunaga selesai membaca isi ramalan yang dituliskan oleh Chrollo untuknya, dia melihat ke arah Chrollo. Dia sedang menunggu penjelasan lebih dari Chrollo.

Lucia : Waktu aku membuntuti Lucilfer, samar-samar kudengar ramalan gadis itu sangatlah akurat. Apa itu benar?

Nobunaga melirik ke arah Lucia yang berdiri di samping Chrollo.

Nobunaga : Gadis itu?

Chrollo : Benar. Gadis itu mengatakan bahwa ramalannya 100% akurat dan di tulis ke dalam puisi. Itu kemampuan untuk melihat masa depan yang aku curi dari seorang gadis, putri dari keluarga Nostrade.

Nobunaga : 100% akurat?

Chrollo : Setiap bait meramalkan kejadian tiap minggu.

Nobunaga kembali melihat kertas ramalan yang ada di tangannya.

Chrollo : Lalu ini adalah ramalanku** yang kuterima dari gadis itu kemarin.

Nobunaga mengambil buku tersebut, lalu membacanya di dalam hatinya. Lucia sedikit tersentak saat mendengar isi hati Nobunaga yang sedang membaca ramalan Chrollo. Dia menyadari sesuatu lalu tersenyum licik.

Lucia : (Hee... Tidak kusangka ternyata ramalannya ada yang sedikit berbeda dengan cerita aslinya. Mungkin ini akan menjadi lebih menarik.)

(**Untuk kilas balik, Readers bisa kembali membaca ramalan Chrollo di ep 111.)

Nobunaga : Tentang bait di bagian ini "kalender kehilangan komponen berharganya" apa mungkin...

Chrollo hanya mengangguk pelan sekali, lalu berkata, "Uvo."

Nobunaga tersentak kaget dan tanpa sadar matanya menyipit.

Chrollo : Padahal gadis itu tidak tahu tentang Uvo. Dengan kata lain, dia memperkirakan serangan kita di perlelangan mafia. Lalu, di antara para Ten Dons ada yang mengagumi ramalannya.

Franklin : Begitu ya. Jadi itu kenapa hartanya sudah dipindahkan saat pertama kali kita menyerang.

Shizuku : Memangnya apa yang tertulis pada ramalan Nobunaga?

Chrollo : Aku tidak tahu apa yang tertulis. Itu tertulis sendiri. Tanyakan saja langsung pada Nobunaga.

Shalnark : Nobunaga, bagaimana?

Nobunaga masih belum mengalihkan pandangannya pada kertas ramalannya.

Nobunaga : Minggu depan, lima dari kita mungkin akan mati.

Franklin : Siapa lima orang tersebut?

Nobunaga : Entahlah... Aku tidak bisa menafsirkannya.

Nobunaga memegangi dagunya.

Nobunaga : Aku hanya bisa sedikit mengerti tentang bait kedua.

"Laba-laba kehilangan setengah badannya."

Phinks : Kalau laba-laba, berarti kita.

Nobunaga : Ya. Lalu kata "badan" bisa berarti tiap-tiap anggota, jadi setengahnya enam orang. Itu berarti sisanya tinggal lima orang lagi setelah Uvo.

Chrollo : Itu sama seperti ramalanku.

Shizuku turun dari tempatnya lalu berjalan mendekati Nobunaga.

Shizuku : Chotto misete... (Perlihatkan padaku sedikit...)

Nobunaga langsung memberikan kertas ramalannya kepada Shizuku.

Shizuku : Ketua, bisa ramalkan diriku?

Chrollo : Mondai nai (Tidak masalah).

Isi ramalan Shizuku :

"Tanggalan kehilangan komponen berharganya. Bulan yang tersisa berkumpul untuk berduka. Kau bergabung dengan temanmu sebagai persembahan untuk menjaganya dari rasa kesepian. Kau akan menemukan ketenangan abadi di ruangan yang penuh dengan benda hitam. Berhati-hatilah dengan kesendirian. Karena yang paling kau takuti disaat kalian sendirian."

Shizuku mengangkat kertas ramalan Nobunaga dan buku Chrollo ke atas.

Shizuku : Sudah kuduga... Yang akan mati minggu depan adalah aku.

Franklin : Maji ka (Yang benar?)

Shizuku : Ya. Soalnya aku hanya dapat dua bait puisi.

Shizuku kembali mencocokkan dan membandingkan ramalannya dengan ramalan Nobunaga dan Chrollo.

Shizuku : Sisanya mungkin Pakunoda dan Shalnark yang akan mati.

Pakunoda : Hm...

Shalnark : Hee...

Nobunaga : Kenapa kau bisa tahu kalau mereka berdua yang akan mati?

Shizuku menjelaskan isi ramalan tersebut. Dia mengatakan bahwa nomor bulan adalah nomor tiap anggota Ryodan. Lalu Chrollo juga menjelaskan bahwa bunga krisan adalah bulan September (Pakunoda) karena bunga itu mekar di bulan Agustus (Shizuku) dan akan layu pada bulan Juni (Shalnark).

Shizuku : Lalu aku masih tidak begitu mengerti tentang kata "mata merah" dan kata "senar perak" pada buku ramalan ketua ini. Kira-kira siapa ya?

Phinks : Itu bukan kita. Kurasa itu si pengguna rantai.

Pakunoda : Mata merah... Ah, aku ingat. Ada sebuah klan yang matanya berubah menjadi merah.

Lucia : Maksudmu klan Kurta yang pernah kita basmi itu?

Feitan : Benar. Apa masih ada yang hidup?

Nobunaga seperti tersadar akan sesuatu. Dia hanya terpaku diam di tempatnya.

Shalnark : Sepertinya begitu...

Kortopi : Apa dia juga akan mati?

Phinks : Aku tidak tahu. Lagian ramalan menuliskan kalau dia akan dipenuhi darah.

Shalnark : Nobunaga, ini berarti kita akan menderita parah jika kita melawan si pengguna rantai! Apa kau mengerti? Kita akan kehilangan setengah anggota. Kekuatan Nenku dan punyamu mudah untuk digantikan tapi tidak untuk Pakunoda dan Shizuku. Mereka itu langka. Ryodan tidak boleh kehilangan mereka!

Nobunaga masih tidak merespon apapun. Dia sedang berpikir keras. Chrollo mencoba membujuk Nobunaga kembali.

Chrollo : Keuntungan bisa memprediksi mengenai masa depan adalah bisa menghindari ramalan yang tidak diinginkan. Jika kita bisa pergi dari tempat ini tanpa melawan si pengguna rantai...

Di samping itu, Lucia menyadari Hisoka sedang melakukan sesuatu terhadap ponselnya. Lucia sangat tahu kalau Hisoka pasti sedang mengirim sebuah pesan singkat kepada Kurapika mengenai mayat Ryodan yang palsu itu. Tanpa sepengetahuan anggota lainnya, mata Lucia dan Hisoka saling bertemu pandang, lalu mereka tersenyum licik.

Chrollo : Kemungkinan ramalan ini 100% tidak akan terjadi. Nobunaga, kau dan Uvo adalah penyerang di Ryodan. Mati hanyalah bagian dari tugasmu. Aku yakin kalian berdua memilihnya dengan sukarela dan tahu akan risknya, bukan?

Nobunaga : Ya, benar...

Chrollo : Shizuku, Paku, dan Shal. Mereka yang mencari informasi, mereka memberikan dukungan pada kita. Bisa di bilang mereka adalah garis hidup. Bukankah kau bertugas sebagai perisai mereka?

Nobunaga : Ya, itu benar!

Hisoka : Tunggu!

Hisoka turun dari tempat favoritenya dan berdiri tegak di atas batu besar menghadap ke arah Chrollo dan semua anggota Genei Ryodan. Seketika itu juga, semua orang yang berada di sana refleks melihat ke arah Hisoka.

Hisoka : Kau juga harus menulis ramalan untuk anggota lainnya.

Tiba-tiba Lucia juga membuka suaranya. Semua anggota langsung melihat ke arah Lucia. Lucia tersenyum cukup lebar.

Lucia : Aku setuju dengan perkataan Hisoka. Kenapa kau tidak mencoba meramal kita semua, Lucilfer?

Hisoka : Mungkin saja kita bisa menambah petunjuk tambahan untuk menghindari ramalan.

Hujan turun semakin deras membasahi permukaan. Gon, Killua, Kurapika dan Leorio masih membahas dan merencanakan apa yang akan mereka lakukan setelah ini.

Killua : Karena sekarang kita sudah tahu tentang rahasia Kurapika, sebaiknya kita segera melakukan sesuatu. Tidak ada waktu lagi, kita harus segera bertindak sebelum terlambat!

Kurapika : Kau benar. Orang itu mungkin menjadi ancaman... Tapi aku lebih ingin mencari bola mata merah klanku yang tersisa.

Killua : Serius?!

Kurapika : Ya.

Killua : Apa kau yakin dengan pilihanmu itu?!

Leorio : Kurapika sudah memutuskannya.

Killua : Tapi...

Leorio : Kita tidak bisa memaksanya.

Killua kembali duduk.

Kurapika : Maaf, Killua. Terima kasih atas informasi berharganya. Mengenai Ryodan, biar aku sajー

Belum sempat Kurapika mengatakan semua perkataannya. Tiba-tiba ponsel Kurapika berbunyi tanda sebuah pesan masuk dan itu membuat perkataan Kurapika terhenti begitu saja. Kurapika mengeluarkan ponselnya.

Kurapika : Pesan masuk dari Hisoka.

Gon, Killua dan Leorio tersentak kaget. Kurapika membuka pesan tersebut.

"Semua mayat itu palsu ☆~_~◇"

Kurapika terdiam. Tiba-tiba ekspresi wajahnya juga berubah. Meskipun Kurapika sudah mengetahui kebenaran mengenai mayat palsu tersebut, akan tetapi dia tetap saja masih tersentak kaget.

Pesan Hisoka kembali membuka matanya lebar-lebar. Kurapika pun kembali tersadar akan kebenciannya terhadap Ryodan masih belum musnah, melainkan semakin bertambah besar ketika melihat pesan masuk Hisoka.

Seketika itu juga, amarah yang tadi sudah mulai padam pun kembali melonjak tinggi ke atas. Gon, Killua dan Leorio yang merasa khawatir dengan perubahan sikap dan ekspresi Kurapika pun mencoba bertanya dan menenangkannya.

Gon : Kurapika tenanglah.

Leorio : Kurapika ada apa?

Killua : Apa yang tertulis pada pesannya?

Kurapika : Aku berubah pikiran.

Leorio : Haa?

Killua : Berarti situasinya berubah ya. Bagaimana sekarang? Apa rencanamu? Kami akan membantumu.

Kurapika melihat ke arah mata teman-temannya yang merasa sangat yakin dan tidak bisa dibantah lagi. Tiba-tiba ponsel Kurapika kembali berbunyi. Senritsu memberi kabar jika para komunitas mafia berencana untuk memanggil pemburu untuk membasmi Ryodan yang tersisa.

Kurapika : Apa?

Senritsu : Lalu sepertinya mereka tahu Ryodan itu berasal dari kota Meteor. Ten Dons memberi perintah langsung. Hadiahnya juga sudah dicabut.

Tidak lama kemudian, Kurapika mematikan teleponnya.

Gon : Kurapika, yang tadi itu siapa?

Kurapika : Teman rekan kerjaku. Katanya hadiah untuk kepala Ryodannya sudah dicabut.

Killua : Apa kau serius?

Killua dan Gon saling pandang sejenak lalu kembali melihat ke arah Kurapika.

Kurapika : Lalu Ryodan itu berasal dari kota Meteor.

Killua sedikit tersentak kaget saat mendengar nama kota Meteor. Tiba-tiba dia teringat dengan Lucia yang sering pergi ke kota tersebut atas perintah ayahnya untuk menjalankan sebuah tugas yang tidak dia ketahui. Gon melihat ke arah Killua. Dia merasa ada yang aneh dengan Killua. Akan tetapi dia tidak berkomentar apapun.

Leorio : Begitu rupanya. Pantasan saja kenapa selama ini mereka masih tidak bisa tertangkap karena identitas mereka tidak diketahui.

Gon : Kota Meteor. Tempat seperti apa itu?

Leorio : 1500 tahun yang lalu, itu adalah kota tempat pembuangan sampah yang penuh dengan orang-orangnya jauh dari hubungan sosial. Tidak ada pemerintahan dan sebuah daerah terbengkalai.

Gon : Memangnya ada ya kota seperti itu?

Leorio : Ya. Orang yang hidup di tempat sampah adalah orang yang di buang di sana. Kau juga bisa membuang apapun di sana seperti senjata, sampah bahkan orang. Dan orang yang tinggal di sana akan menerima apapun yang telah di buang. Kudengar penduduk kota Meteor berbagi ikatan lebih tipis dari orang asing dan lebih kuat dari keluarga.

Kurapika : Sebenarnya ada orang yang membangun kota tersebut dengan senjata dan besi berharga dari sampah. Itu mungkin komunitas mafia.

Gon : Eh? Apa maksudmu? Bukannya mafia memburu Ryodan ya?

Kurapika : Contohnya mafia merekrut orang dari kota Meteor.

Leorio : Orang yang jauh dari hubungan sosial. Jadi wajar kalau melakukan pembunuhan. Ryodan menghancurkan hubungan antara komunitas mafia dan kota Meteor. Tapi mafia lebih memilih mengutamakan hubungan itu.

Killua : Kau tahu, itu tempat yang selalu dikunjungi oleh Luci dan juga tanah kelahiran ibuku.

Kurapika, Leorio dan Gon sedikit tersentak kaget lalu melihat ke arah Killua. Tiba-tiba Kurapika bangkit dari tempat duduknya dan beranjak pergi dari sana.

Gon : Eh? Kau mau pergi kemana, Kurapika?

Kurapika : Aku punya hal untuk diurus.

Chrollo : Baiklah, aku akan membuat ramalan untuk seluruh anggota. Tuliskan nama, tanggal lahir dan tipe golong darah kalian di kertas-kertas ini.

Seluruh anggota Ryodan menerima kertas itu dan mulai menuliskan sesuai yang dikatakan Chrollo. Kemudian orang pertama yang diramal adalah Lucia.

Setelah Chrollo selesai menulis, Lucia menerima kertas ramalannya. Dia tersenyum lebar saat membaca isinya karena sudah bisa menebak dengan apa yang tertulis.

Isi ramalan Lucia :

"Tanggalan kehilangan komponen berharganya. Bulan yang tersisa berkumpul untuk berduka. Kau akan kehilangan bulan berharga yang kau sayangi. Akan tetapi, kau tidak akan merasa sedih dan kesepian karena akan ada yang menemanimu bermain. Membiarkanmu bertiga dengan orang yang membawa salib terbalik dan bulan ke-4."

-Bersambung-